Delon yang baru bangun menatap ke sekeliling, ternyata, dia sudah berada di dalam kamar. ada Kara yang duduk di samping, remaja itu menatapnya dengan tersenyum.
"Kamu sudah bangun, Delon?"
Delon mendengus. "Lo liatnya gue masih tidur, Kar?" tanya Delon setelah bangun dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kasur.
Kara terkekeh. "Kamu sudah sembuh, ya, Delon?"
Delon yang terpejam dengan tubuh menyandar pada sandaran kasur menjawab. "Ngapain lo tanya gitu, seneng lo liat gue sakit?"
Kara menggeleng. "Bukan begitu, Delon. kalau kamu udah marah-marah, berarti kamu sudah sembuh!" tanggapnya cepat.
Kara berdiri dari duduknya begitu tidak mendengar jawaban Delon. dia tempelkan punggung tangannya pada kening anak angkat Kakak sulungnya itu. "Kamu masih hangat sedikit, Delon. kamu sudah minum obat? bang Ar tahu kamu belum makan sejak kemarin, Delon?"
"Bawel lo, Kar!" balas Delon setelah melihat Kara yang berdiri di sampingnya. "Makin pusing gue denger lo ngomong!"
Mendengar perkataan Delon. Kara sontak memijat kening remaja itu dengan pelan.
"Ck, Kar, nggak usah!" tolak Delon dengan menurunkan tangan Kara.
"Tapi Delon-----"
Kara terdiam begitu Delon menatapnya dengan pelototan garang.
"Lo kalau dibilangin nurut, Kar!" perintah Delon yang langsung dibalas anggukan oleh Kara.
"Lo udah makan?" tanya Delon. biasanya remaja itu akan menunggunya untuk makan bersama.
Kara mengangguk. "Tadi pagi belum, tapi pas aku pulang jalan-jalan sama bang Gala, kata bang Neo kamu ikut ke kantor sama bang Ar. jadi aku makan duluan, nggak pa-pa 'kan, Delon?"
Delon mendelik. dia jitak kening Kara dengan pelan. "Lain kali jangan tungguin gue, Kar! lo nggak mau disuntik, 'kan?"
"Kamu disuntik, Delon?" tanya Kara. melihat gelengan Delon, dia yang masih berdiri sontak duduk. "Kok tidak disuntik, aku kalau sakit disuntik, loh!" lanjutnya berujar bangga.
Delon hanya mengangguk sebagai tanggapan. kelopak matanya yang kembali terpejam terpaksa terbuka begitu Kara yang tiba-tiba berhambur memeluknya. "Kar?"
"Kar, lo kenapa?" tanya Delon begitu mendengar isak tangis Kara. "Kar?" panggilnya lagi begitu mendengar isak tangis remaja itu yang semakin menjadi. dia usap punggung Kara agar remaja itu tenang.
"Karaaa.. lo kalau ada masalah cerita!" ucap Delon saat Kara melepas pelukannya.
Bukannya menjawab. Kara justru beralih turun dari tempat tidur. dia buka laci nakas paling bawah, diambilnya kotak hitam dari dalam sana. "De----delon, semalam aku mimpi ketemu teman kecil aku lagi!"
"Teman kecil?"
Kara mengangguk. kotak hitam itu dia peluk dengan erat. "A---aku, a---aku ketemu sama dia pas masih kecil! pas terakhir aku mau ketemu dia, dia tidak datang!"
"Aku juga belum tahu namanya siapa!"
Kening Delon mengerut. dia ikut turun dari tempat tidur dan langsung duduk di samping Kara dengan selimut yang masih menutupi tubuhnya. "Terus? kok lo bilang dia temen lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different, D.A || Selesai ||
Short StoryIni kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan Kara. Tapi, ini juga akan menceritakan kisah Argon dan Delon yang statusnya sudah berubah, yakni me...