11.

4.4K 465 98
                                    


Long time no see😃

--

Aurora tidak gila.

Barangkali ada beberapa dari kalian yang ingin mengatakan hal itu pada Aurora setelah melihat beberapa bukti nyata betapa kendurnya saraf otak gadis itu.

Berkunjung ke rumah Alda setelah menciptakan masalah bukanlah hal besar, kan?

Ya masa cuma karena Aurora yang ditolak terang-terangan dan menyebabkan kekesalan Ares, hubungan Aurora dengan keluarga Onty Maria ikut karam. Aurora tidak menginginkan hal itu, karena berpikiran terbuka merupakan salah satu hal yang ada dalam proses pendewasaan diri, Aurora pun hanya pasrah saat Alda menyeretnya untuk bermain ke rumah. Tidak seorang diri, Cassy juga ikut. Lagipula sudah lama.

Lebih-lebih... Alda bilang kalau Ares akan segera kembali ke Australia. Tidak lebih lama dari dua hari lelaki itu di rumah, dia bahkan belum bertemu Samuel dan sudah mau pergi lagi. Teman masa kecil memang bukan prioritas, dengan hal itu Aurora mengerti betapa kesibukan dan hidup amatlah berubah setelah orang beranjak dewasa. Namun daripada menyesal karena tidak bertemu untuk terakhir kalinya, Aurora memutuskan untuk setor muka. Jika ada kesempatan, ia juga ingin bicara, namun jika tidak, melihat saja juga tak apa.

Sayangnya, saat sudah sampai di kediaman agung Foster-Bagaskara ini Aurora harus menelan ludah satu kali lagi, ia bahkan tidak melepaskan rangkulan tangan Cassy hingga mereka masuk ke dalam kamar Alda.

Rumah besar yang biasanya sangat sepi itu tiba-tiba saja jadi begitu ramai, sungguh pemandangan yang amat langka, bahkan saat ada pertemuan keluarga atau sekedar perkumpulan teman lama antar ibu-ibu mereka tidak seramai ini.

Aurora terkejut tapi tidak terlalu terkejut juga.

Benar.

Ares sedang mengadakan pesta perpisahan. Pria tinggi itu punya banyak teman, dan mungkin Onty Maria sudah memberikan ijin jadi dia membawa teman sebanyak itu ke rumah. Hanya saja, sepertinya, Ares lupa memberitahumu Alda. Ares mungkin lupa bahwa ia punya adik perempuan yang tidak terlalu suka keramaian.

Apa lagi saat baru datang tadi, teman-teman Ares terang-terangan memandang tiga dara berseragam SMA itu. Tatapan yang tidak mengenakan, mungkin tidak juga berniat jahat, tetapi tetap saja, Aurora Alda dan Cassy merasa seperti baru memasuki gang yang penuh bujangan. Tidak nyaman.

"Kenapa bawa pulang temen nggak bilang? Mana banyak lagi. Ada ceweknya lagi!"

"Aku kan udah bilang, Rora sama Cassy mau main."

"Terus kenapa? Di kamar kan palingan? Temen gue juga nggak rusuh kok."

Sayup-sayup sebelum pintu tertutup sempurna, Aurora sempat mendengar percakapan kecil itu.

Wajar kalau Alda marah. Kalau Samuel pulang ke rumah dan membawa pasukan tanpa bilang begitu juga Aurora pasti akan ngamuk besar.

Saat dua kakak beradik itu bicara Aurora dan Cassy berdiam di dalam kamar Alda yang sepertinya lebih cocok dibilang sebagai toko merchendise artis K-Pop ini, memutar film, memakan ciki, bergosip kecil dan saling tonyor karena salah tebak alur cerita.

Apa Aurora tidak penasaran? Tentu saja Aurora penasaran dengan apa yang Ares dan Alda bicarakan sampai se-lama ini, film yang Cassy pilih hari ini sudah hampir masuk konflik dan Alda belum memperlihatkan Batang hidungnya. Sepertinya serius. Sebelumnya Aurora selalu ada di antara Alda dan Ares, saat kakak dan adik itu bertengkar Aurora juga jadi penengahnya.

Sekarang? Lain pasal. Aurora tidak berhak ikut campur, tentu saja ia tahu itu. Lagipula ini bukan masalah besar.

Saat dua dara yang terkapar di kasur itu sibuk melihat layar televisi sembari memakan keripik kentang tiba-tiba saja pintu kamar Alda terbuka pelan. Aurora menoleh secara otomatis, saat gadis berpipi tembam itu melihat Maria memasuki kamar Aurora tidak menunda senyumnya terbit satu detik pun, ia bangkit dari rebahan dan langsung menerjang jatuh ke pelukan Maria.

Sexy NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang