Typo bertebaran gengs
Happy readingAna sudah kembali ke dunianya. Yah, sekolah. Perlu dia akui bahwa rutinitasnya sedikit menyusahkan setelah menikah.
Ia harus bangun lebih pagi, memasak kemudian menyiapkan seragam suaminya lalu mempersiapkan dirinya sendiri. Mungkin ini alasan beberapa orang menggunakan jasa ART.
"Ana, lo udah selesai ngerjain peer kimia? Boleh liat ga?" tanya Andien, ketika Ana baru mendudukan dirinya di samping gadis itu.
Belum sempat protes, Ana terkaget karena melihat sebuah buku bersampul lilac jatuh tepat di mejanya.
"Dari pak bos, katanya jangan teledor lagi kalo naro barang," ucap Ken, cowok dengan ciri khas bad boy itu sebelum beranjak dari hadapan Ana dan Andien yang hnya menyimak sedari tadi.
"Tuh, langsung disalin aja. Dijamin bener kok, suami gue kan pinter," kata Ana, sebelum merebahkan kepalanya di atas meja. Ngantuk bestie!
Selepas pelajaran kimia yang berlangsung cukup menguras tenaga. Anna sedikit ngantuk karena semalam tidur larut akibat sibuk menyetrika.
"Woi kantin yuk, laper nih," ucap Ana, begitu Pak Tio keluar dari kelasnya.
Andien dan Tiara hanya mengangguk, kemudian berlalu menuju ke kantin. Karena dari ekspresinya, Ana terlihat sudah sangat kelaparan dan mengganggunya hanya akan memperburuk suasana.
Ana mengambil tempat di dekat bangku pojok, berjarak dua bangku dengan tempat anak-anak Hwarang.
Ana memilih untuk langsung menyantap mie ayam pesananya, gadis itu sudah sangat lapar sejak tadi karena tidak sempat sarapan.
"An, kelaperan lo?" kata Andien, karena Ana mendahuluinya.
Ana tidak merespon, gadis itu hanya berdehem sambil melanjutkan makannya dengan khidmat.
"Grey udah makan? Ini aku tadi bikin bekal lebih, buat kamu aja," ucap Mila, yang sontak membuat Ana menjatuhkan sendoknya dengan kasar.
"An, sabar dulu jangan emosi oke? Dia juga udah punya suami," ucap Tiara, mencoba menenangkan sahabatnya itu.
Ana mencoba menetralkan emosinya, gadis itu berbalik menatap ke arah tempat Grey dan teman-temannya duduk.
"Ga usah, saya ga bisa makan sembarangan," jawab Grey, menatap lurus ke depan.
Ana memilih untuk diam sambil menonton kejadian di depannya. Ia hampir melupakan bahwa suminya masih seorang Grey, yang terkenal akan sikap cuek nan dinginnya.
Mila berlalu dari hadapan Grey. Gadis itu memang masih bisa bersekolah, karena koneksi ayah Alex yang adalah salah satu donatur di sekolah mereka. Setidaknya sampai ujian akhir selsai.
"Eh, bentar lagi Grey ujian yah An?" tanya Tiara, yang baru saja bergabung usai dari toilet.
"Iya, mungkin bentar lagi di bakal sibuk baca buku sama ngerjain soal," balas Ana, diakhiri helaan napas.
Ia tahu betul, bagaimana Grey yang sangat berambisi dalam memenangkan tantangan ayahnya. Padahal, kalaupun Grey melanggarnya tidak ada yang akan tahu.
"Sayang, pulang nanti kita ke toko buku dulu yah?" ucap Grey, menghentikan niat Andien untuk menimpali jawaban Ana brusan.
Cowok dengan seragam yang rapih, serta potongan rambut under cut itu, mengelus lembut rambut sang istri.
Ana berdehem sebagai jawaban, kemudian menatap lekat Grey. Sungguh, tidak ada celah pada wajah tampannya.
Ana tersenyum simpul, sampai Grey menunduk mendekatinya kemudian berbisik.
"Makan yang banyak, selesai ujian kamu siap-siap sayang," bisik Grey, sebelum meninggalkan meja istrinya lengkap dengan senyum tipis.
"Lo kenapa merah-merah gitu mukanya?" tanya Andien, karena wajah hingga leher Ana memerah setelah ditinggal Grey.
Ana menepuk pelan pipinya, sial Grey berhasil menggodanya.
Dengan kesal gadis itu menggeleng pelan, kemudian melanjutkan kegiatannya dengan bergosip ria. Biasalah cewek kalo udah ngumpul.
***
Annyeong!!!
Yuhuuu thank you buat semua yg udh baca cerita ini sejauh ini yah
Love u banyak " guysSo, aku minta maaf bgt karna baru bisa up sekarang karena aku sibuk mau persiapan UAS guys.
Ribet bgt emang bnyk project gitu lho.
Semoga kalian suka part ini, jgn lupa vote sama koment untuk next part yah
See youu
Hwarang's
KAMU SEDANG MEMBACA
[Wellington's 1] MY POSSESIVE GREY
Teen FictionGimana rasanya dipossesifin cowok? Seru? Ngeselin, atau romantis? Tapi, kalo yang possesifin itu abang sepupu gimana rasanya tuh? Mau baper, tapi dia sodara kamu. Mau berusaha ga baper, tapi dia terus-terusan bikin baper. Ah susah! Begitulah rasa...