ke-11

911 39 0
                                    


~

Bel yang tidak biasa berbunyi di kediaman D.Pallevo itu pagi ini tiba tiba berbunyi nyaring, diam sejenak hingga suara telapak kaki dari lantai atas tampak Berburu

Buk.. Buk..Buk..

"Siapa duluan ngebukain dapet hadiah!" Akira dan Jres dari lantai atas memacu lari mereka untuk segera sampai pintu

"Awas kalau kalah, harus beri aku hadiah" Jres yang mengiringi Akira dari belakang menahan tangan gadis itu guna menghalangi sampai ke pintu, tentu Akira yang tidak mau mengalah dengan sekuat tenaga berusaha memisahkan diri , gadis itu tertawa

Ting..tong..

Bel malah terabaikan, kejam sekali.

Sampai jemari lentik Akira hendak meraih gagang pintu, Jres meraih tubuh gadis itu kearahnya "oh tidak semudah itu" Jres mendekap Akira yang masih meronta sambil masih tertawa, kalau di pikir sudah lama mereka tidak bertarung hanya untuk membuka pintu  seperti ini

Ting..tong..ting..tong..

Suara bel semakin nyinyir memekakkam kediaman Jres, membuat Akira tak enak berlama lama mengabaikan tamu mereka "udah kak Essan, tamunya ntar marah "

"Ya ngapain bertamu?" seiring ucapan Jres itu, Akira sudah meraih gagang pintu dan menariknya terbuka, Gotca!

Sungguh Epik situasi dan kondisi ini, Si Tamu melihat 'keakraban' itu dengan ekspresi '??' membuat Akira melepas paksa tangan Jres yang merengkuhnya tadi

"Awee?!"

Jres yang di tampik Akira begitu saja menjauh satu langkah, menatap gadis itu datar dengan hatinya yang perlahan mendidih. Di tambah lagi matanya melirik Awee yang katanya 'cuma sahabat' malah berani mengajak Akiranya pacaran.

Pandangan Awee padanya juga tak kalah datarnya, seolah memperangkan siapa yang paling dingin dan Dominan diantara mereka

"Awee, masuk dulu" Akira membasa basi kan Awee yang di jawab senyum dan anggukan pemuda yang bahkan tingginya hampir menyerupai Jres yang jangkung.dan Tidak bisa juga jika Jres mengusir bocah labil di depannya ini, karna si tiang listrik bercincin Gucci itu sudah pernah berkunjung sebelumnya yang dengan ganas ia usir, dan Akira mogok bicara setelahnya.

Awee dengan Tatakrama didikan keluarga tersohornya menyodorkan tangan kepada Jres "selamat malam"

Jres meng-anggukkan kepalanya, Melihat aura tantangan yang sangat tampak di keluarkan pemuda tinggi di depannya ini membuat Jres merasa tertantang, pikirannya dapat menebak jika Awee ini bukan seperti bocah seumurannya.

Tapi untuk sekarang Jres masih mau main aman, biar semesta menyaksikan
Diam-diam mematikannya.

Awee di suguhkan air mineral oleh Akira atas kemauan pemuda itu sendiri, setelah itu Awee meminta gadis itu untuk duduk di sebelahnya "PR kamu sudah di kerjakan?" tanya nya mencari topik agar mata Akira tidak bergerak gelisah karna khawatir padanya

"Sudah" bukannya Akira, Jres yang tampak fokus pada tabletnya menjawab, Akira bahkan belum sempay ambil nafas

"Kliping yang deadline nya besok?"

"Sudah" lagi lagi di jawab Jres, panasnya dia melihat Akira bersebelahan begitu di depan matanya.

Awee menarik nafasnya pelan, setenangnya air pasti ada riak pada waktunya "kita ngomong di balkon kamu aja, mau?" tanya nya pada Akira, Akira yang juga tidak enak atas sikap Jres tadi mengangguk cepat "mau, Ayo"

Baru saja dua sejoli itu bangkit, ucapan introvet yang berdaya ekstrovet Jres meluncur dengan santainya "hubungan macam apa yang kalian lakukan?" tanyanya seraya kepalanya yang tadi menunduk memperhatikan tablet menengadah.

"Apa maksud anda?" daya tangkap Awee yang lebih cepat daripada Akira itu sarkas menatap Jres, melihat Awee cepat mengerti membuat Jres mengangguk tidak sulit ternyata ngomong sama bocah satu ini

"Kau terlihat mengerti ucapanku, sejauh mana kalian selama ini?" tablet yang tadi menyala dengan kurva kurva kecil redup karna kian tak di sentuh

"Kakak macam apa yang menuduh adik nya seperti itu?"

"Aku bertanya, bukan menuduh" Jres meletakkan tablet disamping kopinya

Awee terus membatin sabar, dari awal dia sudah menduga akan sifat Jres ini, bukan hanya sebatas adik dan kakak, Jres memiliki hal lain yang di sembunyikannya terkhusus untuk Akira
"Kamu duluan aja, nanti aku menyusul" perintah pemuda itu pada Akira, tatapan tidak mau Akira layangkan tapi ke Dominan Awee padanya membuat gadis itu menurut pergi ke kamarnya.

"Menyusul?" Jres bersandar pada Sofa yang di duduki dengan santai memasukkan tangannya ke saku trening yang ia pakai "niatmu kentara sekali" Jres terkekeh

Barulah, hawa semakin tidak enak dengan duduk santainya Awee di hadapan Jres "saya bisa bicarakan ini baik baik" imbuh remaja itu

Jres tampak merendahkan si remaja tanggung, memperhatikan dengan seksama keponakan Grey itu, ada miripnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan baik baik?"

"Langsung saja, saya tidak setuju jika anda memperlakukan Pacar saya dengan terlalu mengekangnya seperti itu" entah dapat keberanian darimana, setelahnya barulah Awee menelan salivanya karna gugup mulai menggerogoti

"Hmm..pacar ya? Sudah berapa lama?" Jres malah bertanya balik

"Jangan jawab pertanyaan saya dengan pertanyaan anda tuan Jressan" Awee tampak tidak mau main main, baginya hal ini penting.

"Berani ya, keponakan Grey "

"Oh tentu"

Jres terkekeh "trus, apalagi yang mau katakan?"

"Dia hanya orang yang kau angkat sebagai keluarga, berlaku lah sebagaimana seharusnya"

Jres mengangguk seperti memahami maksud itu "jadi jika pacar derajatnya lebih tinggi dari ayah angkat, begitu?"

Shit, berpikirlah Awee

"Setidaknya tidak berlebihan sepertimu"

Jres mengangguk lagi, "apa hak-mu lebih besar dariku?"

"Tidak, aku hanya memberi tahu mu, Akira bukan sepenuhnya hakmu, bukan gadis yang harus hidup dalam titah tak beralasanmu itu"

"Kalau kau jadi Akira, apa yang akan kau lakukan pada orang yang menghidupimu?"

Glek, Awee tentu susah menjawab itu.

Melihat keterdiaman Awee membuat Jres terkekeh, "sekarang begini saja" Jres duduk membungkuk bertumpu pada lututnya "kau tau pribahasa Apa yang kau tanam, itupula yang kau tuai?"

"Nah seperti itulah kira kira semua ini, aku yakin kecerdasan Grey juga ada pada dirimu, jadi, sadarlah"



••

VANENUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang