Bab 37

61 11 2
                                    

DI SEBUAH restoran yang terlihat sangat ramai pengunjung, kita akan difokuskan kepada dua orang lelaki tampan yang tengah duduk bersantai pada salah satu meja.

"Lo udah bilang ke dia, kalo gue udah dapet nomornya?"

Shaka berdeham, "Apa manfaatnya?" tanya Shaka.

Alkan ikut berdeham sembari meletakkan siku lengannya pada kepala kursi, lelaki berkemeja putih dengan dua kancing baju atas yang terbuka itu mulai hendak menjelaskan pada sepupu kutubnya itu.

"Jadi gini, Shaka, cewek itu manusia paling ribet di dunia karena itu sebagai cowok sejati kita harus jadi manusia paling pengertian, nah kan lo tau sendiri cewek itu selain ribet juga gengsian pasti nggak mungkin dong dia nelpon gue duluan? Berarti itu artinya, gue yang harus beranjak duluan lagipula.." Alkan tersenyum tipis sembari membenarkan rambutnya, "Zena itu lucu juga ya.."

Sedangkan Shaka, lelaki itu mengambil gelas yang berisi sedikit air wine lalu meminumnya dengan sekali teguk. Sepupunya itu atau yang bernama panjang Alkander Erfandez, itu sudah terbang ke Indonesia lebih cepat dari pada yang ia kira dan Shaka juga mengetahui Alkan yang bertemu dengan Zena dan Nazwa ketika Alkan berbicara padanya soal gadis bar-bar yang mengajak lelaki itu adu mulut.

"BANG ALKAN!"

Alkan mendekat pada Shaka lalu membisikan sesuatu, "Sekarang lo paham kan, kenapa gue bersikeras nggak menyetujui pendapat buat minum disini?!"

Shaka tersedak sembari menyembunyikan botol wine yang ada dimeja mereka dengan meletakkan wine tersebut di nampan pekerja yang kebetulan melintas.

"Oh my gosh! Bang Shaka!" Pekik seorang gadis membuat Shaka berdiri dan menerima pelukan dari gadis itu.

"Salam rindu ya Bang!" ucap Gadis itu sembari melepaskan pelukannya, ia yang tadi berwajah manis pada Shaka kini menunjukkan sisi seramnya pada Alkan membuat lelaki itu dengan segera tersenyum manis sembari mempersilahkan gadis yang menyandang sebagai adiknya itu untuk duduk.

"Cih, dasar! Lo kira gue nggak tau lo ada disini?! Pake kabur segala.." katanya sembari duduk kesal di kursi panjang berhadapan dengan Shaka dan Alkan.

Alkan yang tak sengaja melihat keberadaan dua orang gadis yang berada di meja depan tak jauh darinya pun segera mengambil handphonenya lalu menelpon ke nomor seseorang yang tak menunggu lama telepon pun tersambung.

"Zena kan? Gue boleh minta tolong nggak?"

"Lo berdua coba berbalik ke belakang." Shaka yang mendengar itu pun menoleh ke arah yang ditatap oleh Alkan dan disaat yang bersamaan, matanya menatap kedua mata cantik milik Nazwa.

"Hei!" Zena melambaikan tangannya yang dibalas hal serupa oleh Alkan. Sedangkan Nazwa dan Shaka hanya saling menatap tanpa ada yang berniat untuk menyapa, Zena menarik Nazwa ikut bergabung dengan meja Shaka dan Alkan.

"Kalian udah lama disini?" tanya Zena.

"Lumayam sih, lo berdua mau makan apa? Pesen aja—"

"Oh nggak usah, kita udah kenyang kok, ya kan Naz? Oh iya, Alkan.. ini Nazwa." ucap Zena.

"Ohh jadi ini Nazwa, salam kenal ya Alkan! Sepupunya Shaka.." ucap Alkan sembari mengulurkan tangannya namun langsung diturunkan oleh Shaka.

Nazwa hanya tersenyum, "Iya.." jawabnya.

Ana yang sedari tadi memperhatikan Nazwa dan Zena pun tersenyum, "Ihh ini temennya Bang Shaka ya? Cantik banget! Kenalin dong, nama ku Ana, nama panjangnya Anahita Bricella, sepupunya Bang Bintang juga!"

Alkan mengangguk, "Adik gue.."

"Ohhh.." sahut Zena sembari menerima uluran tangan dari gadis itu, "Salam kenal ya Ana, Zena.." Begitupun dengan Nazwa yang ikut berjabat dengan Ana, "Nazwa."

In Your Heart [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang