Past 40

7.7K 608 22
                                    

"Kak El harus tetep hati-hati pokoknya."

Zafriel memeluk tubuh tegap Elgar di bandara. Dibelakang keduanya ada Arkan dan Aksa yang sibuk saling melempar senyum, juga ada Avram yang berdiri biasa saja tapi hatinya dongkol.

"Please bro! Gue masih jomblo."

"Tenang saja Baby. Kalau Elgar macam-macam di sana, akan langsung Abang hajar."

"Cih... iri banget jomblo!"

"Kurang ajar!"

Zafriel tersenyum maklum. Sudah terbiasa dengan kelakuan keduanya yang memang jarang akur selain akur untuk menyerang orang nanti.

Iyha Elgar akan ikut Avram ke Amerika karena mereka akan segera melakukan penyerangan terhadap surez. Pria itu kabur setelah insiden penabrakan nya gagal waktu itu.

Elgar juga tak akan melaporkan orang itu ke polisi karena hukumnya tidaklah berat sama sekali. Dan hukuman negara ini juga sudah ternoda,dimana kamu punya uang disitulah kamu bebas melakukan apa saja. Sialan memang.

Makanya Ia punya cara sendiri untuk menghukum orang-orang keparat macam surez.

Zafriel tahu tentang penyerangan itu? Tidak. Si manis sedang dibohongi oleh keluarganya.

Kata Papa Aksa, Elgar mewakili sekolah untuk pertukaran pelajar di Amerika karena Elgar itu siswa yang berprestasi. Katanya sih tidak lama, paling lama ya dua bulan.

Zafriel sebenernya curiga apakah Elgar akan pergi ke 'perang' yang selama ini membuatnya penasaran.

Elgar belum mau menunjukkan sisi kejamnya pada si manis untuk saat ini. Ia hanya bisa melakukan kebohongan kecil ini agar Zafrielnya tak khawatir.

"Udah bro. Pesawatnya nungguin tuh." Avram semakin sensi lama-lama kalo liat orang bucin.

"Pesawatnya Daddy. Bebas dong."

"Aduh please! Dasar Elgar bucin Dayza."

"Lah kok iri!"

Zafriel mencubit lengan berotot milik suaminya yang walau hanya terasa seperti usapan bagi Elgar.

"Sana Kak. Udah jam berapa nih coba? Kakak ngaret mau sejam cuma buat peluk aku doang."

"Iya sayang. Kakak pergi ya, jangan nakal. Nurut apa kata Papa."

Zafriel mengangguk mengerti sambil tersenyum gemas. Hingga Elgar akhirnya melumat bibir kecil yang akan dia tinggalkan untuk beberapa saat itu.

Lama-lama Avram geram melihat tingkah adiknya itu. Bucin nya udah overdosis!

Tanpa repot-repot memanggil nama adiknya, Avram langsung sama menarik tudung hoodi yang sekarang dipakai Elgar.

Terus menariknya hingga ciuman itu terlepas. Lebih tepatnya, Avram menyeret tubuh Elgar yang lama-lama akan membuatnya naik darah.

"Daddy, Papa and Baby. Kita pergi dulu ya~"

Zafriel sudah tertawa terpingkal-pingkal karena melihat apa yang dilakukan Avram pada suaminya.

Hingga saat melihat pesawat pribadi milik Daddy nya sudah lepas landas membuatnya merasakan perasaan hampa yang kini dengan berani menyelinap masuk.

"Aku harap Kakak selalu baik-baik saja. Sampai nanti, until we me again."

"Ayo Nak. Kita harus cepet-cepet ke kantor polisi."

Zafriel menganggukkan kepalanya mengerti dan langsung ikut mertuanya untuk pergi ke kantor polisi.

Nyonya besar Darmawangsa akhirnya dijebloskan ke penjara oleh Arkan setelah acara pemakaman Maria selesai.

Dan hari ini Zafriel disuruh ke kantor polisi itu untuk memberikan keterangan sebagai korban.

In The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang