"Seandainya nggak ada dia? Apa lo bakal bisa cinta sama gue?"
"Seandainya nggak ada dia dihidup lo, apa gue bakal punya posisi disana? Gue capek.. gue capek harus mati-matian berusaha sendiri buat dapetin hati lo, tiga tahun, tapi gue nggak dapet apa-apa dari itu.. justru sakit hati yang gue dapetin ngeliat lo lebih deket sama dia dari pada gue.."
"Emang salah ya cinta sama orang yang mencintai orang lain? Bukannya cinta itu manusiawi? Salah gue dimana sih? Gue yang udah lama cinta sama lo, malah dia yang baru aja lo kenal jadi cewek yang spesial di hidup lo, sesial itu ya jadi orang yang mencintai sendirian."
Nazwa terdiam mendengar setiap kalimat yang dilontarkam oleh gadis itu, ia segera bersembunyi di balik dinding ketika gadis itu keluar dan membuat sesuatu ke dalam kotak sampah lalu ia pergi entah kemana.
Nazwa perlahan keluar dan mengambil sesuatu yang sudah dibuang, Nazwa membuka kertas foto yang sudah remuk, perlahan Nazwa menatap foto tersebutsebut, lalu ia tertegun sendiri.
Waktu disaat masih berada dibangku kelas 10, Chika tersenyum tampak berdiri disebelah Shaka yang hanya berwajah datar, itu adalah foto kenangan bersama teman sekelas yang sudah dipotong oleh Chika menjadi bagian dirinya dan Shaka yang kebetulan berdiri bersampingan.
Dan itu tentu saja membuat hati Nazwa tak tahu arah, sakit? Menyesakkan? Dan bingung seakan menjadi satu dalam hatinya.
***
Sepanjang jam pelajaran berlangsung Nazwa hanya diam seperti tidak terjadi apa-apa, Zena juga tampak tidak curiga dengannya, walaupun Nazwa sedikit gelisah tentang hal tadi dan benar-benar membuat ia bimbang akan sesuatu.
"Lo tau nggak Naz, tadi gue ketemu sama Chika, dan mukanya agak sembeb gitu.. kayak habis nangis, tapi untung gue orangnya nggak mudah ketipu, itu pasti cuma dramanya aja!" ujar Zena sembari masih serius mengerjakan tugasnya. Sebenarnya ini sudah memasuki waktu istirahat namun Zena dan Nazwa beserta beberapa murid memilih untuk mengerjakan tugas yang diberi oleh guru tadi.
"Gue juga tadi ketemu.. tapi menurut gue kayaknya dia nggak nangis pura-pura deh?"
Zena menatap Nazwa kesal, "Ih ini pasti hati luguh lo mulai lagi, Naz..""Nggak Zen, gue serius kali ini, dia nggak pura-pura, tadi gue pagi gue liat dia nangis sendirian di kelas dan itu posisinya dia nggak tau ada gue," Mendengar ucapan Nazwa, Zena berhenti menulis lalu beralih menatap Nazwa serius, "Terus?" kata Zena.
"Terus.. dia buang sesuatu ke tempat sampah dan itu adalah foto dia sama Shaka." lanjut Nazwa.
"What?! Dia sama Shaka pernah pacaran? Bukannya dia sempet ditolak ya sama Shaka? Kok bisa sih? Jangan-jangan itu foto tipuan lagi?" ujar Zena menggebu-gebu.
Nazwa menggeleng cepat lalu berusaha menginstruksi Zena untuk jangan terlalu mencolok, Nazwa mengeluarkan sesuatu dari saku seragam sekolahnya lalu memberikan pada Zena yang langsung menerimanya.
Zena menautkan kedua alisnya, "Ini foto waktu naik kelas kan? Iya! Gue pernah liat mereka foto, tapi fotonya rame, sekelas bukan cuma berdua."
Nazwa mengangguk membenarkan ucapan Zena. "Iya, itu memang foto sekelas tapi dipotong oleh Chika."
"Ihh ngeri ahh.." Zena mengembalikan foto tersebut pada Nazwa, "Gimana kalo dia santet Shaka?"
"Zena! Nggak boleh suudzhon!" sahut Nazwa yang membuat Zena mengedikkan kedua bahunya, "Ya kan nggak tau, Chika kan obsesian orangnya."
Nazwa diam beberapa detik sebelum akhirnya ia melontarkan sebuah pertanyaan, "Zen.. gue jahat nggak sih?"
Zena mengangguk sembari mengunyah roti yang tadi ia beli, "Jahat banget kalo lo nggak bantuin gue ngerjain soal ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Heart [ Completed ]
Teen FictionSemua bermula ketika Nazwa Sandriella harus berusaha setengah mati untuk mengejar sosok yang ia cintai. Namun, jauh dari yang diharapkan, Nazwa justru harus berhadapan dengan si kutub ketua kelas bernama Arshaka. Namun siapa sangka? Jika kutub lebih...
Bab 29
Mulai dari awal