Bab 29

82 12 0
                                    

SEKIAN hari berlalu, waktu pun tak dapat menghitung seberapa banyak menit dan detik yang dilalui oleh Nazwa bersama dengan Shaka. Entah itu, disaat ujian yang sudah berlangsung bahkan disaat libur akhir semester pun tak luput dari kehadiran kedua remaja tersebut.

Di Cafe Andrean, Nazwa dipandang layaknya seorang putri yang bersandang dengan pangerannya. Semua pekerja Cafe begitu akrab dengan Nazwa, tanyalah pada salah satu pekerja yang ada disana tentang Nazwa maka mereka akn menjelaskan dengan begitu semangat tentang seorang Nazwa.

Ditambah lagi sejak lulusnya kelas 12 membuat nama Nazwa kembali terdengar disetiap mulut semua orang karena Bintang yang menjabat sebagai kelulusan terbaik menyebut namanya dalam pidato, ditambah Nazwa juga mendapatkan piala juara satu dalam perlombaan desain modern internasional. Sehingga sekarang tidak diherankan lagi jika nama dan fotonya terpajang disetiap mading sekolah.

Tak lagi berada di zona aman bersama Bintang pun membuat Shaka memasang posisinya untuk menggantikan Bintang disisi Nazwa.
Tetapi disayangkan, sampai saat ini pun, Nazwa maupun Shaka sama-sama tidak tahu pasti kedudukan mereka berdua dalam hubungan tersebut.

Dengan peraturan yang ditetapkan, kelas mereka pun kembali diacak membuat Nazwa sedikit gugup jika ia dan Shaka tidak lagi sekelas namun semua terjadi diluar dugaan Nazwa.

Nyatanya, Ia, Shaka, Zena berserta Aidan masih tetap berada dalam satu kelas yang sama, berbeda dengan Anna dan Chika yang berada disatu kelas berbeda dengan keempat remaja itu. Tentu saja membuat mereka senang kecuali Chika tentunya, namun, satu yang menjadi pusat perhatian Nazwa yaitu ia sekelas dengan Della, yang pernah menjadi musuh dihatinya.

Dan yang terpenting adalah Varel akan selalu datang ke kelasnya. Menjengkelkan sekali bagi Nazwa.

Hari ini seperti biasa Nazwa selalu datang pagi-pagi buta, kebiasaannya itu sudah tercantum permanen di dalam dirinya namun kali ini Nazwa kapok untuk keliling sekolah sendirian lagi, sejak hari dimana ia betemu langsung dengan wanita misterius itu membuat Nazwa cukup menjadikan pertemuan itu adalah yang pertama dan yang terakhir.

Saat berangkat ia diantar oleh Bintang, bedanya Bintang tak lagi ikut masuk ke dalam sekolah itu karena dirinya yang sudah lulus. Tidak adanya kehadiran Bintang membuat Nazwa memang sedikit kesepian namun tak apa selama ada Shaka disampingnya.

Namun, akhir-akhir ini entah mengapa Nazwa merasa ada yang aneh diantaranya dan Shaka. Nazwa takut jika waktu akan merenggut kebahagiaan antaranya dan Shaka, pasti semua orang tahu selain patah hati Cinta juga identik dengan kata bosan, itu bahkan lebih menyakitkan dari pada patah hati.

Saat ini perjalanan Nazwa menuju kelasnya sedikit berubah, ia akan melewati perpustakaan terlebih dahulu untuk mencapai kelasnya yaitu 12 Ipa 1, tidak lain dan tidak bukan adalah kelas yang pernah ditempati oleh Bintang bahkan Nazwa pun duduk dibangkunya Bintang.

Setelah meletakkan tasnya, Nazwa keluar dari kelas untuk membuang sampah yang ada di lokernya namun tak sengaja ia mendengar tangisan seseorang. Kali ini berada tepat disebelah kelas Nazwa yaitu 12 Ipa 2 yang dapat disebut kelas Anna dan Chika sekarang.

Nazwa mengintip di jendela, terdapat seorang gadis sendirian tengah menangis disana, Nazwa mengenalnya punggung tersebut karena itu ia tidak pergi justru memilih untuk tetap menatapnya dari luar jendela.

Suara tangis itu tidak begitu kencang tetapi terdengar begitu pilu, Nazwa tahu itu bukan tangis yang dibuat-buat melainkan isakan yang berasal dalam. Ada apa dengannya? Apa yang membuatnya menangis begitu pilu?

Nazwa benar-benar terkejut, apa yang ia lihat kemarin sangat berbeda saat ini, dia yang seperti api kemarin kini berubah seperti hembusan angin yang terasa yang sendu.

In Your Heart [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang