Chap.19: Christy

2.3K 314 12
                                    

2 minggu berlalu. Kini, semua murid sekolah Jakarta International High School kembali ke hari-hari yang dipenuhi dengan belajar. Setelah acara pembukaan tadi, semua pelajar kembali masuk ke dalam kelasnya masing-masing.

Dan seperti biasa, si gadis cuek kembali terlambat hingga upacara pembukaan pun di majukan jam mulainya. Hanya supaya si gadis bisa ikut serta. Keberuntungan selalu menyertaimu, nona...

Saat ini, Ara tengah mengeluarkan buku pelajaran yang ia simpan di dalam ranselnya. Perhatiannya teralihkan ketika seseorang yang didepannya membuka pembicaraan dengannya.

  "Ra, liburan kemana aja Lo?" Tanya seseorang yang tentu saja Olla.

  "Dirumah aja."

  "Yang bener Lo? Kagak percaya gue." Ujarnya, tak percaya. Sedangkan ara hanya mengangguk saja.

  "Nggak mungkin banget Lo diem aja dirumah selama 2 minggu lamanya. Makhluk apaan Lo?" Katanya lagi dengan nada jenakanya.

  "Makhluk halus." Jawab Ara datar, seperti biasa. Namun Olla malah tertawa keras dengan tangannya yang senantiasa memukul-mukul bahu Ara dari depan. Padahal menurutnya, tidak ada yang lucu samasekali dan dia juga tidak sedang melawak.

  "Sakit, bego!"

Olla, memberhentikan tawanya ketika Ara menatapnya dengan tajam. Membuat dirinya tersentak sekaligus gugup secara bersamaan.

Olla tertawa kikuk. "Haha. Bercanda, Ra bercanda...." Ujarnya, sembari mengangkat jemarinya untuk berdamai.

Ara menghela nafas dan kembali pada kegiatan awalnya.

Kelas menjadi hening ketika sang guru mulai memasuki kelas, meminta untuk diam dengan tatapannya supaya kelas bisa cepat dimulai.

  "Baik, semua. Kita mulai pelajaran hari ini......"

* * *

Di jam istirahat ini, Ara, Olla, dan oniel tengah duduk dikursi kantin sembari membicarakan hal-hal yang mereka lakukan selama liburan. Seperti Olla yang sibuk membantu ayahnya di bengkel. Dan, oniel yang berlibur ke kampung halamannya untuk sekedar bersilaturahmi.

Ara memainkan garpu nya sembari mendengarkan cerita dari keduanya. Sesekali ia juga akan tertawa kecil ketika ada hal yang menurutnya lucu.

Saat ketiganya tengah asyik tertawa, tiba-tiba mereka mendengar suara keributan di sebrang sana. Ara, Olla, oniel dan murid lain yang berada di kantin sontak melihat ke arah sumber kebisingan.

Seorang gadis..... Gadis yang sedang dirundung. Itu yang mereka lihat.

Benar. Gadis kurang beruntung itu tengah dibully oleh beberapa gadis lainnya. Dan sayangnya, tidak ada satupun orang yang berani membantu gadis itu. Mereka hanya pura-pura tidak melihatnya.

Ara menatap Olla, guna meminta penjelasan darinya tentang siapa gadis yang sedang dibully itu dan siapa pembully nya.

  "Christy, kelas 10-A. Pembully nya? Anak-anak Cheerleader. Ketuanya cucu pemilik sekolah, Anin." Jelas Olla tanpa mengalihkan pandangannya dari sumber keributan itu.

Ara menganggukkan kepalanya, mengerti dan kembali memperhatikan drama yang dibuat oleh pengganggu itu.

  "Lo gak usah ikut campur. Atau... Kehidupan Lo bakalan sama kayak bocah itu." Ujar Olla, memperingatkan.

Ara kembali menganggukkan kepalanya. Namun dia berdiri setelahnya, membuat oniel menepuk keningnya. "Lo gak ada niatan buat nyamperin mereka kan?!" Tanyanya.

Ara menaikan bahunya seolah mengatakan "maybe?"

  "Lo jangan berani-berani nya ikut ca--" oniel tidak bisa melanjutkan perkataannya, karena si gadis sudah lebih dulu meninggalkan tempat.

  "Ck! Tu anak bener-bener......"

Si gadis cuek berjalan menuju keributan itu. Membuat semua orang yang berada disana membulatkan matanya, tak percaya. Bahkan beberapa dari mereka sudah siap dengan kameranya.

  "Uututu... Bocah nakal yang, nggak tau diri!" Ucap si ketua, dengan menekankan kata nggak tau diri sembari menjambak rambut si adik kelas.

  "Mau kita apain nih? Si bocah jalang!" Timpal gadis lain, mengundang tawa dari yang lainnya.

Sedangkan si adik kelas? Dia hanya menundukkan kepalanya, pasrah dengan apa yang dilakukan para senior kepadanya. Menahan air matanya supaya tidak berjatuhan dengan susah payah.

  "Aduhh... Dede jalang, mau nangis hm?" Ujar si ketua lalu tertawa setelahnya.

Si ketua mengambil segelas air jus yang diberikan temannya pada dirinya. Mengangkatnya ke atas, siap untuk membuang isi gelasnya pada si junior. Namun sebelum itu terjadi.....

  "Nggak diajarin buat ngehargain minuman hm?"

Anin, gadis itu melihat tangan seseorang yang menahan dirinya. Lalu melihat siapa pemilik dari tangan itu.

Ya, siapa lagi jika bukan si gadis Zahra nur khaulah.

Ara menaikan sebelah alisnya dan tersenyum, menantang. Ck! Gadis ini benar-benar cari masalah....

Ara mengambil gelas yang dipegang Anin, meminum isinya dalam satu tegukan dan menyimpan benda yang terbuat dari kaca itu dimeja.

  "Ikut campur banget ni orang!" Sinis seorang gadis yang berdiri dibelakang Anin, namun Ara tidak menggubris perkataan nya.

Anin memutarkan bola matanya malas dan tertawa yang siapapun mendengarnya akan merasa kesal, menyebalkan. Dia berjalan mendekati Ara, menarik dasi si gadis ke depan, membuat keduanya saling berhadapan, tanpa jarak.

Anin mendekatkan bibirnya pada daun telinga Ara, membuatnya menjadi sejajar dengan bagian tubuh yang bisa mencerna indera pendengaran itu.

  "Nggak. Usah. Ikut. Campur!" Ujar Anin, menekankan setiap katanya dan mendorong Ara dengan kasar. Tapi sayangnya, gadis itu tidak jatuh.

Ara membenarkan dasinya, mengulurkan tangannya pada si adik kelas. Namun sebelum Christy membalas uluran tangan Ara, Anin sudah lebih dulu menepisnya. Membuat Ara menghela nafas berat.

  "Jangan ikut campur, bodoh!"

Si gadis menatap Anin dengan tatapan mengintimidasinya. Berjalan mendekati seniornya hingga membuat nyali si senior ciut seketika, berjalan mundur dengan perlahan.

Anin menelan ludahnya dengan susah-susah. Sementara si gadis cuek tengah tersenyum.......... Evil.

  "J-jangan main-main Lo!" Ujar Anin, gelagapan sekaligus gugup.

"Ck! Kenapa gue harus gugup?!" Batin Anin. Dia tidak pernah segugup ini dan dia tidak pernah diperlakukan seperti ini!!!

Anin melihat ke belakang sesaat ketika dirinya sudah menempel ditembok. Si gadis cuek mensejajarkan bibirnya dengan daun telinga Anin.

  "Play with you? Siapa takut." Ujar Ara, meniup daun telinga itu hingga membuat si pemilik bergidik ngeri.

Ara tersenyum untuk yang terakhir kalinya, berbalik dan kembali pada si adik kelas. Ara menjongkokan dirinya guna mensejajarkan tingginya dengan si pemilik nama Christy itu.

Ara mengulurkan tangannya untuk yang kedua kalinya. Namun Christy malah menundukkan kepalanya.

  "Jangan takut." Ucap Ara, seolah tahu apa yang ada dipikiran si adik kelas.

Christy melihat Ara yang sedang tersenyum manis kepadanya. Dia melihat ke tangan milik Ara dan kembali melihat wajah si pemilik. Ara menganggukkan kepalanya, membuat Christy tersenyum dan membalas uluran tangannya.

Ara, Christy, Olla dan Oniel pergi meninggalkan tempat tanpa memperdulikan tatapan mata dari orang-orang. Sementara Anin? Dia masih mematung ditempatnya, berusaha mencerna dengan baik tentang apa yang baru saja terjadi. Hingga akhirnya, dia melihat Ara yang perlahan menjauh dan tersenyum penuh arti......

  "Menarik."

.
.
.
Continued

Miss me??

BAD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang