17. Reyvan marah

Mulai dari awal
                                    

Reyvan langsung tancap gas menuju ke rumah Elvio dengan kecepatan penuh. Elvio memejamkan mata erat, rasanya seperti nyawanya sudah di ujung tanduk.

Reyvan melambatkan laju mobilnya saat sudah dekat dengan rumah Elvio.

" Keluar "

" Hah? "

" Anjir gue di usir gitu "

" Tidak dengar? "

Elvio bergidik ngeri mendengar nada rendah Reyvan. Tidak mau membuat pemuda itu semakin emosi, Elvio buru-buru keluar dari dalam mobil Reyvan dan berlari masuk ke rumah setelah melambaikan tangan ke Reyvan walaupun tidak di balas oleh pemuda itu.

Setelah Elvio sudah tidak terlihat di matanya. Pemuda itu memukul-mukul kuat setir mobilnya.

" Sial! Sial! Sial! "

Reyvan mengacak rambutnya karena merasa frustasi. Tidak seharusnya tadi dia bersikap seperti itu kepada Elvio. Hanya saja emosinya yang sedang tidak stabil membuatnya terpaksa memperlakukan Elvio dengan buruk.

Itu juga karena Gian, jika saja laki-laki itu tidak memancing emosinya seperti tadi pasti Reyvan tidak akan seperti itu. Gian memang pembawa bencana.

Reyvan mengendarai mobilnya menjauhi rumah Elvio, pemuda itu harus menemui seseorang yang sangat penting. Ini menyangkut keselamatan Elvio, Gian pasti sudah tau posisi Elvio di dalam hidupnya. Itulah sebabnya laki-laki bertato itu mencoba untuk mendekati Elvio.

Tujuannya untuk menghancurkan Reyvan sendiri.

Sedangkan di dalam kamar Elvio, anak manis itu sedang berbaring sambil menerawang ketika Reyvan bersikap tidak biasanya kepada dirinya.

Elvio menggeleng kuat, kenapa pemuda itu selalu saja terngiang-ngiang di kepala Elvio.

" Ish wajah Reyvan kenapa muncul mulu sih "

Elvio membenamkan wajahnya di bantal mencoba untuk menghilangkan bayang-bayang wajah Reyvan yang sayangnya sangat tampan itu.

" Pergi pergi pergi pergi "

" Owala bajingan, bisa gila gue kalo kaya gini. Gue mau ketemu sama temen-temen aja dah, gegara Reyvan gue jadi jarang kumpul sama mereka "

Elvio langsung beranjak dari tempat tidur. Anak itu mengambil jaket kulitnya dan kunci motor di atas meja. Dia mengendarai motor kesayangannya yang hampir mirip dengan motor milik Reyvan, hanya saja milik Elvio sedikit lebih kecil ukurannya. Sangat pas dengan tubuh Elvio yang tidak gede-gede amat.

Elvio mengendarainya menuju markas yang tidak jauh dari sekolah. Markas itu hanya sebuah bangunan tua yang tidak terpakai, dan Elvio beserta anak buahnya memilih untuk mengubahnya menjadi sebuah markas dengan barang-barang seperti yang ada di rumah pada umumnya.

Elvio memarkirkan motornya di depan bangunan itu. Melangkahkan kaki kecil ke dalam rumah dan langsung di sambut oleh teriakan Gavin.

" WIDIH BOS KECIL UDAH DATENG ".

Elvio menutup telinganya. Teriakan Gavin benar-benar memekikkan telinga. Badan aja kaya seme tapi suara like a boti.

" Bang Gav berisik ". Celetuknya.

Gavin hanya ketawa lalu merangkul pundak Elvio, membawa anak itu menuju ruang tengah dimana semua teman-temannya berkumpul di sana.

Mereka langsung menoleh ke arah Gavin dan Elvio yang baru saja datang.

" Wihh si bos akhirnya ikut kumpul juga "

" Kemana aja nih si bos? "

" Bos kok mukanya makin imut aja sih "

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang