Play: Stay (Blackpink)
Note: (Baca dulu, semoga ada) Nama ibunya Arura itu Fina ya. Sedangkan nama guru BK di SMA-nya aku ubah jadi Rasta :")
Kenapa di ubah? Ya biar nggak bingung aja. Karena kemarin aku juga nggak sadar kalau nama mereka sama wkwkwk
Selamat membaca ❤️
“Melupakan tidak semudah mencintai.”
JAM istirahat baru saja tiba, di mejanya Arura sibuk membereskan buku-buku, memasukkan ke tas, ketika Kanya rusuh mengambil nilai pre-test Fisika miliknya, yang tadi diberikan Bu Audia.“Njirr, nilai kok lebih tinggi dari gue?” Kanya melotot, bolak-balik memeriksa nilai Arura dan nilainya sendiri, lalu menatap sahabatnya itu curiga, “Lo curang kan? Kok bisa nilai lo dapat telor dua biji begitu? Mustahil!” pekiknya histeris.
“Yeee, jangan nuduh sembarangan. Gue belajar ya,” Arura merebut kertas nilainya dari tangan Kanya, terdiam sesaat, lalu tersenyum bangga. Tidak sia-sia pengorbanannya selama akhir pekan untuk belajar.
“Tapi serius deh Rura,” Abel angkat suara, mengetukkan jemarinya ke atas meja, “Lo ... Tuh akhir-akhir ini berubah banget tahu nggak? Lo yang sebelumnya Cuma tahu ngejar Reygan berubah jadi ... Cewek paling pintar sekelas,” gumamnya pelan.
Kanya mengangguk-angguk, “Kayak Lo bukan Arura yang gue kenal!”
“Nah bener tuh!”
Ya emang bukan, dia masih Arura, tapi jiwanya adalah perempuan berusia 24 tahun.
“Masalah itu–“ Arura menyentuh sisi wajahnya yang hangat dengan telapak tangan, mencari-cari jawaban yang pas, karena Kanya dan Abel serius menunggu dia bicara, jadi ...
“Arura?”
Suara lembut, bernada takut, yang amat dikenali itu, tidak hanya membuat Arura, tapi juga Kanya dan Abel menoleh, mereka bertiga saling pandang satu sama lain, dan kompak diam, padahal cewek dengan pita dikepalanya itu tengah gemetar.
“Arura, aku mau ngomong sama kamu.”
Arura menghela napas tipis, tipikal cewek protagonis kebanyakan memang anggun, cantik, lembut, dan penakut. Tapi nggak begini juga, ya kali, Lily terus menunduk selama dia bicara, Arura jadi gatal sendiri ingin mengangkat wajahnya.Berbeda sekali dengan Lily di usia 22 tahun, yang berani menatapnya, yang sudah sah menjadi istri Reygan. Hebat kan?
“Rura, nih oncom mau ngomong. Jangan diam mulu lo,” Kanya mendorongnya kembali sadar, “Kasihan entar nangis. Menggonggong nanti anjing penjaganya.”
Abel tidak kuasa menahan ucapan keterlaluan Kanya, tapi juga setuju, “Iya Rura. Ngomong sana.”
“Ya udah sih kalau mau ngomong,” Arura menyibukkan diri pada hal lain, memainkan gelang warna merah muda di tangan kirinya, pemberian Aldy kemarin.
Lily menunduk dalam, merasa Arura tidak menghargainya, bahkan Arura tidak mau menatapnya sedikit saja, “Aku ... Aku mau minta maaf soal kemarin.”
“Soal kemarin?”
“Iya, maaf karena udah bikin kamu dimarahi Renjani dan Kak Reygan, padahal kamu bukan orang yang udah bikin aku ke kunci di gudang,” tutur Lily.
“Ya mau gimana lagi? Meskipun maaf lo ini nggak bisa bikin pipi gue jadi mulus sih,” Arura menatapnya sinis, jujur saja dia tidak pernah menyukai Lily, entah sekarang, atau di umur 24 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELANCHOLY
Teen FictionArura Qirani terlambat untuk tahu, bahwa selama ini semua usahanya untuk mendapatkan hati sang suami Reygan telah sia-sia sejak awal. Mungkin saja kalau saat itu ia tidak memaksakan dirinya untuk memiliki Reygan, Arura tidak akan kehilangan hal yang...