chapter 24

14.1K 788 12
                                    


HAPPY READING YEOROBUN 💞
---------

Aza tengah meratapi nasibnya. Pagi ini ia absen untuk minum susu kotak, padahal itu merupakan hal wajib baginya. Uang yang di berikan Gus Altha beberapa hari yang lalu tinggal 150.000 namun Aza menyimpan itu untuk keperluan yang lain.

"Nih" Ganeth yang tidak tega melihat Aza akhirnya memberikan sebungkus sari roti terakhirnya.

"Kok Lo baik sama gue?" ucap Aza heran.

Ganeth memutar bola matanya malas. "Emang sejak kapan gue jahat sama Lo?"

Gadis itu memicingkan matanya. "Halal gak nih, jangan-jangan udah kadaluarsa" ucapnya mengecek tanggal yang tertera di bungkus plastik.

"Haram itu Za, Jan di makan di kunyah aja." Ujar Ganeth kesal.

"Okh, gak gue makan, tapi bakalan gue kunyah plus telen kok."

"Assalamu'alaikum para pendosa" salam Lala dari luar diikuti Zayin dan juga Khanza.

"Wa'alaikum salam" ucap Aza, dengan mulut yang tengah mengunyah roti.

"Za minta jangan di abis-"

"Yah udah habis, telat Lo" ucap Aza dengan cepat, seraya memasukan sisa roti kedalam mulut.

"Jahanam Lo" maki Zayin kesal.

Lala berjalan mendekat ke arah Aza. Duduk di sampingnya. "Dapet salam dari Gus Altha, uang jajannya udah abis belum" bisik Lala pelan.

"Kok nyalamin ke lo sih" balas Aza ikut-ikutan berbisik.

"Woiii, pada Ghibahin gue ya. Pakek besek-besek selaga" ucap Ganeth nyeleneh.

"Bisik-bisik segala, ogeb" maki Zayin pelan.

"Wah kualat Lo sama yang lebih tua" ucap Ganeth.

Aza tak menghiraukan mereka. Ia fokus pada ucapan Lala. Padahalkan uang jajannya di potong, tapi kenapa Gus Altha masih menanyakan uang?

"Kak Azaaaaaabb" teriak dua bocil kembar dari depan pintu kamar, menerobos masuk.

"Daleman" ucap Aza singkat.

"Lo jangan merusak utek' anak kecil woi" tegur Lala begitu mendengar Aza membalas sapaan dua Gus kembar.

Aza tak menghiraukan ucapan Lala, ia kembali fokus pada dua Gus kecil. "Kenapa?"

"Kita ada pertanyaan" ucap Alfi memberi tau.

"Sapi punya akal gak?" Tanya Alfa pada Aza.

Mereka kini menatap serius Alfa. Menanti sebuah cerita di balik pertanyaan tersebut. Selalu seperti itu.

Aza sudah menyiapkan mental untuk pertanyaan si kembar. "Ndak punya dia" ucap Aza memberi jawaban. Mana ada sapi punya akal.

"Tapi kok tadi dia nolak ajakan kita buat main sih" bantah Alfi tak terima dengan jawaban Aza.

"Maksudnya?"

Flashback

Alfa dan Alfi kini sedang berada di kandang. Tempat para kakang mengurus sapi dan juga kambing.
Mereka di dampingi kang Hamdan.

"Kenapa gak ada babi ya?" Tanya Alfa penasaran.

"Padahal kan cute, warna ping" ucap Alfi menyetujui.

"Kita liat sapi yok" ajak Alfa sang adik.

Mereka mendekat kearah kandang sapi. Dengan sapi yang berukuran besar. Alfa berdiri di samping, sedangkan Alfi bermain-main dengan buntut sapi tersebut.

Ijbar [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang