7 - Milik Reyvan!

Mulai dari awal
                                    

" Alihkan pandangan kalian dari milikku ". Ucapnya dengan penuh penekanan. Menatap mereka semua dengan tatapan tajam, membuat siapa saja takut.

" Ayo pergi "

Reyvan menarik tangan Elvio agar anak itu ikut  dengannya. Walau harus kesusahan karena Elvio terus memberontak. Hingga Reyvan sudah di batas sabarnya, ia berhenti lalu mengangkat tubuh kecil Elvio dan memanggulnya seperti karung beras.

" AAAAAAA TURUNIN GUE SETAN! PUSING KEPALA GUE YA ANJING! BAJINGAN SIALAN!". Teriak Elvio, sambil tangannya memukul punggung lebar Reyvan sampai ia lelah sendiri karena Reyvan tidak bereaksi apapun.

" Diam, baby Vi ".

" Gak! "

" Terserah "

" Ish turunin gue Epan "

" Gak "

" Kok nyebelin? Eh kan lo emang nyebelin "

" Itu tau "

" Pusing, turunin aja. Gue bakal ikut lo kok "

" Gak percaya "

" Ya udah. Tapi kalo mau gendong tuh yang bener "

Reyvan terkekeh. Lihatlah anak yang tadi berteriak lantang meminta di turunkan, sekarang malah memintanya untuk membenarkan posisi gendongannya.

" As you wish baby "

Reyvan dengan hati-hati menggendong Elvio di depan seperti koala. Ia menatap lekat wajah Elvio yang sudah memerah efek mabuk, membuatnya berkali-kali lipat menggemaskan.

" Cute baby ".

" Egh~pusing ". Elvio memegang kepalanya yang mulai pusing.

Reyvan membenarkan tudung hoodie yang anak itu pakai lalu membenamkan wajah Elvio di dadanya. Ia melangkahkan kaki lebar menuju tempat parkir, ia membuka pintu mobilnya dan duduk di kursi kemudi.

Ia membiarkan Elvio tetap berada di pangkuannya, tangannya mengelus kepala belakang Elvio dengan lembut.

Bukan sesuatu yang sulit untuknya menyetir dengan satu tangan. Ia mulai menjalankan mobilnya menjauhi bar itu.

Tentu saja tujuannya bukan rumah Elvio ataupun rumahnya. Ia menjalankan mobilnya menuju suatu tempat, sebuah mansion kecil namun mewah dekat pantai.

Mobil mewah milik Reyvan sudah terparkir rapi di pekarangan mansion itu. Reyvan keluar dari mobil dengan hati-hati, takut membangunkan bayi besar yang tidur di dekapannya.

Langkah besarnya memasuki mansion. Membuka kunci pintu lalu segera masuk ke dalam agar Elvio bisa ia baringkan di kasur yang nyaman.

Reyvan membawa tubuh Elvio ke kamar di lantai atas, ia membaringkannya di kasur dengan pelan-pelan. Membuka sepatu Elvio lalu menyelimuti tubuh anak itu.

" Sleep tight baby Vi ".

Cup

Dengan santai Reyvan mencium kening Elvio dengan lembut. Lalu ia keluar meninggalkan Elvio yang tertidur sangat pulas akibat minuman beralkohol yang ia minum.

Reyvan berjalan ke sebuah ruangan yang lebih besar dari kamar di tempati Elvio. Ruangan itu terlihat seperti ruang kerja/belajar. Karena ada banyak rak dengan buku-buku yang banyak pula. Ada komputer yang di letakkan di atas meja.

Reyvan mengambil sebuah buku lalu ia duduk si sofa. Ini sudah larut malam namun ia belum mengantuk, jadi ia lebih memilih untuk membaca buku di sini.

drrrtttt drttt drrttt drttt

Getaran hp Reyvan membuatnya terganggu, seseorang menelfonnya. Ia melihat nama kontak yang menelfonnya malam-malam begini.

Gavin is calling...

Reyvan menghela nafas sebentar lalu mengangkat telfon itu.

" Halo Reyvan "

" Hmm apa? "

" Lo tau Elvio dimana? Gue nyariin dari tadi gak ketemu. Gue khawatir dia kenapa-napa. Kata satpam di rumah Elvio, tu bocah belum pulang dari tadi sore ".

" Sama gue "

" Beneran?! Jangan boong lo "

" Terserah "

" Oke-oke gue percaya. Gue ke rumah lo sekarang, jemput Elvio "

" Tidak ada "

" Apanya? Lo kalo ngomong jangan setengah-setengah napa sih, gue jadi bingung njing! ". Serunya dengan kesal. Otaknya seketika ngeblank ketika berbicara dengan Reyvan.

" Tidak ada di sana "

" Terus dimana? "

" Tidak perlu tau "

" Bangsat! Ngajak gelud ni anak. Awas aja kalo adek gue lo apa-apain, gue bakal hajar sampe habis lo ". Ancamnya yang tentu saja di anggap angin lewat oleh Reyvan.

" Tidak janji "

Reyvan menutup sambungannya sebelum mendengar Gavin berbicara lagi. Ia menutup buku itu, mengembalikan ke tempat semula.

Langkahnya menuju ke kamar yang di tempati Elvio tadi, ia langsung di suguhkan dengan wajah damai Elvio ketika tidur.

" Like a baby ". Bisiknya di telinga Elvio.

Ia melepaskan kaosnya dan membuangnya asal. Ia merebahkan tubuhnya di samping kiri Elvio, ikut masuk ke dalam selimut.

Tangannya menarik perlahan tubuh kecil Elvio untuk di dekapnya. Reyvan menghirup dalam-dalam aroma rambut Elvio, sangat wangi seperti shampo bayi.

" Good night, Sayang ".






|TBC|

Gemass sendiri dengan baby vi. Sifatnya saja yang seperti bad boy kelas kakap padahal aslinya mah like a baby.

Dah gitu gampang luluh lagi sama ayang Reyvan, mana tu bocah kagak nyadar.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang