45. TUNANGAN?

3.5K 234 19
                                    

Assalamualaikum wr.wb maaf gue baru update hehe
Gak lumutan lo pada? Wah gue tepuk tangan deh
Cerita gue lumutan haha. Gue lupa kalo gue buat cerita hehe.

Jadi, So. Ikutin terus cerita gue kalau pada suka. Makasih
Happy Reading!
————————————-

Matanya mengerjap-ngerjap perlahan menyesuaikan cahaya lampu yang menghalau retinanya. Netra legam nan tajam yang sedari tadi mengerjapkan matanya. Ia kemudian mulai meregangkan ototnya. Yeah terlalu lama tertidur dalam keadaan duduk.

Nathan Sang pemilik mata legam nan tajam. Ia kemudian menoleh melihat Evelyn yang masih memejamkan matanya.

Nathan lalu mengalihkan pandangannya kearah teman-temannya yang masih tertidur di alam mimpi kecuali Luna. Keningnya mulai mengkerut bingung.

Luna kemana? Pikirnya.

Cklek.

Bunyi dan Gesekan pintu terdengar oleh Nathan. Ia tersentak perlahan dan menoleh singkat ke arah pintu. Tatapannya mulai datar dan melihat hanya Luna yang menenteng kresek di tangan kanannya.

Luna tersentak dan mendongak memandang lurus ke arah Nathan. Seolah peka. Ia kemudian mengangkat kresek di tangannya.

"Habis beli makan," ujarnya lalu tersenyum manis.

Nathan hanya mengangguk singkat dan mulai bangkit berdiri mendekat ke arah teman-temannya.

Suara lenguhan kecil berasal dari mulut Austin dan devano. Mereka gampang terbangun jika mendengar sedikit saja.

Nathan yang hanya menoleh ke arah mereka berdua, ia tahu mereka berdua yang gampang terbangun dan kemudian melanjutkan langkahnya pelan ke arah dua temannya yang lain.

Ia kemudian menggeplak kepala Matthew dan Alex dengan pelan.

"Bangun," tuturnya datar.

Luna yang melihat itu hanya mengedikkan bahunya dan mulai menyiapkan makanan yang ia beli tadi. Netranya kemudian memandang teman nathan yang lain. Siapa lagi kalau bukan Austin dan Devano.

Devano dan Austin mulai meregangkan ototnya, tidurnya yang lumayan nyenyak meski hanya tidur diatas kursi.

Mereka berdua mulai berdiri dan berjalan masuk ke kamar mandi dan diikuti nathan yang masih mempertahankan wajah datarnya.

Netra bulat Luna memandang dua teman nathan yang masih betah dalam tidurnya mulai kesal. Ia menghela nafasnya berat lalu kemudian bangkit berjalan kearah mereka berdua.

Luna menendang kaki mereka berdua agar terbangun. Meski hanya tendangan pelan, seolah-olah mereka berdua kaget dan sontak terduduk.

"Siapa sih Anj—"

Alex dan Matthew yang masih celinguk mulai mengerjapkan matanya dan mencari siapa yang menganggu tidurnya.

"Hah! Apa! Apa!"

Mata Luna melotot tajam ke arah mereka berdua.

Perkataan Matthew berhenti melihat siapa yang ada didepannya. Ternyata si maung. Mereka berdua hanya cengengesan dan menggaruk kepalanya yang gatal.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang