Bagian tiga puluh delapan

25.3K 1.7K 612
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

Arthur menepuk-nepuk punggung Ella yang masih menangis. Padahal sudah 4 hari berlalu setelah kejadian itu. Tapi Ella tetap saja menangis karena merasa dibohongi dan dibodoh-bodohi semua orang. Arthur tak bisa berbuat apa-apa, karena menurutnya wajar saja jika Ella merasa sakit hati. Siapa yang tidak akan sakit saat mengetahui orang yang dia percaya selama ini membohonginya? Bahkan orang-orang terdekatnya pun turut menutupi semuanya, termasuk orang tua Ella sendiri.

"Hey, look at me." Titah Arthur sembari memegang kedua pipi gembul Ella yang dipenuhi oleh air mata. Dia menghapusnya secara perlahan. "Jangan nangis terus, Ella. Nanti dedek bayinya ikutan sedih."

Dug!

"Awww!" Ringis Ella kesakitan saat bayi di dalam kandungannya menendang dengan kuat. Bahkan membuat tangan Arthur yang berada di kedua pipinya terlepas.

Aneh, biasanya Ella tidak pernah mengalami morning sickness selama masa hamilnya. Justru Ellard-lah yang mengalaminya. Dan anak di dalam kandungannya hanya menendang sesekali. Tapi semenjak berjauhan dari Ellard, dia selalu mengalami muntah hebat di pagi hari. Belum lagi saat Arthur menyentuh tangan dan pipinya, pasti anak di dalam kandungannya menendang dengan sangat kuat sampai-sampai membuat Ella kesakitan.

Ella mengelus perut besarnya. Dia menjauhkan tubuhnya dari Arthur. Dan benar saja, rasa mual yang tadinya datang langsung menghilang begitu saja.

"Maaf Arthur. Aku mual kalau dekat-dekat kamu." Ringis Ella tak nyaman.

Arthur tersenyum menanggapi. Sepertinya anak di perut Ella tahu bahwa dirinya adalah ancaman untuk hubungan pernikahan orang tuanya.

"Gapapa." Balas Arthur lembut sembari tersenyum manis.

Arthur beranjak dari duduknya. Dia berjalan menuju dapur untuk mengambil bubur yang sudah dia beli tadi. Setelah itu, Arthur memberikan bubur itu kepada Ella. Tak lupa dia juga membawakan segelas air putih untuk perempuan yang dia cintai.

"Makan ya." Ujar Arthur lembut.

"Makasih." Balas Ella dengan senyuman kecil.

Ella pun memakan bubur itu dengan pikirannya yang melalang buana. Dia memikirkan Ellard, bagaimana kondisi suaminya? Sudah 4 hari dia tidak melihat Ellard. Jujur saja, dia sangat merindukan Ellard. Dia merindukan waktu kebersamaannya bersama sang suami.

Ella tahu dia bersalah karena pergi dengan Arthur. Tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain Arthur. Karena Ella tidak bisa mempercayai siapa pun lagi. Semua orang mendukung Ellard, memaksanya untuk memaafkan kesalahan Ellard lewat pesan-pesan yang dikirimkan oleh Clarissa, Stela, Jen, bahkan ibunya. Ella merasa tertekan dengan pesan-pesan yang mereka kirimkan. Ella merasa terpojokkan.

"Ella."

"Eum? Iya, Arthur?" Tanya Ella linglung. Karena dia baru saja melamun.

"Kok nggak lanjut makan? Itu buburnya masih banyak." Tunjuk Arthur pada mangkok Ella yang masih tersisa banyak bubur.

"Aku udah kenyang."

ELLARD OCEAN[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang