Bagian°32 ✔

60.7K 4.8K 551
                                    

*****

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔


Ayara menatap matahari yang sebentar lagi akan terbenam, Ayara terduduk di sebuah batang kayu yang tumbang dekat pantai menatap lurus kedepan.

Sendiri menatap senja yang tak lama lagi akan hilang. Angin menghembus membuat beberapa helai rambut Ayara berterbangan. Rasa dingin mulai Ayara rasakan namun tak membuat Ayara meninggalkan tempat itu.

"Apa semuanya udah bener ya?" Ayara menatap hamparan ombak. "Kenapa kehidupan Aya kayak gini? Semuanya sama seperti mimpi buruk Aya."

"Papi sama Mami Aya kapan pulang? Kenapa sampai saat ini mereka gak hubungin Aya? Mereka gak pernah kayak gini sama Aya sebelumnya."

Ayara mengambil kedua lututnya lalu memeluknya. "Kalau hubungan ini berakhir apa semua akan baik-baik aja? Tapi Aya juga udah capek."

Rangga berada tak jauh dari tempat Ayara, menatap Ayara sejak tadi. Dengan pelan cowok itu berjalan menuju Ayara duduk di samping gadis itu tanpa suara dan menatap apa yang Ayara tatap.

"Kenapa disini?" Tanya Rangga tanpa menatap Ayara.

"Karna mau," jawab Ayara menurunkan kedua kaki lalu sedikit menggeser duduknya.

"Masuk, udah mau malam," ujar Rangga.

"Rangga aja yang masuk, Aya masih mau disini," ujar Ayara memeluk lututnya masih setia menatap kedepan tanpa menghiraukan Rangga.

"Tisha gak marah kalau Rangga disini? Mending Rangga pergi aja, Aya gak mau kena amukan nanti," usir Ayara mengibaskan tangannya.

"Tisha pernah ngamuk liat kita berdua?" Tanya Rangga menaikkan satu alisnya.

Ayara menggelengkan kepalanya. "Enggak, tapi pasti dia cemburu dan salah paham sama Aya. Pasti ngamuk nanti."

"Dia yang nyuruh kesini," ujar Rangga kini menatap Ayara.

"Aneh."

Mereka kembali diam, namun Rangga terus menatap Ayara dari samping membuat gadis itu risih akan tatapan Rangga padanya.

"Jangan natap Aya kayak gitu, nanti Aya colok mata Rangga," dengus kesal Ayara.

Rangga terkekeh sangat pelan. "Berani?"

Ayara dengan polos menggelengkan kepalanya. "Aya masih sayang nyawa,"

Rangga mengelus kepala Ayara dengan pelan, Ayara menolehkan kepalanya menatap Rangga. Keduanya menatap satu sama lain.

"Percaya atau engak, gue gak pernah punya cewek lain selain lo," ujar Rangga menatap mata teduh milik Ayara.

"Bohong, Tisha pacar Rangga. Dia ngambil Rangga dari Ayara, atau mungkin sebaliknya," ujar Ayara masih menatap mata Rangga.

"Mau bukti?"

"Tinggalin Tisha," ujar Ayara pelan.

"Gue sayang sama Tisha, Ayara. Gak mungkin gue ninggalin dia," ujar Rangga.

"Kalau gitu Rangga bisa ninggalin Aya, gampang kan?'' Ayara kembali menatap kedepan.

Rangga terdiam sejenak mendengar ucapan Ayara. Kenapa gadis ini selalu ingin berpisah darinya?

"Masuk, udah malam. Lo butuh istirahat," ujar Rangga menarik lengan Ayara untuk berdiri. Namun Ayara tak bergeming dari tempatnya.

"Aya masih mau disini, kalau Rangga mau pergi, pergi aja." Ucap Ayara masih menatap ke arah depan.

Rangga cruel boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang