31. TEMBAKAN

2.6K 249 48
                                    

HAI KAWANKU GUE KEMBALI LAGI!
JANGAN LUPA NAFAS SAYANGKUH
HAPPY READING!
———————————————

"Thank you, udah nolong Evelyn," kata Austin tiba-tiba setelah sampai di apartemennya.

Luna hanya menoleh gugup ke arah lain,"Sama-Sama."

Setelah mereka berdua keluar dari mobil,"Lo pacaran sama Eve?" Tanya Luna tiba-tiba dan memandang penasaran ke arah Austin.

Austin hanya menatap datar kearahnya, ia kemudian menganggukkan kepalanya tanda mengatakan iya,"Gue sayang sama dia." Balas Austin kemudian melanjutkan langkahnya.

"Kak?" Panggil Luna tiba tiba.

Austin menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Luna, ia mengernyit bingung kenapa Luna memanggilnya.

"Jaga Evelyn dengan baik ya kak, jangan lukain perasaan Eve juga, gue sebagai sahabat Evelyn dukung Evelyn apa yang ia mau. Gue sayang banget sama sahabat gue, Cuman Eve yang gue punya." Jelasnya pelan dan mendongak menatap Austin.

"Eve itu....., Luna menggantungkan ucapannya lalu menatap Austin.

"Sangat berharga bagi gue, Lo sakitin dia, gue yang bakal bunuh lo," jelasnya memandang Austin yang hanya memandang datar kearahnya.

Austin kemudian mengangguk dan menatap datar,"Gue bakal jaga apa yang jadi milik gue," lalu berjalan meninggalkan Luna yang masih terdiam memandang punggung tegap Austin.

"Gue bakal mundur," Gumamnya lalu terkekeh miris.

"Eve.. bakal ada yang jaga lo, bukan gue lagi," Lirihnya dengan miris, lalu kembali melanjutkan langkahnya memasuki apartemen Austin.

Mereka telah sampai di apartemen Austin, dan Evelyn yang masih berada di gendongan Nathan. Austin melihat semua itu, ia harus menahan cemburunya demi Evelyn.

"Bawa ke kamar gue," titah Austin dan di angguki oleh Nathan. Ia kemudian membawa Evelyn ke dalam kamar Austin.

Evelyn yang hanya pura-pura pingsan mencium bau maskulin,"Kamar Austin nih," pikirnya. Ia bisa merasakan jika Nathan membaringkannya di atas ranjang Austin.

Nathan menoleh sekilas, tidak ada satupun yang masuk didalam kamar Austin, dengan sigap mencium kening Evelyn dengan cepat.

"Gue sayang lo Eve," ungkapnya tulus, lalu kemudian berjalan keluar dari kamar Austin.

Evelyn merasakan Nathan mencium keningnya dan mendengar perkataan Nathan dengan sangat jelas, ia menggigit bibir bawahnya dengan pelan,"Nathan, Maaf.."

Cklek!

Seseorang membuka pintu dan ternyata itu Luna, Luna menepuk dahi Evelyn dengan keras.

"Bangun lo njing,"

Evelyn reflek membuka matanya lalu melotot kesal ke arah Luna, ia kemudian menendang pinggang Luna dengan pelan."

"Kenapa Luna bangunin, Eve." Ucapnya pura pura kaget menatap Luna dengan kesalnya.

Luna hanya merotasikan matanya malas,"Banyak drama lo," imbuhnya kesal.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang