22. MINE!

4.2K 408 69
                                    

HAI KAMU CAPE YA EVE? Yuk nikah sama gue.
HAI SAYA KEMBALI MEMBAWA SENYUMAN YANG PENUH LUKA ANJAY
JANGAN LUPA BACA
HAPPY READING!
—————————————

Sebuah mobil melaju dengan sedang dan berhenti, tepat di samping devano. Evelyn yang masih di dekapan devano, harus memeluk Evelyn yang tiba-tiba pingsan.

"Kasih ke gue," Austin yang tiba tiba turun dari mobil hitamnya, tatapannya datar dan tajam memandang devano yang sudah menggendong Evelyn.

"Biar gue, gue tunangannya." Devano menolak.

"Ralat Mantan." Koreksi Austin.

"She Is Mine,Dev," Sambung Austin dan menatap devano dengan tatapan tajamnya.

Devano tidak berbicara lagi, karena itu memang faktanya,"Jangan lukain Eve, walaupun gue yang pernah lukain Eve, cukup gue aja yang lakuin, dan lo jangan Austin." Jelasnya datar dan mendekat dimana keberadaan Austin.

"Sekalipun lo bilang gitu, gue tetap jagain pacar gue."

Austin mengambil Evelyn dari gendongan devano dan membawanya ke mobil hitamnya.

Austin mendekat ke arah devano dan menepuk bahunya pelan,"Thanks, Bro."

Sebelum Austin memasuki mobilnya, teriakan pelan membuatnya menoleh.

"JAGA DIA, LO LUKAIN EVE, GUE REBUT DIA KEMBALI!!"

Austin mengangguk sebagai jawaban dan memasuki mobilnya, ia memandang Evelyn yang pingsan dan menatap devano dari luar. Kemudian ia melajukan mobilnya meninggalkan devano.

Devano tertegun, apakah ini akhir kisah dari dirinya dan Evelyn, ia mengacak surai rambut tebalnya dan mengusap wajahnya pelan. Pandangannya kembali tajam dan melangkah dimana mobilnya berada.

"Evelyn is Mine," tekadnya pada dirinya, ia kemudian memasuki mobilnya. Matanya memejam sesaat.

"Apakah ini sebuah arti penyesalan." Batinnya penuh Miris.

Kemudian ia kembali melajukan mobilnya,Netranya memandang Nathan yang menelepon, ia memelankan laju mobilnya dan mengambil handphonenya.

Devano kemudian menggeser telepon berwarna hijau dan mengangkat telepon dari Nathan,"Halo Nath."

"Eve sama lo?," Ucapan Nathan membuat Devano bingung,Eve dan Nathan dekat?,pikirnya.

"Sama Austin," jawabnya lagi, Sambil melajukan mobilnya dengan pelan.

"Oh, thanks bro," Nathan hanya bertanya itu dan mematikan sambungan teleponnya.

Devano berkerut tak mengerti dan menyimpan kembali handphonenya, ia kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan cepat, agar sampai ke apartemennya.

————————————

Austin melajukan mobil hitamnya dengan kecepatan sedang, ia kemudian melirik Evelyn yang masih pingsan dan kemudian kembali menatap jalanan aspal.

Enghh....

Lenguhan dari Evelyn membuat Austin menoleh sekilas dan focus kembali.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang