Part-61 Obsession

Mulai dari awal
                                    

Pahit, Alana tidak suka ini. Kepalanya menjadi pening dengan napas Alana yang mulai memberat. Rasa panas mulai menjalar di seluruh tubuhnya, Alana merasakan gejolak di dalam perut.

Melihat reaksi Alana, membuat Alres menyeringai. Alres melempar selimut yang basah ke bawah. Tangannya mulai merayap ke paha dalam Alana, sehingga gadis itu menggelinjang.

"A-al. Jangan!" teriak Alana panik.

Ia terus mencoba agar tangannya bisa terlepas dari borgol itu. Tapi sulit sekali, bahkan pergelangan tangan Alana sampai lecet, dan berdarah akibat terlalu memaksakan diri.

"Alres ... jangan ... Tata mohon jangan."

Alres tak mendengar ucapan Alana, dirinya semakin gencar mengelus paha Alana, meremas paha dalamnya membuat gadis itu menahan desahan.

"AL!!!" jerit Alana saat Alres membelai miliknya.

"Sst, nikmati saja baby girl."

"TATA NGGAK MAU!! LEPASIN!! AL KAMU GILA YA?!!"

"Hm. Gue tergila-gila sama tubuh lo ini. Tapi gue nggak mau paksa lo lagi, makanya gue lampiasin sama cewe lain. Dan sekarang gue nggak peduli. Lo harus hamil anak gue, supaya lo nggak bisa pergi dari hidup gue."

"Tata masih sekolah Al. J-jangan gini ... kalo kamu cinta sama Tata, tunggu kita nikah. Tata nggak mau lakuin itu sekarang. Tata mohon jangan ... Tata janji nurut sama Al, t-tapi jangan hamilin Tata dulu." Alana terisak membuat Alres tak tega.

"Natasya," panggil Alres melemah.

Alana menatap Alres dengan mata berkaca-kaca. "Apa Al?"

"Gue cinta sama lo. Gue nggak mau lo jadi milik orang lain. Jangan pernah bilang putus sama gue. Kalo hubungan kita berakhir, di saat itu juga gue atau lo mati. Sampai mati pun gue nggak bakal lepasin lo."

Takut, tentu. Tertegun, juga iya. Alana tak habis pikir dengan Alres yang begitu mencintainya. Cowok itu terlalu terobsesi dengannya, sehingga ia melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan. Membuat Alana tidak nyaman adalah kesalahannya, siapa pun tidak akan betah jika dirinya tertekan.

"Tata tahu kamu cinta sama Tata. Tapi cara kamu salah Al. Kamu terlalu memaksa sampai Tata terluka."

Alres menundukkan kepala, merenungi kesalahannya. Karena takut kehilangan, Alres jadi bertindak semaunya. Saat Alana meminta putus kemarin malam, membuat Alres menjadi gila.

"Al ... tangan Tata sakit. Bisa dilepasin?" tanya Alana dengan hati-hati.

Alres mengambil kunci, lalu membuka kedua borgol yang mengikat tangan Alana. "Maaf," lirih Alres.

"Nggak papa."

Alres memeluk Alana, menenggelamkan wajahnya di leher gadis itu. Meskipun Alres sudah menyakiti Alana, gadis itu tetap memaafkannya, membuat Alres semakin merasa bersalah.

Leher Alana terasa basah dan hangat, dapat ia tebak jika Alres menangis, karena cowok itu meminta agar Alana mengampuni dirinya, dan berulang kali meminta maaf.

Alana mengelus belakang kepala Alres, meskipun diam-diam perasaan itu hilang. Rasanya memang sudah berbeda, di mana Alana merasa biasa saja, sedangkan Alres begitu mencintainya.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang