Mereka berempat sedang di alfamekdi sekarang, tapi saling berpencar mencari keperluannya masing-masing.
Maksud berpencar disini adalah, Ryen dengan angkasa. Dan tentu saja Amel dengan black card nya (Eri).
Yak mari kita lihat regu angkasa.
"Ryen tau gak, kata mamah ini enak. Tapi lu gaboleh makan jadi ini buat gw" ucap angkasa sambil memperlihatkan sebungkus makaroni pedas.
"Iya terserah"
Ryen kemudian berjalan menuju rak biskuit dan roti lalu dia mengambil sebungkus roti isi coklat dan sebungkus biskuit cokelat lalu menghampiri angkasa.
"Ryen, lu harus makan banyak tau ga? Jangan ini doang gaada gizinya" ucap angkasa saat melihat Ryen membawa roti dan biskuit di tangannya. Lalu dia berbisik di telinga Ryen.
"Gw gamau pacar gw ringan, nanti gak berasa- akh" Ryen mengaduh kesakitan di akhir kalimatnya karena perutnya terkena sikutan Ryen.
Terlihat semburat merah muda di pipi putih Ryen, dia tak mengelak bahwa suara angkasa barusan sedikit- sexy.
Lalu mereka berdua melanjutkan memilih makanan mereka.
Mari kita beralih ke kubu yang lain.
Amel masih sibuk memilih makanan ringan, dia hampir mengambil satu dari setiap merek yak ada di rak makanan ringan itu.
Eri juga masih setia berjalan di belakang amel sambil mendorong trolly yang sudah setengah penuh, sebagian besar isi trolly itu milik Amel dan beberapa botol minuman milik Eri.
Amel berhenti di depan rak yang menampilkan berbagai permen dengan berbagai merek, Amel melirik Eri sebentar dan mengambil satu bungkus permen jelly lalu menyodorkannya pada Eri.
"Buat lu, upah buat dorongin trolly gw" ucap Amel dengan tangan terulur dan sedikit menunduk.
Di balik sifat Amel yang galak dan bermulut pedas, dia masih memiliki sifat imut yang kadang kala muncul dan mengundang seseorang seperti Eri untuk menculiknya.
Eri menerima pemberian Amel seikit tertawa dan menaruh permen itu di trolly, lalu dia mengusak gemas puncuk kepala Amel karena masih diam di posisinya yang menunduk dan memainkan ujung sepatunya.
"Udah selesai? Kita pulang?" Tanya Eri.
"Umm, kuy"
Mereka pun akhirnya berjalan menuju kasir dan bertemu dengan kelompok angkasa-ryen di tengah jalan.
"Buset er, itu belanjaan lu banyak banget" ucap angkasa takjub.
"Punya Amel" jawab Eri.
"Shit Mel, gw kadang heran sama lu. Badan lu yang cuma selembar bisa makan sebanyak itu. Bahkan porsi makan lu lebih banyak dari gw."
Angkasa tak terima, pasalnya saat beberapa wanita normal lainnya sibuk diet dan menyiksa diri dengan hanya memakan rerumputan. Amel dengan santainya memasukan apapun ke mulutnya.
"Terserah gw dong" ketus Amel.
Akhirnya merekapun melanjutkan perjalanan menuju kasir.
Kini belanjaan Amel selesai di total, namun saat Amel sedang mencari kartu debitnya Eri sudah menyodorkan black card ke kasir.
Amel sempat cengo, julukan black card pada Eri beberapa waktu lalu hanya sebuah candaan, tapi sekarang??
"Yuk pulang" ajak Eri setelah selesai membayar.
Amel yang masih cengo pun menurut dan mengikuti Eri di belakang, bahkan setelah membayar belanjaan Amel kini Eri juga yang membawakan belanjaannya.
Butchy-able bgt ga sih Eri??
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Amel dengan damai dan sejahtera.
.
.
.Sesampainya di rumah Amel, mereka semua langsung menuju kamar masing-masing yang sudah di atur oleh Amel.
Amel tidur di kamarnya, Eri tidur di kamar tamu di sebelah ruangan Amel, angkasa dan Ryen tidur di ruangan tamu di lantai bawah.
Angkasa kini duduk di atas karpet di samping kaki Ryen yang bergelayut tenang.di pinggir kasur.
"Ryen." Panggilnya.
"Umm" hanya deheman yang keluar dari mulut Ryen seolah tidak ada yang menarik.
"Ryen jangan ngelamun dong, lu gak liat gw disini?" Angkasa sedikit kesal karena tidak di perhatikan oleh Ryen, di lirik pun tidak.
Ryen terlihat menggerakkan kepalanya, menatap angkasa yang ada di bawahnya. Hingga tatapn mereka benar-benar bertemu dan mengikat satu sama lainnya.
Seolah seperti ada naluri dalam diri angkasa yang membuat nya sedikit mencondongkan mukanya ke arah Ryen, semakin dekat. Semakin mengkis jarak diantara keduanya.
Perlahan bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.Saat hampir tidak ada jarang antara keduanya, angkasa bisa melihat Ryen mulai menutup mata, hingga perlahan bibir tebal angkasa menyentuh bibir tipis Ryen yang selalu bisa membuatnya terhipnotis.
Awalnya hanya sebuah kecupan ringan, hingga keduanya kini terbuai dalam lumatan panas yang menggairahkan.
Ryen terlihat sedikit kaku dengan ciumannya, namun Angkasa perlahan membimbingnya hingga gigitan kecil Angkasa di bibir bawah Ryen membuat sang pemilik melenguh pelan.
"Nghh.."
Entah karena semakin terbuai oleh permainan atau memang lenguhan Ryen membuat Angkasa semakin menggila.
Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan saat Ryen sedikit membuka mulutnya, angkasa langsung memasukkan lidahnya ke dalam mulut Ryen. Menjamah setiap inci mulut Ryen, lidah yang saling bertautan, suara gigi yang kadang menabrak saat angkasa memperdalam ciuman itu.
Suara basah yang timbul dari ciuman panas itu sedikit menggema, angkasa seolah tak ingin mengakhiri kegiatan ini mulai meraih tengkuk leher Ryen dan sedikit menekannya.
Tidak ada yang di rugikan sama sekali dalam kejadian ini, mereka berdua sangat menikmati apa yang sedang mereka lakukan.
Hingga beberapa saat kemudian Ryen menepuk pelan pundak angkasa, menandakan bahwa paru-parunya membutuhkan asupan oksigen saat ini juga.
Angkasa melepaskan tautan bibir mereka berdua, saat tautan bibir mereka mulai terlepas terlihat juntaian benang Saliva terulur dari keduanya.
Wajah Ryen memerah dengan beberapa bekas Saliva darinya dan angkasa yang keluar hingga beberapa menetes dari mulutnya.
Angkasa melihat pemandangan yang begitu indah dari bawah sana, membuatnya tak bisa menahan sesuatu dalam dirinya lebih lama lagi.
Setelah di rasa Ryen sudah puas mengambil nafas, angkasa kembali menerjang tubuh Ryen hingga terjatuh ke atas kasur.
Angkasa menindih tubuh ramping tersebut, dan mulai kembali menciuminya.
Beberapa kali angkasa menjamah pipi dan leher mulus Ryen, sedikit menjilat daun telinga Ryen lalu kembali ke leher dan turun ke dada.
Angkasa yang sudah membuka beberapa kancing baju Ryen lalu menciumi dada putih dan mulus itu, sedikit menggigitnya hingga tertinggal beberapa bekas cinta nya.
Setelah membuat karya seni di dada polos Ryen, angkasa kembali mengecup bibir Ryen yg kini sudah mulai bengkak karenanya.
Kecupan singkat yang angkasa berikan pada Ryen lalu tersenyum di depan wajah pria yang kini sudah memerah itu.
"Makasih Ryen, udah kasih gw kesempatan. Gw gaakan janji, tapi gw coba buat kasih bukti kalo gw beneran sayang sama lu" angkasa mengucapkan kalimat itu dengan masih menatap manik mata Ryen lekat.
Ryen tersenyum simpul mendengar penuturan angkasa, kemudian tangannya terulur menuju dada bidang angkasa. Membiarkan tangannya beberapa saat disana merasakan sesuatu lalu kembali menurunkan tangannya.
"sama-sama, gw harap lu serius" ucap Ryen.
"Gw bakal buktiin ke lu Ryen" jawab angkasa lalu memeluk tubuh Ryen yang masih telentang di atas kasur. Membenamkan wajahnya di dada Ryen kemudian tertidur.
.
.
.baru bangun maapp
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ANGKASA ] [Tamat]
RomanceDesclaimer!! Ini cerita yg berbau gay, LGBT, cowo sama cowo, GL side story jg 😌 Jgn salah lapak ya sayang, muahh ✨ ❗sebagian dari cerita ini based on true story❗ Maaf kalo ga sesuai yang kalian mau. :) Langsung baca aja, aku ga bisa bikin deskrips...