3. SESAK

3.2K 281 10
                                    

Hai gue kembali lagi.
Masih siap baca yang sesak sesak tapi menurut gue ini keknya kurang parah deh.
Lest start it.
Selamat membaca.
———————————

"Kring Kring—

Evelyn yang sedang merapikan bukunya dan memasukkannya kedalam tas. Ia sudah menitipkan buku pelajarannya ke Luna.

Evelyn menoleh ia melihat Luna yang sedang bercermin, "Eve mau ke Devano dulu ya Lun" Ujarnya ceria. Ia lalu bangkit dan mengambil kotak bekalnya, Menghela nafas dan menghembuskan perlahan lalu memandang sekilas bekalnya yang bibi kasih.

Luna yang melihat Evelyn merapikan bukunya, "mau gue temenin?" Ia kemudian mendongak menatap Evelyn yang menenteng bekalnya.

Evelyn tersenyum "boleh deh" Balasnya pelan.

Evelyn berjalan dan diikuti Luna dibelakangnya. Ia berjalan keluar kepalanya celingak-celinguk, lalu pandangannya melihat devano dan teman-temannya yang sedang bermain basket.

Devano atau Devano Freddy Athanius Cowok MOST WANTED Sekolahnya. Devano juga seorang kapten basket disekolahnya, gerakannya yang lincah dan tegas di waktu bersamaan itu yang membuat Evelyn suka dan jatuh cinta kepada devano saat ia mau dijodohkan tiba tiba dengan dirinya yang hanya siswi cupu dan sederhana. Teman teman Devano sama populernya dengan Devano.

Ada Nathaniel Lakeswara Cowok dingin dan cuek terhadap wanita, Ada Austin siswa populer atau gelar disekolahnya seorang cowok good boy, Selanjutnya ada Alex atau cowok yang suka tebar pesona sana sini tapi dia anti dengan wanita, Alex bukan cowok playboy suka mempermainkan hati wanita dia hanya tau menebar pesona saja. Dan terakhir cowok yang sedang ditampar seorang cewek karena ketahuan selingkuh, Cowok yang bernama Matthew dia kebalikan dari Alex, Cowok playboy yang suka menebar pesona sana sini dan suka mempermainkan hati wanita.

Evelyn tersenyum ceria melihat devano berlompat ke ring untuk memasukkan bola basket, kaosnya terangkat dan Evelyn bisa melihat jelas perut sixpacknya, rahangnya yang tegas, matanya yang tajam dan jangan lupa postur otot perutnya tercetak jelas karena devano hanya memakai kaos hitam.

Senyumnya luntur melihat Anya yang sedang mengelap bulir keringat di dahi Devano, ia hanya diam dan tidak menanggapi apa yang dilakukan Anya terhadapanya.

Evelyn menunggu Anya yang selesai melap dahi devano, pandangannya melihat Anya yang pergi "mungkin mau ke kantin" batinnya.

Luna yang melihat Evelyn yang menahan itu semua hanya menatap prihatin, lalu kemudian menepuk pelan bahu Evelyn untuk menguatkan.

Evelyn menahan isakannya ia menghapus airmatanya yang akan menetes. Tersenyum pelan menatap Luna dan mengalihkan tatapannya lagi ke Anya dan Devano, lalu melangkahkan kakinya menuju kelapangan basket. Evelyn mendekat ke arah devano dan temen-temennya.

"Dev!" Panggilnya dengan pelan.

Devano yang sedang menyugar rambutnya yang basah karena terkena air, ia lalu menoleh siapa yang memanggilnya. pandangannya berubah datar melihat siapa yang ada di hadapannya.

Evelyn menggigit bibirnya, ia gugup berhadapan dengan devano, atau tunangannya sendiri. Evelyn mulai ragu ragu mengeluarkan bekalnya ke hadapan devano.

"De-van aku bawain kamu nasi goreng" Gugupnya terbata, ia menunduk kemudian menyerahkan bekalnya yang bergambar pororo.

Devano memandang Evelyn tajam, pandangannya semakin tajam lalu menunduk apa yang gadis tak tahu diri ini berikan padanya, ternyata hanya bekal.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang