Chapter 22 : Si Terlemah Yang Tak Terkalahkan

9 2 0
                                    

Aku menendang pintu masuk salah satu kelas elite hingga pintu itu terlepas dan terlempar. Semua murid dan guru terkejut dan melihatku dengan bingung. Aku kemudian menunjuk kearah para murid yang telah merundung Misha.
Fadli:"aku menantang kalian untuk bertarung"
Setelah aku mengatakan itu semua orang langsung mentertawakanku, namun aku masih melihat ada beberapa siswa yang melihatku dengan khawatir. Aku kemudian mengulurkan tanganku ke belakang dan aku menarik tubuh seorang murid yang sudah babak belur menggunakan portal dari kekuatanku. Murid itu adalah salah satu murid yang ikut merundung Misha, dan aku yang telah membuatnya babak belur seperti itu. Aku kemudian melempar tubuh murid itu kearah para siswa yang aku tantang tadi.
Fadli:"aku tunggu kalian di arena, datanglah jika kalian memang bukan pengecut"

____________________________________________________

Aku sedang mempersiapkan diriku di ruang tunggu arena. Tidak lama kemudian Misha tiba tiba datang kearahku dengan panik.
Misha:"Fadli, apa yang telah kamu lakukan? Kenapa kamu malah menantang para murid itu"
Fadli:"apa kamu pikir aku akan diam saja setelah aku melihat apa yang telah mereka lakukan kepadamu?"
Misha:"aku tau kamu marah untukku, dan aku sangat bersyukur padamu, tapi mereka adalah murid murid peringkat atas, walaupun dengan bantuanku, kita tetap tidak mungkin bisa mengalahkan mereka"

Fadli:"kamu terlalu memandang rendah dirimu sendiri Misha, bukankah aku sudah menghancurkan kutukan yang mengunci kekuatan sihirmu"
Misha:"tapi..."
Aku kemudian berdiri dan menepuk pundaknya.
Fadli:"percayalah kepadaku"
Aku melihat kalau para siswa yang aku tantang tadi sudah menungguku di arena, dan aku menyadari kalau ada banyak sekali murid yang datang untuk menyaksikan pertarungan ini. Aku melihat Misha yang masih sedikit khawatir berada di tempat aku keluar tadi. Aku hanya tersenyum kearahnya, kemudian aku melihat kearah kearah para murid yang berada di depanku. Salah satu dari mereka yang bernama Marco kemudian mencoba untuk memancingku.
Marco:"tidak kusangka kalau kau benar benar datang"

Marco:"kami akan mempermalukanmu dalam pertarungan ini kemudian kami akan mengeluarkanmu dan jalang milikmu itu dari akademi ini"
Marco:"akademi ini tidak butuh murid lemah seperti kalian"
Mereka langsung tertawa setelah itu sementara aku tidak menunjukan reaksi apapun. Tidak lama kemudian guru yang bertindak menjadi wasit memulai pertarungannya. Marco dengan cepat langsung merapalkan mantra sihirnya dengan cukup cepat kemudian dia menembakan beberapa bola api yang cukup besar kearahku sementara teman temannya hanya diam dan tersenyum saja. Aku tidak menghindari serangan itu dan membiarkan bola bola api itu mengenaiku dan meninggalkan kepulan asap yang cukup tebal. Beberapa murid yang menonton langsung tertawa melihatku.

Evans:"hahahaha, dia bahkan tidak bisa menghindarinya, hahahaha ini akan jadi sangat mudah"
Namun, semua tertawaan mereka berhenti ketika asap yang menyelimutiku menghilang, mereka terkejut ketika melihat kalau aku baik baik saja, dan tidak terluka sedikitpun. Marco langsung menjadi kesal kemudian dia menembakan lagi serangan api yang lebih besar. Tapi seperti sebelumnya serangan itu tidak berdampak apapun kepadaku. Evans dan teman teman Marco yang lain kemudian ikut menyerangku secara bersamaan, tapi tetap saja serangan mereka tidak melukaiku sedikitpun. Mereka bahkan juga tidak bisa mengotori pakaianku meskipun dengan serangan seperti itu. Kali ini semua orang langsung benar benar terdiam, ada beberapa yang melihat kearahku dengan kagum, salah satunya adalah Misha.

Yakov:"tidak mungkin, bagaimana kau tidak terluka sedikitpun setelah menerima serangan sihir sebanyak itu? Siapa kau ini sebenarnya? Bukankah kau ini hanyalah murid terlemah, dan terburuk yang berada di peringkat paling bawah?"
Aku kemudian memutuskan untuk sedikit memancing mereka sebagai balasan.
Fadli:"kalian sebut itu serangan sihir? Tidak aku sangka orang orang selemah kalian bisa mendapatkan peringkat atas, sepertinya akademi ini harus meningkatkan standarnya lagi"
Marco:"jangan sombong kau, meskipun serangan kami tidak bisa melukaimu, tapi kau juga tidak akan bisa melukai kami"
Marco:"aku yakin kalau kau memakai cara curang dengan menggunakan penangkal sihir, tapi kau tidak beruntung jika kau menggunakannya untuk melawan kami"

Marco:"karena semua penangkal sihir memiliki batasan, dan kami akan terus menyerangmu hingga penangkal sihir itu hancur"
Mereka kembali menembakiku dengan beragam jenis sihir tanpa henti. Tapi tetap saja tidak ada satupun serangan yang bisa mengenaiku. Aku hanya menunggu hingga mereka kelelahan sambil tersenyum. Saat mereka berhenti karena kelelahan, aku kembali memancing mereka.
Fadli:"*hoam, apa kalian sudah selesai bermain mainnya?"
Fadli:"kalau sudah berarti sekarang adalah giliranku"
Aku meluruskan tangan kananku keatas dengan hanya jari telunjuk saja yang terbuka.
Fadli:"aku beritau kalian satu hal... "

Fadli:"alasan kenapa aku berada di peringkat terbawah adalah karena aku tidak mengetahui apapun tentang sihir saat mendaftar di akademi ini"
Fadli:"tapi setelah mempelajarinya selama satu minggu, aku sudah memahami semuanya, dan akan aku perlihatkan kepada kalian bentuk sihir yang sebenarnya"
Aku kemudian memunculkan sebuah bola api raksasa diatas jari telunjukku yang menunjuk keatas tadi. Bola itu sangatlah besar, dan tidak muncul secara berkala. Karena itulah suasana arena yang tadinya biasa saja dalam sekejap langsung berubah menjadi sangat panas karena bola api yang aku ciptakan. Semua orang yang berada di arena selain aku langsung mengeluarkan keringat yang sangat banyak.

Marco dan teman temannya langsung ketakutan saat melihat itu, mereka tau mereka tidak akan selamat jika terkena serangan itu. Mereka kemudian langsung bersujud dan meminta maaf didepanku.
Marco:"baiklah baiklah kami menyerah kamu menang, kami minta maaf pada apa yang telah kami lakukan kepadamu dan Misha, kami mohon maafkan kami"
Setelah mendengar itu senyumanku langsung menjadi semakin lebar, dan aku langsung menghilangkan bola api tadi. Saat aku melihat kearah Misha, aku melihat kalau dia juga tersenyum. Aku lalu kembali melihat kearah Marco dan teman temannya yang bersujud didepanku.
Fadli:"baiklah"
Mereka semua langsung lega dan mengangkat kepalanya untuk melihatku dengan senyuman di wajah mereka.

Aku langsung menendang wajah mereka dengan sangat kuat hingga mereka terlempar. Hal tersebut membuat semua orang terkejut.
Fadli:"aku tidak akan membunuh kalian, tapi aku juga tidak akan melepaskan kalian ataupun memaafkan kalian"
Aku kemudian kembali menendang mereka, terkadang menjambak rambut mereka dan meninju wajah mereka.
Fadli:"aku akan membuat kalian merasakan hal yang telah kalian lakukan kepada Misha"
Aku terus menerus menyerang mereka bahkan ketika mereka babak belur, dan hampir tidak sadarkan diri aku masih saja menyerang mereka. Sampai guru yang bertugas sebagai wasit menghentikanku.
Wasit:"cukup, itu cukup kamu sudah menang, jika kamu masih saja menyerang mereka, mereka bisa saja mati"
Wasit:"dan jika kamu masih saja tidak berhenti, kami terpaksa akan mengeluarkanmu dan Misha dari akademi"

Aku langsung berhenti setelah mendengar itu, lalu aku melirik kearah guru itu hingga membuat guru itu ketakutan dan sedikit menjauh dariku. Aku kemudian mengeluarkan aura yang sangat mengerikan sambil melihat kearah semua orang yang ada di arena.
Fadli:"ingat ini, jangan pernah kalian menyakiti Misha atau para murid yang berada di peringkat bawah lagi, karena jika aku sampai melihat kalian melakukan itu, aku tidak akan segan segan melakukan hal ini kepada kalian juga"
Setelah mengatakan itu aku langsung pergi dari arena menuju kearah Misha yang juga ketakutan dan berkeringat. Aku tersenyum sambil mengelus rambutnya, aku juga membuatnya kembali segar dengan menghilangkan keringatnya dan mendinginkan tubuhnya. Dia kemudian tersenyum kearahku.

Time WandererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang