Chapter 18 : Bertemu Diri Sendiri

21 3 0
                                    

Hari ini aku berada di sebuah dunia yang tidak terlalu berbeda dengan dunia asalku. Bahkan ketika aku berjalan jalan dan melihat sekeliling, hampir semuanya terlihat sama seperti dunia asalku, hanya ada sedikit perbedaan saja, tapi karena perbedaanya tidak terlalu penting jadi tidak akan aku sebutkan. Ketika aku sedang asik bersantai dan berjalan jalan di kota, aku melihat ada anak kecil yang sedang bermain bola. Dia tidak sengaja menendang bolanya terlalu kuat hingga bola tersebut terlempar ke arah jalan raya. Anak itu tanpa pikir panjang langsung berjalan ke jalan raya itu tanpa melihat kanan kiri atau pun memeriksa apakah ada kendaraan terlebih dahulu.

Hasilnya anak itu tidak melihat kalau ada sebuah mobil sedan yang sedang melaju cukup kencang ke arah anak itu. Anak itu baru menyadari kalau ada mobil yang sedang menuju ke arahnya ketika mobil tersebut sudah cukup dekat, dan siap untuk menabraknya. Saat melihat itu, tubuhku langsung bereaksi secara sedirinya dan aku langsung mencoba untuk menyelamatkan anak itu. Anehnya, ketika tubuhku bereaksi, entah kenapa semua hal yang ada di sekelilingku, atau bahkan seluruh dunia langsung berjalan dengan sangat lambat, mobil yang tadi melaju dengan cukup cepat juga tiba tiba langsung berjalan dengan sangat lambat. Saking lambatnya, seolah olah kalau semua hal itu seperti tidak bergerak sama sekali.

Tubuhku kemudian dengan cepat berpindah ke sebelah anak itu, lalu aku memegang tubuh anak itu, dan kami berdua langsung berpindah ke seberang jalan. Tepat setelah kami sampai di seberang jalan, semuanya langsung kembali berjalan secara normal. Aku mendengar suara decitan dari arah belakangku, dan ternyata mobil yang hampir menabrak anak yang bersamaku mengerem mendadak, dan berhenti sekitar beberapa meter, dari tempat anak itu berada tadi. Aku kemudian langsung melihat ke arah anak kecil yang baru saja aku selamatkan, anak itu terlihat sangat terkejut, dan kebingungan. Aku berjongkok di depannya dan tersenyum kepadanya sambil memegang pundaknya.

Fadli:"tenang saja, kamu sudah baik baik saja sekarang"
Fadli:"tapi, lain kali berhati hatilah kalau bermain, jangan bermain di dekat jalan raya, dan kamu juga harus memeriksa kanan dan kiri kamu sebelum menyebrang jalan, ok?"
Anak itu kemudian mengangguk dengan ekspresi yang masih bingung dan terkejut. Setelah aku menasihati anak itu, aku langsung pergi dari tempat itu karena aku tidak ingin ada orang lain yang menyadari apa yang baru saja aku lakukan. Aku langsung berpindah ke sebuah pusat perbelanjaan yang tidak terlalu jauh dari jalanan tadi.

Kebetulan sekali di pusat perbelanjaan itu ada toko buku, jadi aku memutuskan untuk melihat beberapa buku untuk mencaritau informasi tentang dunia ini, dan seperti yang aku duga, dunia ini memang benar benar sama dengan dunia asalku. Saat aku sedang asik membaca buku, aku sempat melihat keluar dari jendela toko, aku melihat seseorang yang sangat mirip denganku, atau bahkan mungkin bisa di bilang kalau dia sebenarnya adalah aku yang berasal dari dunia ini. Dia sedang berjalan dan mengobrol dengan beberapa temannya. Karena aku cukup tertarik, jadi aku memutuskan untuk mengikuti mereka setelah membeli beberapa buku tentu saja. Setelah keluar dari toko buku itu, pakaianku tiba tiba berubah menjadi setelan jas yang mewah berwarna abu abu. Aku juga memakai kacamata, dan juga topi fendora tidak tau kenapa, mungkin untuk penyamaran.

Kembaranku dan teman temannya masuk ke sebuah kafe yang tidak jauh dari toko buku tadi, mereka kemudian duduk dan memesan kepada pelayan. Setelah itu mereka langsung mengobrol. Aku mengikuti mereka masuk kedalam kafe itu dan duduk tidak terlalu jauh, tapi juga tidak terlalu dekat dengan mereka, dan menghadap ke arah mereka. Tidak lama kemudian pelayan yang sama yang melayani mereka, datang ke arahku ketika aku sedang melepaskan topiku dan meletakannya di meja. Pelayan itu langsung bingung ketika melihat wajahku, dia kemudian melihat ke arah kembaranku dan teman temannya, lalu kembali melihat ke arahku beberapa kali dengan wajah yang semakin bingung.

Aku kemudian mendekatkan jari telunjukku ke depan mulutku dan meminta pelayan itu untuk merahasiakan hal ini.
Fadli:"ssh"
Aku kemudian mengedipkan mataku ke pelayan itu sambil tersenyum, dan dia mengangguk sambil wajahnya memerah. Aku kemudian memesan makanan, dan pelayan itu menerima pesananku dengan gugup dan sedikit malu malu. Setelah itu aku kembali memperhatikan orang yang mirip denganku itu. Sepertinya lama lama aku mulai terdengar seperti seorang stalker ya. Tunggu, stalking diri sendiri itu termasuk atau enggak ya?
Anggap saja enggak termasuk lah, oke semuanya? Bagus sekarang lanjut.

Tidak lama kemudian pesananku datang, dan aku menikmati makanan itu. Setelah selesai makan makan di kafe, kembaranku dan teman temannya kembali berjalan jalan di pusat perbelanjaan, mereka masuk ke Game Center, masuk ke supermarket, melihat lihat baju, DVD, mainan, dan masih banyak lagi. Aku juga sempat membeli beberapa barang yang cukup menarik perhatianku. Aku terus menerus mengikuti mereka sampai hari sudah menjelang sore. Setelah mengunjungi beberapa tempat, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Mereka berpisah saat berada di parkiran bawah. Aku bersandar di salah satu pilar sambil menunggu orang yang mirip denganku berjalan melewatiku, kemudian aku menyapanya.

Fadli:"yo!"
Dia berbalik dan melihat ke arahku, tapi dia langsung menghembuskan nafasnya.
???:"huft, tidak aku sangka kalau tidak lama lagi aku akan mati, hidup ini sungguh singkat tapi menyenangkan"
Fadli:"lah, kenapa?"
???:"bukankah orang orang sering bilang kalau kamu melihat doppelgangermu, tidak lama kemudian kamu pasti akan mati"
Fadli:"aku bukan doppelgangermu"
???:"lalu? siapa kamu? kenapa kamu mirip denganku? dan apa yang kamu inginkan dariku?"
Fadli:"sebelum aku menjawab itu, boleh aku tau siapa namamu?"
Dia langsung terlihat bingung ketika aku menanyakan itu.
???:"um.. Kamu bisa memanggilku Fadli"
Fadli:'sudah kuduga ini akan menjadi sedikit membingungkan'

Ah, karena kami berdua sama sama Fadli, supaya kalian para pembaca tidak bingung, jadi dialognya akan sedikit aku rubah seperti ini.
Fadli (aku):"namaku juga Fadli"
Fadli (dia):"hahaha sungguh kebetulan yang menarik"
Fadli (aku):"bukan kebetulan sih sebenarnya, aku dari tadi mengikutimu dan teman temanmu berkeliling mall karena aku tertarik padamu"
Fadli (dia):"kamu tau, kamu terdengar seperti seorang stalker, dan bisakah kamu menjawab pertanyaanku yang tadi?"
Fadli (aku):"seperti yang aku bilang tadi, aku juga Fadli, atau lebih tepatnya aku adalah kamu tapi dari semesta yang berbeda, dan aku hanya ingin mengobrol denganmu"
Fadli (dia):"semesta lain? Multisemesta itu nyata? Tidak mungkin"

Fadli (aku):"aku bisa membuktikannya kepadamu, tapi aku rasa kalau tempat ini bukanlah tempat yang tepat"
Fadli (dia):"kamu benar, ikut aku, aku tau tempat yang tepat"
Aku kemudian mengikuti dia ke tempat dia memarkir motornya. Dia kemudian diam dan melihat penampilanku.
Fadli (dia):"apa akan baik baik saja kamu naik motor dengan penampilan seperti itu?"
Aku melihat ke arah setelan jas yang sedang aku pakai, kemudian aku melepaskan topiku, dan pakaianku langsung berubah menjadi jaket, dan celana biru panjang.
Fadli (aku):"bagaimana kalau sekarang?"
Dia melihat ke arahku dengan terkejut bercampur kagum.
Fadli (dia):"ok, sekarang aku percaya kalau kamu dari semesta lain"

Time WandererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang