Part-39 UKS

22.8K 2K 507
                                    

"Hamilin Alana Kak."

- Alana Annatasya Wibawa

-★☠★-


Alana keluar mobil dengan tergesa-gesa. Hari ini Alana sudah diperbolehkan untuk masuk sekolah. Banyak tatapan benci yang orang-orang layangkan kepada Alana, namun Alana tak mempedulikan hal itu, ia lebih memilih menghampiri Gevano.

"Kak Gevan!"

Gevano menoleh kebelakang saat Alana memanggilnya. Gadis itu berlari menghampiri Gevano lalu memeluknya dengan erat.

"Kak Gevan," lirih Alana.

"Lo kenapa? Lagi ada masalah?"

"Kak Gevan kemarin kemana aja? Kenapa chat Alana gak dibales?"

"Maaf. Kemarin gue gak buka hp,"

"Yaudah gak papa."

Alana melepaskan pelukan mereka. Ada yang berbeda dari Gevano saat ini. Wajah pria itu dipenuhi lebam, dan kepalanya diperban.

"Kak Gevan kenapa?" tanya Alana yang begitu khawatir saat Gevano terluka. Pikiran buruk mulai melayang-layang memenuhi isi kepala.

"Gue gak papa, ada masalah dikit." Gevano memilih tak memberi tahu Alana karena ia tak mau menambah beban pikiran Alana.

"Kenapa muka lo pucet? Lo belum sarapan?"

Alana menggelengkan kepala pelan, sembari menunduk, takut jika nanti Gevano akan memarahinya. Gevano yang melihat hal itu mendesah pelan kemudian merangkul bahu Alana pergi dari parkiran menuju ke kantin sekolah.

"Na. Makan itu penting. Setidaknya lo makan roti atau minum susu buat sarapan. Jangan biarin perut lo kosong. Nanti lo sakit Na,"

"Maaf. Alana tadi gak sabar ketemu kak Gevan jadi lupa sarapan deh," Alana menyengir lebar ala andalannya. Mencoba memanipulasi Gevano bahwa dirinya baik-baik saja.

"Lain kali jangan gitu. Lo harus sayang sama diri lo sendiri,"

"Iya, maaf."

Mereka pun tiba di kantin sekolah yang masih sepi. Gevano pergi memesan bubur ayam untuk Alana.

Setelah mendapatkan pesanan. Gevano menghampiri Alana dengan sebuah nampan di tangan. Gevano duduk di hadapan Alana, membuat gadis itu salah tingkah saat Gevano terus menatapnya.

"Mau makan sendiri apa gue suapin?"

"Alana bisa sendiri, makasih Kak. Kak Gevan gak mau makan juga?"

"Lo aja, gue udah sarapan tadi. Makan yang banyak Na."

Alana mengangguk paham kemudian mulai memakan bubur tersebut. Jantung Alana terus berdetak kencang saat ia tak sengaja melirik Gevano yang tengah memperhatikannya.

Gevano tersenyum tipis melihat Alana yang lahap memakan bubur tersebut. Hatinya menghangat saat melihat Alana. Ada rasa senang jika berada di dekat gadisnya.

Saat Gevano berdekatan dengan Alana, jantungnya selalu berdetak tak karuan. Setiap gerakan Alana tak pernah luput dari perhatiannya. Gevano tak pernah bosan melihat wajah cantik Alana.

"Na, kalo ada apa-apa lo bisa cerita sama gue."

Uhuk

Saat mendengar itu sontak saja Alana tersedak karena terkejut. Gevano segera memberikan teh hangat kepada Alana. Gevano tak menyangka ucapannya membuat Alana tersedak.

"Kak Gevan kenapa tiba-tiba ngomong kaya gitu?"

"Karena gue rasa ada yang mau lo ceritain sama gue. Tapi mungkin lo belum siap cerita. Gak usah takut cerita sama gue Na,"

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang