Hai, Vren!
Absen jam berapa kamu baca part ini!
Hai Vren“Kara tidak boleh ke mana-mana!” tegas Nina, sembari menuangkan air dari teko ke gelas Lengkara.
Lengkara menggenggam erat sendok dan garpu di genggamannya. Kini ia dengan keluarga tirinya sedang berkumpul di ruang makan. Erik duduk di antara Sonya dan Nilam, sementara Nina dan dirinya duduk di tempat yang paling jauh dari jangkauan Erik.
Decakan kesal keluar dari mulut Erik. “Bahaya untuk Nilam kalau Kara ada di sekitarnya!”
“Kamu pikir Kara itu apa Erik?” Nina menatap Erik tajam. “Kara tidak akan ke mana-mana!”
“Kamu gila? Kara udah berapa kali mencoba untuk menyakiti Nilam!” bentak Erik, pria tua itu menoleh ke arah Lengkara yang kini menunduk sambil terus melanjutkan makannya.
Nina terdiam sejenak, kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya. “Benar seperti itu Kara?” tanya Nina. Kegiatan mengunyah Lengkara terhenti begitu saja.
Perlahan pandangan Lengkara naik menatap mata Nina. “Buat apa nanya Kara? Emang Mama dan Papa bakal percaya?” tanya gadis itu dengan pandangan sayunya.
“Jawab pertanyaan Mama dengan benar Kara!” teriak Nina membuat Lengkara memejamkan matanya sesaat.
Gadis itu mengirup napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Inilah alasan ia tak pernah mau satu meja dengan keluarganya itu. Terlalu banyak drama. “Kara gak pernah nyakitin Nilam,” jawab gadis itu pada akhirnya.
“Bohong,” gumam Nilam yang sedari tadi diam menikmati pertengkaran keluarga tirinya itu. Semua yang ada di meja makan itu kompak menoleh ke arah Nilam.
Seulas senyum terbit di wajah Nilam. “Kara kan gak pernah suka sama Nilam, Pah.” Mata Nilam menatap Lengkara, walau ucapannya tertuju untuk Erik.
Lengkara menghela napas pelan, ia meutuskan kontak matanya dengan Nilam dan kembali memakan makanannya.
“Jangan bohong sama Mama, Kara!”
Lengkara mendengkus geli, harusnya dari awal ia diam saja dan tak menanggapi ucapan orang-orang di sana. “Psikopat,” gumam gadis itu begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
01.00
Teen Fiction"𝙷𝚞𝚓𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚞𝚛𝚞𝚗." -𝓐𝓶𝓮𝔂𝓼𝓲𝓪𝓪, 01.00 ••• "Kematian yang mencintai kehidupan." - 01.00 ••• "Akan aku jadikan kamu tokoh terfavorit dalam hidupku." - Lengkara Putri Langit ••• "Kamu adalah...