Chapter 24

2K 466 38
                                    

Sehubungan hari ini libur kerja, aku akan mengunjungi Alesha di villanya yang berada di puncak Bogor itu. Aroma nasi goreng seafood special buatanku tercium wangi ketika aku sedang memasukkannya ke dalam tempat makan, tidak lupa aku membawa tempe mendoan kesukaannya. Dan yang pasti aku juga membawa snack Banana Al-Ghifari untuknya. Tidak hanya itu saja, aku juga hendak membawa buku-buku karyanya untuk meminta tanda tangan dan sebuah quotes tulisan tangannya.

"Hafiz, sudah siap semua?" tanya Ummi menghampiriku yang sedang memasukkan snack Banana Al-Ghifari ke dalam totebag.

"Alhamdulillah sudah semua Ummi. Ini mau Hafiz bawa ke mobil," balasku diakhiri senyuman.

Ummi tersenyum. "Salam buat Alesha, ya, Fiz. Bilangin sama dia, Ummi pengin banget ketemu."

"Insya Allah nanti ketemu, ya, Mi. Doakan Alesha juga semoga kesehatan mentalnya membaik."

Ummi pun mengaminkan doaku. Setelah semuanya rapih, aku langsung membawa totebag yang berisi makanan, snack dan buku karya Alesha ke dalam mobil. Kemudian aku berpamitan kepada Ummi, dan berlalu pergi.

***

Sekitar pukul sepuluh pagi aku sudah tiba di depan Villa Alesha, setelah memarkirkan mobil aku langsung turun dari mobil sembari membawa totebag yang berisi makanan dan juga bukun Alesha. Dua orang bodyguard suruhan Pak David itu menghampiriku. Usianya kisaran 30 tahunan. Mereka bernama Ronal dan Ikbal, aku mengetahui nama mereka dari Bagas.

"Assalamualaikum, Alesha nya ada Pak?" sapaku seramah mungkin kepada mereka.

"Waalaikumussalam, ada di dalam, tapi saya saranin sama kamu jangan pernah bertemu Non Alesha lagi," ujar Ikbal.

"Lho memangnya kenapa, Pak?" tanyaku heran.

"Begini, Pak David tidak suka ada yang datang ke villa ini selain keluarganya, takutnya dia datang kesini dan lihat kamu, nanti bisa-bisa kamu diusir sama beliau. Yang ada nanti jadi masalah buat kita, karena tidak bisa menjaga amanat dari beliau," jelas Ronal.

Aku menghela napasnya sejenak. "Beri saya kesempatan untuk hari ini saja bertemu Alesha. Tujuan saya kesini hanya ingin menghibur dia. Apa kalian tidak kasihan kepada Alesha, hidupnya harus terkurung seperti ini? Dia ingin bebas seperti orang lain pada umumnya, pergi ke tempat yang dia inginkan, atau menjalani aktivitasnya di luar tanpa kekangan Pak David."

Dua bodyguard itu saling tatap, kemudian berbisik satu sama lain. Setelah itu salah satunya menatapku dan membolehkan aku masuk. Tanpa berpikir panjang, aku langsung berjalan melewati dua bodyguard tersebut, kemudian memencet bel villa. Dan tidak lama kemudian, pintu villa dibuka oleh Mbok Retno.

"Assalamu'alaikum Mbok."

"Wa'alaikumussalam Mas Hafiz, mari masuk."

Kemudian aku duduk di ruang tamu sebentar, lalu Mbok Retno pergi ke kamar Alesha hendak memberitahu kalau aku sudah tiba. Tidak berselang lama Alesha keluar kamarnya, gadis itu memakai ghamis berwarna cokelat muda senada dengan khimarnya. Aku pun tersenyum melihatnya.

"Hai, sorry lama," katanya, kemudian Alesha duduk berhadapan denganku.

"Nggak kok baru juga sampai, oh ya, tebak saya bawa apa?" tanyaku sembari menyodorkan totebag yang berisi tempat makan, snack Banana Al-Ghifari dan tiga buku karya Alesha.

"Apa nih? Gak usah repot-repot." Alesha menerima totebagnya, kemudian dia membuka isinya, yang dia ambil terlebih dahulu yaitu tiga buku karyanya. "Hafiz, ini buku aku, kok dibawa kesini?"

"Iya sengaja, saya mau kamu tandatangani tiga buku itu dan kasih quotes di tiga buku itu. Kapan lagi coba bisa dapat tanda tangan seoran penulis hebat kayak kamu," balasku diakhiri senyuman.

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang