Berbagai macam pakaian pria dan gaun indah tertata dengan rapi di dalam sebuah butik yang terlihat sangat klasik. Clarissa dibuat melongo dengan desain-desain pakaian di butik tersebut. Sebagian besar pakaian itu memiliki desain yang sama percis seperti di dunia modern.
"Selamat datang di butik kami, baginda ratu."
Seorang wanita cantik memiliki manik mata berwarna merah dan telinga yang runcing, menyambut kedatangan Clarissa. Clarissa balas tersenyum kecil.
"Silakan ikuti saya, baginda ratu."
Clarissa melirik pada Raymond yang telah merekomendasikan butik ini padanya. Pria itu tersenyum ramah. "Silakan ikuti Sophia, baginda ratu." Ucapnya, dengan tangan yang mempersilakan untuk mengikuti pemilik butik bernama Sophia.
Bukan, bukan Clarissa ragu untuk mengikuti pemilik butik itu. Tetapi DIA TAK BAWA UANG! Sebenarnya bukan tak bawa, tapi lebih tepatnya TAK PUNYA!
Clarissa tersenyum getir. 'Suamiku, kau dimana? Aku sangatttttt membutuhkan uangmu sekarang.' batinnya, sembari melangkah mengikuti Sophia.
"Ibu."
Tanpa menghentikan langkahnya, Clarissa menoleh pada Asher yang baru saja memanggilnya. "Apa yang baru saja kau beli, hm?" Tanya Clarissa.
Tadi setelah turun dari kereta tanpa kuda. Asher meminta izin pada Clarissa untuk pergi sebentar. Katanya ada sesuatu yang ingin dia beli. Sebenarnya sudah Clarissa tolak dengan tegas karena ia takut anaknya akan di culik. Namun Asher terus merengek dengan wajah yang diimut-imutkan. Dan akhirnya ia mengizinkan asher karena tak kuasa melihat keimutan dan ketampanan putra bungsunya.
"Aku membeli dua belati." Jawab Asher, menunjukan dua buah belati kembar yang baru saja dibeli. "Ibu, ini sangat cantik kan?" Tanyanya sedikit berjalan cepat agar menyamakan langkah sang Ibu.
Clarissa mengacak-acak rambut putih Asher dan tersenyum. "Itu sangat indah, sayang."
"Silahkan duduk, baginda ratu."
Clarissa mengalihkan pandangan nya dari Asher. Ternyata mereka sudah sampai di ruangan yang memiliki beberapa sofa. Clarissa mengajak Asher untuk duduk di sofa.
"Bibi, tolong perlihatkan daftar desain gaun terbaikmu." Ucap Asher, yang terlihat mulai sibuk dengan cemilan yang sudah di sediakan.
Sophia terdiam menatap bingung pada anak kecil yang entah sejak kapan berada di sana.
Raymond yang merasa bahwa Sophia tak mengenali Asher, mulai mendekati wanita tersebut. "Dia pangeran kedua." Bisik Raymond tepat disamping telinga Sophia.
"HAH?!"
Seketika Asher tersedak dengan cemilan nya sendiri. Anak itu terus terbatuk-batuk membuat Clarissa panik sendiri. "Ini minuman nya mana?!" Teriak Clarissa, mengangkat teko yang sudah kosong.
Sophia berlari menuju ruang belakang. Ia lupa untuk mengisi ulang teko teh yang biasanya untuk para pelanggan. wanita berambut hitam itu pergi dengan tergesa-gesa dan kembali pun dengan tergesa-gesa.
"I-ini minum lah pangeran." Sophia menundukan kepala dalam sembari memberikan segelas air putih.
Asher langsung menyerobot gelas berisi air tersebut dan meminumnya hingga tandas. "Uwahhh, bibi hampir saja membunuhku." Dengan manja, Asher menyenderkan kepalanya pada sang ibu.
"M-maaf pangeran." Cicit Sophia
Clarissa mengelus rambut Asher lembut dan penuh kasih sayang. Tatapan nya mengarah pada Sophia yang duduk tertunduk di depan nya. Dapat dilihat dengan jelas bahwa tubuh dari wanita tersebut bergetar ketakutan. "Tak apa Sophia. Kau juga tak sengaja membuat Asher tersedak."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon King's Wife [TERBIT]
Fantasy[Beberapa part telah dihapus] "Kau akan selalu menjadi milikku kan, Clarissa Andromeda?" Tanya Jayden mengusap puncak kepala istrinya yang tertidur pulas di dalam pelukannya. "Kita akan hidup bahagia dan lupakan saja keberadaan papa." Seru Felix se...