Bab 16 : panic (2)

7K 796 53
                                    

"Jeno,  berhenti!"

Jaemin menyuruh Jeno berhenti,  belum ada keluar kompleks padahal.

"Kenapa lagi Hyung...." Chenle udah kepalang kesal. Wajahnya udah memasang wajah frustasi dan kelihatan bentar lagi mau nangis. Chenle tuh paling anti sama yang namanya hukuman terlambat, mana mau Chenle panas-panasan di luar menikmati hukumannya.

"Tau nih, ini bahkan udah lebih dari terlambat." Haechan udah ikut-ikutan ceramah.

"Balik ke rumah, cepat, sekarang." Jaemin gak peduli nanti mau siapa diantara Chenle, Haechan dan Jeno yang akan marah. Tapi perasaannya sekarang menuntunnya untuk kembali ke rumah.

Jeno yang melihat wajah Jaemin begitu serius akhirnya memutar balik mobil dan kembali ke rumah. Chenle dan Haechan cuman bisa menghela nafas nya,  pasrah jika saja nanti dihukum.

◆◆◆◆◆

Renjun menyeritkan kening, ia baru saja keluar dari toilet tiba-tiba mendengar suara mobil dan disaat bersamaan Jaemin memanggilnya dengan lantang.

"Hyung! Renjun Hyung!"

Renjun cepat-cepat menghampiri Jaemin takut ada apa-apa hingga membuat mereka kembali ke rumah.

"Kenapa? Kenapa?"

Raut wajah Jaemin memerah khawatir, "Jisung mana?  Udah turun?"

Seketika Renjun langsung menegakkan badannya kala Jaemin mengguncang kedua sisi bahunya, "Belum turun...."

"Astaga!"

Jaemin cepat-cepat naik keatas mengabaikan saudaranya yang lain, berteriak memanggil Jaemin kebingungan.

Sesampainya di depan kamar si bungsu, segera ia membuka pintunya.

"Ji—RENJUN HYUNG!"

Jaemin langsung mengamburkan diri mendekap sang adik yang meringkuk bak menahan sakit.

"Jisung, Jisung, ini Hyung...."

Kelopak mata Jisung perlahan terbuka, namun ia tak bisa berbicara banyak, asupan oksigen di sekitarnya menipis.

"Apa yan—JISUNG!"

"Jisung!!" Haechan yang tadi masa bodoh masalah pulang lagi kerumah kini ikut panik melihat adiknya di dekapan Jaemin hampir tak sadarkan diri.

Yang lain ikut menghamburkan diri, ketika melihat si bungsu.

"INHEALER JISUNG DI TAS."

Cepat-cepat Renjun membuka tas Jisung dan langsung menumpahkan segala isinya.

"Hyung! Cepat Hyung!" Jaemin menangis sebelum Renjun menemukan inhealer milik adiknya.

Sigap, Renjun mengocoknya sebentar dan memberikannya pada sang adik. Tapi nihil, inhealernya kosong tak berisi.

"Habis!"

"Ke rumah sakit sekarang!"

◆◆◆◆◆

Dibelakang,  Jaemin memangku Jisung, membaringkan Jisung di lengannya, berkali-kali Jaemin harus menepuk Pelan pipi adik kecilnya itu.

"Jeno! Cepat Jen!" Jeno cuman bisa diam, perasaannya campur aduk, khawatir dan was-was di saat bersamaan. Kecepatan yang ia pakai sudah maksimal. Jika dipaksa lagi, akan sulit dikendalikan.

Jaemin dan Haechan yang berada di kursi tengah mencoba mengalihkan kesadaran sang adik. Chenle yang duduk dibelakang pun ikut membantu.

Renjun yang duduk di depan tak bisa berhenti menengok kebelakang.

Baby of baby | Jisung park Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang