"And now, my little princess...." Denada menunduk dan menyamakan dirinya dengan model anak anak yang tampak manis dan menggemaskan dengan baju jumsuitnya "Just smile and relax. Kau sangat cantik,  duduk di sini dan liat ke arah sana" Denada mengusap lembut pipi anak kecil itu, membantu mengarahkan posisi duduknya

"Oke, kita mulai ya" Denada mengangguk sambil memberi aba aba dan mulai melakukan sesi pemotretan bersama Dion

"Ahh bagus.... Oke... Angkat gelasnya sayang... Yaaa" Denada memberi aba aba

"Okeee..... Merapat.... Okeee.... Toss wait... Satu dua tiga.... Smile" Denada kembali sibuk memencet shutter kameranya diiringi dengan cahaya blitz yang menerangi studio

"Bagus, cukup untuk hari ini" Denada tersenyum puas, mengangkat jempolnya, memberi kode pada para model

Dengan segera para model mulai bergerak dan turun dari kursi. Denada menghampiri anak kecil itu, berlutut untuk mensejajarkan dirinya dengan tinggi anak itu sambil mengelus rambutnya dengan lembut "Good job,  sayang. Aku akan mentraktirmu dengan sebatang coklat" Denada mengeluarkan sebatang coklat dari saku kemejanya, mengulurkannya dengan senyum lebar yang disambut dengan pekikan kecil bernada gembira dari model anak anak itu

"Thanks semuanya" Denada mengangguk ke arah model pria dan wanita, berjalan kembali menuju ke arah Dion

"Bagaimana hasilnya?" Denada melirik pada layar display kamera yang dipegang Dion

"Bagus sekali. Kau benar benar bisa membangun mood para model" Dion tersenyum lebar dan memberi kode pada para kru untuk mulai membereskan properti foto

"Hanya kebetulan saja " Denada tergelak kecil, menunduk memeriksa hasil jepretannya

"Bukan kebetulan,  tapi memang kau berbakat,  makanya kau dari awal dipertahankan di divisi ini " Dion menyentil kepala Denada, tersenyum usil.

"Heii ! Sakit, Dion!" Denada mengusap kepalanya, menatap Dion dengan tatapan kesal

"Kita free setelah ini,  mau sunsetan? " Dion melirik ke arah Denada, terkekeh kecil saat melihat Denada mengerucutkan bibirnya

"Di mana?" Denada langsung tersenyum, tampak tertarik

"Di pantai, di dekat resort milik Maxwell, yang baru selesai dibangun."

"Bukannya masih ditutup dengan pembatas?" Denada mengenyitkan keningnya, tampak berpikir

"Sudah dibuka beberapa hari lalu,  pembangunannya sudah selesai dan dua minggu lagi soft openingnya.  Ke sana aja yuk, sekalian cari stok foto,  siapa tau besok besok kita butuh foto foto resort untuk promosi." Dion menatap Denada

"Baiklah.... " Denada mengangguk sambil melepas memori card dari kamera dan menggantinya dengan memori card lain "Jangan membawa file kantor" Denada mengingatkan Dion

"Aku tau... " Dion mengangguk dan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Denada,  melepas memori yang berisi hasil pemotretan dari kamera dan menggantinya dengan memori lain

"Hanya kita berdua?" Denada memasukkan kameranya ke dalam tas ransel kecil miliknya

"Seperti biasa, bareng Jack dan Ade " Dion mengarahkan pandangannya ke arah Jack yang sedang menggulung kain yang menjadi background foto dan Ade yang sedang membereskan kabel ligthing

"Aku ke sana dulu" Dion melangkah ke arah Jack dan Ade

"Oke.... " Denada meraih tripod kecilnya dan memasukkannya ke dalam tas tripod.

Saat hendak berjalan menyusul Dion, Denada berpapasan dengan pria muda yang menjadi model di sesi pemotretan sebelumnya

"Hai.... " pria itu mengangguk dan tersenyum ramah ke arah Denada

DESTINY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang