5 - Markas

80.1K 9.5K 193
                                    

◌⑅⃝●♡⋆🦋HAPPY READING🦋⋆♡●⑅◌



Spill mapel favorit kalian?🤩

*****

"Loh, Papa sama Mama mau ke mana?" tanya Ellie yang baru saja membuka pintu kamar kedua orang tuanya.

Gadis dengan piyama beruang itu menatap bingung pada Tama dan Fiona yang sudah berpenampilan rapih memakai baju formal.

Tama yang tengah dipasangkan dasi oleh istrinya itu menoleh, lalu tersenyum.

"Pagi, Sayang. Maaf ya, Papa sama Mama gak sempet bilang sama kamu tadi malem. Papa ada proyek bisnis ke London," ucap Tama mengelus surai hitam kecoklatan Ellie yang berantakan karena bangun tidur.

Ellie menatap mereka kaget. "Sama Mama juga?" tanyanya. Fiona mengangguk.

"Mama kan sekertaris Papa. Jadi Mama harus ikut dong," balas Fiona. Ia mengecup lembut kening Ellie setelah selesai memakaikan dasi pada Tama dengan rapih. "Udah cuci muka, kan? Sarapan dulu, yuk!"

Ellie masih diam di tempat. Gadis itu mengerjap, cengo. "Jadi, Ellie ditinggal sendiri gitu?"

"Kan ada bi Atun sama pak Anto," tutur Tama sembari berjalan menuju cermin. Pria itu menyisiri rambutnya supaya terlihat rapih.

Fiona terkekeh melihat wajah Ellie. "Kenapa gitu mukanya, hm? Ayo makan."

"Ih, kalian mah gitu. Aturan kan bilang-bilang sama Ellie kalo mau pergi jauh. Gak mau tau, Ellie pokoknya ikut!"

"Hush! Kamu kan sekolah, Sayang."

Ellie cemberut. "Cuma class meeting, Ma. Gak belajar apa-apa. Gak masalah loh!"

"Gak boleh. Papa khawatir kalo kamu ikut, Ellie," tegas Tama.

"Khawatir kenapa sih, Pa?" gerutu Ellie sebal. Tidak akan ada masalah jika Ellie berada di jangkauan kedua orang tuanya.

"Khawatir kalo kamu gak mau pulang nanti. Yang ada malah kamu kesenengan di sana."

Mendengar itu Ellie mendelik. Ia mencibir kesal, apa ini bentuk kekhawatiran?

Ellie menghela nafas. Jika memang dirinya tidak bisa ikut tidak apa-apa. Ellie bukan tipekal gadis yang ditinggal kerja oleh orang tuanya akan merengek-rengek sampai diperbolehkan ikut. Ellie juga belum paham dengan kesibukan orang dewasa ketika berbisnis.

Gadis itu memeluk Fiona manja. "Berapa hari emang?"

"Sebentar kok, cuma lima hari."

"Sebentar apanya? Biasanya aja tiga hari. Nanti Ellie ambil raport di sekolah gimana kalo gak ada kalian?" Jangan sampai orang tuanya tidak hadir, Ellie hanya ingin membuktikan bahwa perjuangannya untuk rajin belajar tidak sia-sia.

"Kan ambil raportnya hari Sabtu, Ellie. Kita pulang hari Jum'at."

"Yaudah, deh. Yang penting kalian harus pulang dengan selamat, ya? Jangan pulang lebih dari lima hari. Dan jangan sampe kalian sakit. Ellie bakalan khawatir banget kalo itu terjadi," lirih Ellie menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Fiona. Nafasnya tercekat setelah mengatakan hal itu.

BRATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang