Clarissa pikir dengan hidup di dalam istana, ia akan di perlakukan layaknya tuan putri. Tapi kini pemikiran itu sangat lah salah. Ia malah di perlakukan sebaliknya, yaitu menjadi seperti seorang babu.
Manik mata emerald hijau milik Clarissa menatap nanar pada lantai yang luasnya melebihi lapangan futsal. Tadi saat dirinya keluar kamar dan berniat melanggar larangan Jayden, dia langsung dicegat oleh sekumpulan para pelayan.
Flashback!
Clarissa menutup pintu kamar dengan pelan. Bibir seksi nya membentuk sebuah senyuman lebar. Kini ia merasa sangat segar setelah keluar dari kamar Jayden yang sangat membosankan.
Dengan langkah ringan Clarissa menjauhi kamar Jayden. Persetan dengan larangan Jayden yang menyuruhnya untuk tetap di kamar. Clarissa benar-benar bisa lumutan jika terus berada di sana!
Clarissa terus berjalan dengan pandangan mata yang melihat kearah jendela luar. Ia tak menyadari bahwa sedari tadi, para pelayan menatap nya dengan sebuah pikiran jahat. Mereka semua saling menatap seakan-akan sedang berbicara lewat tatapan. Tak lama setelah nya, salah satu dari mereka berjalan mendekati Clarissa diikuti yang lain.
Bruk!
Clarissa meringis merasakan punggung nya menabrak sebuah meja yang seperti nya terbuat dari kayu jati.
"APA-APAAN INI?!" Bentak nya, menatap kesal pada para pelayan. Dapat Clarissa lihat tatapan merendah dari para pelayan itu. Tiba-tiba saja ia merasakan sebuah firasat buruk.
"Cepat bawa putri ini ke aula." Titah salah satu pelayan yang sepertinya adalah kepala pelayan di istana ini.
"H-hei lepaskan aku!" Teriak Clarissa mencoba memberontak saat dua pelayan memegangi kedua lengan nya.
Kemudian Clarissa di bawa menuju sebuah aula yang luasnya melebihi lapangan futsal. Dengan reflek yang tepat, Clarissa menangkis sebuah sapu yang hampir mengenai jidat mulusnya.
"Sapu aula ini sampai bersih! Jika masih kotor, kau akan tau akibatnya." Ucap kepala pelayan, menatap sinis Clarissa.
Clarissa memegang gagang sapu dengan sangat erat. Kalau saja mereka ada satu atau dua, pasti akan Clarissa lawan. Tapi kini di depan Clarissa, sepuluh pelayan sedang merundung nya. Sepuluh lawan satu, tentu saja Clarissa kalah!
Flashback off!
Sudah berkali-kali Clarissa memanggil nama Jayden melalui batin nya. Namun tetap saja, pria yang menjabat sebagai suami nya itu tak kunjung datang menyelamatkan.
Ia menatap ke sekitar, melihat apakah masih ada orang yang melihatnya. Setelah merasa tak ada siapapun di aula. Clarissa menghela nafas lega dan langsung melempar sapu di tangan nya ke sembarang arah.
Krett.
Sebuah suara pintu aula di buka seseorang, membuat Clarissa langsung bersembunyi di balik pilar-pilar bangunan. Semoga saja yang datang bukan para pelayan tadi. Jika iya, habis sudah riwayat Clarissa.
Dengan susah payah Clarissa meneguk ludah nya sendiri. Suara langkah kaki terdengar mulai mendekatinya. Clarissa merasa yang mendekat hanya satu orang. Kedua tangan nya memegang erat pada sapu yang tadi sempat ia ambil kembali. Dalam hati Clarissa menghitung, 1....2....3
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon King's Wife [TERBIT]
Fantasy[Beberapa part telah dihapus] "Kau akan selalu menjadi milikku kan, Clarissa Andromeda?" Tanya Jayden mengusap puncak kepala istrinya yang tertidur pulas di dalam pelukannya. "Kita akan hidup bahagia dan lupakan saja keberadaan papa." Seru Felix se...