Chapter 52 : Kamu Akan Menuai Apa Yang Kamu Tabur

54 7 0
                                    

Pagi harinya Nadia terbangun dengan posisi memeluk Fadli dan Lia yang sedang di tengah tengah mereka dengan sangat erat. Nadia langsung tersenyum kemudian membenamkan kepalanya ke dadanya Fadli dan memeluk mereka dengan lebih erat hingga dia merasa nyaman dan kembali tertidur. Lia yang merasakan kalau tubuhnya Nadia semakin mendekat langsung terbangun dan melihat apa yang di lakukan oleh Nadia. Dia kemudian melihat Eva dan yang lainnya yang sedang melihat mereka bertiga dengan tersenyum. Eva kemudian melambaikan tanggannya untuk memanggil Lia kearah mereka. Lia kemudian turun dari tempat tidur dan mendekati mereka secara perlahan tanpa membangunkan Fadli dan Nadia.

Lia kemudian menyapa mereka sambil menguap dan mengucek matanya dengan tangan tangan kecilnya hingga membuat dia terlihat lucu.
Lia:"pagi mama semua"
Celes, dan yang lain langsung terlihat sangat ingin berteriak kegirangan saat melihat itu, tapi untungnya mereka masih bisa menahan diri mereka. Celes kemudian menggendong Lia.
Celes:"Lia, kamu ikut kami sarapan yuk, biarin mama sama papa kamu tidur lebih lama lagi"
Lia hanya mengangguk saja kemudian mereka pergi ke kedai penginapan itu.
Silvi:"jadi Lia, kamu mau makan apa?"
Lia:"bubur"
Silvi:"bubur ya? Siap"
Mereka kemudian memanggil pelayan untuk memesan makanan mereka masing masing. Ketika mereka sedang menunggu pesanan mereka untuk di antarkan, mereka mendengar suara keramaian dari luar.

Tidak lama kemudian ketika pelayan mengantarkan makanan mereka, mereka bertanya kepada pelayan itu.
Celes:"diluar sepertinya meriah sekali, apa ada festival atau semacamnya?"
Pelayan itu kemudian langsung tersenyum dengan lebar, tidak seperti ketika mereka baru sampai di penginapan kemarin.
Pelayan:"jauh lebih baik dari pada hanya sekedar festival, kota ini akhirnya sudah terbebaskan, jika kalian penasaran kenapa kalian tidak melihat keluar juga nanti setelah kalian selesai makan"
Celes kemudian melihat kearah teman temannya dan mereka semua mengangguk.
Eva:"sepertinya menarik, baiklah kami akan pergi keluar nanti"
Merekapun kemudian menghabiskan makanan mereka lalu melihat apa yang sebenarnya terjadi di luar.

Sementara itu Fadli dan Nadia baru saja terbangun dari tidur mereka. Mereka kemudian saling menatap wajah satu sama lain sambil tersenyum.
Nadia:*aku tidak keberatan jika aku harus bangun seperti ini setiap pagi*
Fadli:*aku juga*
Nadia langsung terkejut setelah mendengar itu kemudian dia melihat kearah Fadli yang terlihat tersenyum menggoda.
Nadia:"aku benar benar membencimu Fadli"
Fadli:"awh, aku juga menyayangimu Nadia"
Mereka berdua kemudian mendapat telepati dari Jean.
Jean:*Fadli, Nadia, jika kalian sudah bangun bisakah kalian pergi ke tempat kami? Ada sesuatu yang harus kalian lihat*
Fadli:*ada apa? Kami masih baru saja bangun loh, sarapan saja belum*

Luna:*sudah datang saja, aku yakin kalian akan tertarik dengan hal ini, terutama kamu Fad*
Fadli kemudian melihat kearah Nadia lalu bertanya.
Fadli:"gimana Nad?"
Nadia:"lebih baik kita segera ke tempat mereka saja, jika mereka bilang ini akan menarik bagimu aku yakin hal apapun itu pasti tidak terlalu buruk"
Fadli:"apa kamu yakin?"
Fadli:"bukannya sombong, tapi seleraku berbeda dengan orang pada umumnya, dan terkadang cenderung aneh dan tidak wajar"
Nadia:"itu berarti aku dan cewek cewek yang lain itu aneh dan tidak wajar, karena kamu tertarik kepada kami?"
Fadli:"bukan begitu..."

Fadli mencoba untuk mencari alasan tapi Nadia langsung mencium bibirnya lalu tertawa.
Nadia:"sudah sudah, lebih baik kita menyusul yang lainnya sebelum Eva memikirkan kalau kita sedang melakukan sesuatu yang tidak tidak"
Fadli:"bukankah kita memang sedang melakukan hal yang tidak tidak? Kalau Bu Annisa tau tentang ini beliau pasti akan menceramahi kita habis habisnya, dan teman teman yang lain juga pasti akan menggoda kita"
Nadia kemudian kembali tertawa setelah mendengar itu.
Nadia:"hah, kamu benar juga"
Mereka berdua kemudian bersiap siap dan pergi ke tempat Celes dan yang lainnya. Ketika mereka selesai bersiap siap, Fadli mengambil snack dari smartphonenya kemudian memberikan beberapa kepada Nadia sebagai pengganjal perut.

Ketika mereka sampai di tempat yang lainnya, Nadia terkejut karena melihat seluruh anggota keluarga kerajaan dan bangsawan yang korup dan tiran yang hanya memakai pakaian dalam mereka terikat di pasak pasak yang di tancapkan di alun alun kota. Tubuh mereka sangatlah kotor karena para penduduk melempari mereka dengan berbagai macam benda seperti tomat dan telur busuk sambil meneriaki dan menghina mereka. Di depan pasak pasak itu ada sebuah papan yang bertuliskan
"kalian semua bebas, kalian boleh melakukan apapun yang kalian suka kepada mereka, tapi jangan membunuh mereka karena jika mereka mati penderitaan mereka akan langsung berakhir dalam sekejap.

「           」"

Nadia:"apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
Celes:"kami juga tidak tau, suasananya sudah ramai ketika kami sarapan tadi"
Nadia kemudian langsung melihat kearah Fadli yang masih saja memakan snacknya yang belum habis. Fadli yang menyadari kalau Nadia sedang memandanginya langsung bertanya.
Fadli:"ada apa? Apa kamu mencurigaiku?"
Fadli:"kamu sendiri tau bukan kalau aku tidur di sebelahmu, dan kamu memelukku dengan sangat erat, bahkan aku juga masih saja berada di sampingmu ketika kita berdua terbangun jadi aku tidak mungkin melakukannya"
Muka Nadia langsung sedikit memerah dan dia mengalihkan pandangannya.

Nadia:"tidak kok, aku sendiri juga tau kalau bukan kamu yang melakukannya"
Nadia:"aku hanya ingin bertanya apakah kamu tau siapa pelakunya?"
Fadli hanya tersenyum kemudian menjawab.
Fadli:"kalau aku tau memangnya kenapa? Dia tidak melakukan hal yang salah jadi aku tidak akan melakukan apapun kepada dia"
Fadli:'sekali lagi maaf aku harus membohongimu, tapi aku tidak bisa membuatmu semakin terlibat dengan hal yang harus aku lakukan'
Nadia:"tapi bagaimana kalau dia itu sebenarnya berbahaya? Dia bahkan tidak mencantumkan namanya di papan itu"
Fadli:"tenang saja, aku jamin dia tidak akan berani macam macam, dan jika dia sampai lepas kendali, aku sendiri yang akan menghentikannya, dan untuk nama, kita panggil saja dia si 「tanpa nama」"

Nadia:"baiklah aku akan percaya kepadamu"
Fadli:"terima kasih"
Celes:"tapi, ini bisa menjadi masalah, kalau mereka semua di tangkap seperti ini, siapa yang akan memimpin dan mengelola kota ini?"
Luna:"itu benar, jika tidak ada yang memimpin dan mengelola kota ini, kota ini tetap akan hancur walaupun sudah di bebaskan"
Fadli:"tenang saja, aku yakin siapapun yang melakukan ini pasti sudah memikirkan itu dan sudah mengurusnya"
Celes:"jika kamu sampai seyakin itu aku jadi bisa tenang"
Fadli:"ngomong ngomong cari makan yuk, aku sama Nadia masih belum sarapan daritadi"
Nadia langsung teringat kemudian dia memegangi perutnya yang kelaparan.
Nadia:"ah benar juga"
Silvi:"kalian cari makan berdua saja, kami semua sudah sarapan tadi"
Fadli:"baiklah, ayo Nad"
Mereka kemudian berpisah dengan yang lain.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang