36. Perdebatan

1.6K 75 16
                                    

Part Revisi✍

Siapin Mentalnya,takutnya di Part ini aku ngecewain Kalian banyak-banyak🙏

Mulmednya Putar Ya,Biar Mantap.

🍃🍃🍃

Genap satu minggu sudah Dimas mendiami Nayla,tanpa menegur sapa barang sedikitpun.
Hanya Karena pertanyaan "siapa Moza?" benar benar merubah sikap Dimas 180° layaknya Dimas yang dulu tak tersentuh dan Banyak Mengacuhkannya.

Bukan karena Nayla yang ikut mengacuhkan tapi memang setiap kali ia menyapa Dimas maka Dimas tak akan menyapanya Balik atau sekedar tersenyum saja tidak.
Harusnya di kehamilannya yang beberapa hari lagi memasuki usia 9 bulan ia sudah tidak dihadapkan pada masalah,atau setidaknya masalahnya tidak serumit sekarang. Tapi Nyatanya Masalah akan terus datang silih berganti di hidupnya.

Bahkan 3 hari yang lalu saat perayaan Graduation Dimas. Dimas sama sekali tak menyentuh kado pemberiannya atas kelulusannya.
Atau sekedar mengucapkan terimakasih saja tidak.
dan Fakta yang lebih menyakitkan Dimas benar benar menjauhinya. Entah perasaannya tapi yang jelas,1 hari sebelum acara Graduation Wanita masa lalu suaminya,Moza Stefanie benar benar datang ke indonesia.
dan Dimas tentunya ia pasti bahagia,terlihat sekali dari perubahan mimik wajahnya ketika baru memasuki Rumah.

Mungkin,memang bahagia Dimas bukan ada padanya dan Pada Junior mereka.
tapi bahagianya Ada pada Moza Stefanie pacar sekaligus Cinta pertamanya.

Nayla,wanita Hamil itu baru selsai membuatkan kopi untuk Dimas.
Sebenarnya Dimas tak meminta di buatkan kopi,hanya saja melihat Dimas yang berkutat dengan laptopnya selama lebih dari 3 jam membuatnya berinisiatif membuatkan kopi.

"Aku buatin kopi Dim" ujar Nayla begitu menyimpan Kopi buatannya dimeja.
Namun bukannya mengucapkan Terimakasih dimas malah melihatnya sekilas kemudian menutup laptopnya,meninggalkan Nayla begitu saja.

Nayla terdiam,lelehan Air mata yang tertahan di pelupuk matanya akhirnya lolos.
Sakit rasanya ketika kita ada namun terabaikan.

Nayla menarik Napasnya,sudut bibirnya tersenyum sabar,kemudian kembali membawa kopinya menuju kamarnya.

Ceklekk!!

Begitu membuka Pintu pemandangan pertama yang ia lihat adalah suaminya yang sedang memakai Jaketnya dan hendak mengambil kunci motornya.

"Kamu mau kemana?" tanya Nayla berjalan mendekati suaminya.

"Ada urusan" jawabnya dingin,melewati Nayla

"Tapi kemana?" Tanya Nayla lagi,memegang Tangan Dimas yang masih berada di pintu kamar

Dimas menoleh,ia menatap Tangannya beberapa detik kemudian melepaskan cekalan tangan Nayla "Mamah Nyuruh aku ke rumah" jawabnya

"Apa aku boleh ikut?" pinta Nayla,meski tak yakin akan jawaban Dimas yang akan mengajaknya.

"Gak usah,kamu hanya bakalan bikin acara makan malam jadi berantakan"

Jujur ucapan Dimas adalah ucapan paling menyakitkan.
dan Nayla benar-benar paham akan maksud ucapan itu tapi bisakah jangan sekasar itu?
Bisakah ia mempertimbangkan ucapannya.

"Lagian di sana udah ada Alise dan Moza juga. Pasti kursi di meja makannya gak bakalan cukup" lanjutnya lagi kemudian melangkah meninggalkan Nayla.

NAYLA  || Luka Berakhir Duka (End:Revisi📌)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang