Chapter 19

409 76 11
                                    

Lelaki itu meletakkan satu cangkir kopi hangat di meja makan. Ia tertawa kecil saat kembali melihat pesan dari seorang perempuan yang pagi-pagi tadi menyemangatinya untuk hari terakhirnya ujian akhir smester.

"Semangat Raga ujiannya! Nih aku kasih pap waktu kamu pinjemin jaket hoodie kamu hehehe. Wangi kamu. Suka!"

Raga tersenyum saat melihat foto Danilla yang kebesaran memakai jaket hoodienya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raga tersenyum saat melihat foto Danilla yang kebesaran memakai jaket hoodienya. Perempuan itu memang paling bisa kalau harus menaikkan moodnya pagi hari ini. Tubuhnya pun otomatis jadi bersemangat hanya karena satu chat dari Danilla. Padahal tadi pagi dia sedikit merasa tidak enak badan, kepalanya terasa berat dan ia merasa suhu badannya sedikit panas, tapi anehnya sekarang tubuhnya seperti terobati dengan sendirinya. Ada untungnya juga dia bawa jaket hoodie waktu itu, jadi bisa dapat foto Danilla.

Sayangnya, hari ini jadwal ujian mereka berbeda, jadi mereka tidak bisa berangkat bareng untuk ujian hari terakhir mereka. Tapi nanti setelah ujian, keduanya sudah janji untuk bertemu di cafe dekat kampus. Hanya untuk makan siang bareng. Bukan ngedate, bukan. Lagian Raga juga belum menyatakan perasaannya pada Danilla walaupun sebenarnya dia ingin sekali untuk menjadikan Danilla pacarnya, tapi ia masih memikirkan perasaan Baskara yang baru saja ditolak oleh Danilla.

"Oit! Bengong mulu, kuy cabut," ucap Sam setelah menepuk pundak Raga.

Raga mengangguk lalu memasukkan ponselnya ke dalam kantung celananya. Tapi sebelum ia berjalan turun ke lantai satu, tangan Sam terulur ke dahi Raga secara spontan, membuat Raga hampir saja terjungkal jika tidak ditahan oleh kursi di belakangnya.

"Lo gak apa-apa? Kok badan lo anget Ga? Wajah lo juga pucet," kata Sam yang langsung terlihat khawatir.

Raga mengangguk mengiyakan. Memang dari tadi pagi badannya terasa sedikit meriang, tapi ia merasa masih bisa melakukan aktivitas hari ini. Ditambah tadi habis dapat vitamin dari Danilla, jadi suasana hatinya jauh lebih baik dibandingkan tadi pagi saat ia bangun tidur.

"Gak apa-apa. Kan gue emang biasa kalo ujian hari terakhir pasti sakit kan?"

Sam hanya menghela napas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ada banget nih manusia lagi sakit tapi chill abis."

*****

Danilla mengerutkan kedua alisnya saat ia membaca satu pesan dari Raga.

"La maaf banget, kayaknya acara kita buat ke cafe hari ini cancel ya. Badan gue kayaknya mau flu, nanti malah nularin lo lagi. Jadi gue mau langsung balik terus istirahat."

Danilla langsung mempercepat langkahnya untuk menuju ke loby fakultasnya dengan tangan yang terlihat lincah memesan taksi online dari sebuah aplikasi.

Dirinya terlihat tidak tenang setelah membaca chat dari Raga. Ia ingin langsung melihat keadaan Raga. Kalau perlu, ia ingi merawat Raga, biar Raga juga bisa cepat sembuh.

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang