Empatpuluh sembilan

113K 8.3K 435
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa vote and komen!

Ariel membaca satu persatu nama di mading sekolah, sistem di sekolah ini jika ujian kelulusan adalah muridnya yang akan di acak random.

Ariel melihat namanya yang berada di ruang ujian 1, sedangkan nama Hana berada di ruang ujian 8.

Wanita itu satu ruangan dengan Denis dan juga Valdo. Ariel berdecak pasti ruangan itu berisi orang-orang pintar.

Bisa di lihat jika di ruangan satu terdapat Ariel, Adit, dan Gio. Dan juga siswa trouble maker SMA Angkasa.

"Val lo gantiin gue di ruangan satu, gue mau di ruangan lo" Ucap Ariel kepada Valdo, laki-laki itu tanpa menunggu balasan Valdo menggandeng tangan Hana menuju ruangan 8.

"Kamu kan di ruangan 1 Ariel" Hana heran karena Ariel yang menempatkan dirinya duduk di belakang Hana.

"Terserah aku mau dimana" Jawab Ariel cuek, lalu mengeluarkan ponselnya.

Inti Black Wolf


Aditiya Bagaskara: woi bos ruangan 1, ngapa jadi di ruangan 8

Giordano Devanio: biasalah, di ruangan itu kan ada Hana

Adam Alfariel: aduh kasian deh sekelas isinya bego semua

Denis William: bljr msh ada wktu, jgn ngebacot.

Ariel Xaviero: gue udh pintr, g ush bljr lg

Denis William: di awal ngmng pntr, di akhir hasil jelek

Aditya Bagaskara: pede boleh, tpi kalo di luar ekspektasi malu-maluin

Ariel Xaviero: sialan!

Ariel mematikan ponselnya karena merasa sedikit kesal, lihat saja ia akan masuk sepuluh besar nanti saat pengumuman kelulusan.

Laki-laki ini melihat Hana yang masih sibuk membaca, sedangkan ia hanya mengamati punggung wanita itu.

Beberapa menit kemudian bel masuk terlah berbunyi, Ariel berdecak saat melihat jika Bu Ayu lah yang akan mengawasi ruangan ini.

"Ariel kenapa kamu ada disini? Kamu di ruangan satu" Tegur Bu Ayu saat melihat anak didiknya yang nakal ini berada di ruangan murid-murid berprestasi.

"Masalah? Ibu siapa ngatur saya harus dirungan mana"

"Saya guru kamu!" Bu Ayu mulai geram dengan tingkah Most trouble maker SMA Angkasa yang nyasar di ruangan berprestasi.

"Saya anak donatur sekolah ini bu" Jawab Ariel dingin, membuat Bu Ayu langsung mengalihkan tatapannya kesal karena Ariel membawa-bawa statusnya.

Kalau sudah seperti ini ia tidak bisa lagi membantah kemauan anak didiknya itu, Bu Ayu mulai memberikan soal dan juga kertas ujian.

∆∆∆


Tidak terasa, hari ini adalah hari terakhir ujian kelulusan di adakan. Ariel melirik tajam pada siswa yang sepertinya ingin bertanya kepada Hana.

Bel istrihat telah berbunyi lima menit yang lalu, namun Ariel masih enggan untuk beranjak ke kantin begitupun dengan Hana.

"Han gue mau–"

"Pergi, tanya ke orang lain jangan cewek gue" Sela Ariel sebelum perkataan laki-laki di sampingnya ini selesai.

ARHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang