44

                                    

                                          
Haloo, awa up nii, nungguin tidak? 
Oh ya ada yang mau awa omongin, untuk tamat nanti mungkin part nya masih panjang ☹️ kayaknya gabakal 60 an seperti nya 70 an atau gak tahu. Nanti liat aja yeh hehe. Jangan lupa vote and komen yang banyak yuhuhuhuhu.
                          
Warning typo
.
.
.
                          
Eca dan Taran, dua gadis itu tengah bergibah ria. Astaghfirullah istighfar. Mereka bercerita-cerita di meja Taran khususnya. Sekarang juga tengah jamkos di kelasnya, Banyak sekali yang bercanda atau bermain game contohnya seperti Marvel dan kawan-kawan.
                          
"Ca, gue mau nanya serius deh."
                          
"Hm, apa?"
                          
"Akhir-akhir ini gue gak sengaja ngeliat lo kek berduaan mulu sama Marvel." 
                          
Eca langsung bergeming di tempat. Apa ia harus mengatakan yang sebenarnya pada Taran? Tapi ia takut jika ia di cap teman makan teman. 
                          
"Ca." sapanya melihat gadis itu termenung.
                          
"Hei, Ca."
                          
"Ah i-iya?"
                          
"Lo keknya nyembunyiin sesuatu ya?" 
                          
"Enggak!" tolaknya sangat keras. 
                          
"Yaudah biasa aja bang." 
                          
Eca terkekeh. Ia sangat bingung sekarang, memang hal seperti ini harusnya di beritahu apalagi dengan sahabat.
                          
Tibalah wali kelasnya masuk mungkin akan menyampaikan sesuatu sebentar saja. Dengan cepat Eca berpindah ke tempat duduknya.
                          
"Eh gue balik duduk dulu Ran." ujarnya berlari kecil ke tempat duduknya.
                          
Taran mengangguk.
                          
Eca, gadis itu mendudukkan dirinya di bangkunya sendiri tentunya sampingan dengan Marvel, pacarnya.
                          
Marvel menoleh sekilas ke arah gadis itu.
                          
"Habis ngomong apa?" tegurnya dengan suara yang pelan.
                          
Eca melirik ke arah cowok itu dan menggeleng pelan. "Ga ada apa-apa." 
                          
Cowok itu mengambil tangan sang gadis lalu ia genggam tangan yang lembut itu. Eca pun tak menolak. Marvel kemudian menundukkan dirinya dan mencium punggung tangan sang gadis yang ia genggam. Ia menciumnya berkali-kali, tanpa ada yang mengetahui.
                          
Tiba-tiba ia berbisik ke arah Eca. "Nanti malem ikut gue."
                          
Gadis itu menoleh. "Kemana?"
                          
"Nanti gue jemput."
                          
Ia berdecak sebal. "Iya, kemana?" 
                          
"Siap-siap aja." 
                          
***
                          
Malam ini, seorang gadis dengan baju blouse nya terlihat sangat cantik dan manis. Gadis itu tak lain ialah Eca, Marvel akan menjemput nya malam ini entahlah ke sebuah mana ia tak tahu.