"Akh! Sakit!"
"Al ... mana yang sakit? Violeta panggilin dokter, ya."
"Jangan! Gue nggak papa." Altas masih setia memegangi kepalanya. "Jangan pergi."
Meskipun ragu, akhirnya Violeta tetap menuruti ucapan Altas. Gadis itu terkejut ketika tangan Altas menarik tangannya dengan keras hingga kepalanya terjatuh di dada laki-laki itu.
"Al ...."
"Bentar, Vi."
Setelah beberapa menit mereka di posisi yang sangat dekat, Violeta memberanikan diri mendongakkan kepalanya. Pandangan matanya langsung bertatapan langsung dengan netra Altas dengan jarak yang sangat dekat.
"Kenapa lo baik banget sama gue?"
Violeta menarik dirinya dari pelukan Altas. "Padahal gue udah nyakitin lo berkali-kali."
"Al ... tadi Leta lihat Altas di jalan sepi dalam keadaan udah nggak karuan. Apa mungkin Violeta tega ninggalin Altas dalam keadaan kayak gitu. Sebenci-bencinya Violeta, Leta nggak mungkin ngelakuin kayak gitu."
Mereka saling pandang tanpa ada niatan salah satu dari mereka yang memutus tatapan tersebut.
"Maafin gue." Violeta tersenyum kemudian menganggukan kepalanya.
-oOo-
"Violeta kasih tau Tante Aretha, ya. Masa anaknya kecelakaan mereka nggak tau."
Violeta menatap khawatir ke arah Altas yang sibuk memuntahkan isi perutnya sejak tadi. Padahal laki-laki itu hanya memakan sedikit makanan.
"Nggak usah. Gue udah bilang Agam."
Violeta terus mengekor di belakang Altas yang kembali menuju brangkar. Melihat wajah laki-laki itu yang terlihat pucat, membuat Violeta benar-benar tak tega untuk meninggalkannya.
"Makan lagi, ya." Altas menggelengkan kepalanya. "Tadi kan udah muntah. Kalo nggak makan, nanti Altas nggak cepet sembuh. Sekolahnya gimana coba?"
"Sekolah sepi nggak ada lo."
"Ha?!"
Violeta benar-benar terkejut mendengar ucapan Altas. Laki-laki itu tertawa, kemudian mencubit pipi Violeta hingga gadis itu mengaduh.
"Sakit, Al!"
"Kenapa bengong?"
"Aneh aja. Biasanya kan Altas ketus." Violeta mengalihkan perhatiannya ke nakas kemudian mengambil mangkuk yang berisi separuh makanan Altas. "Lagi, ya."
"Nggak!"
"Dikit aja, Al. Biar cepet sembuh."
Dengan ragu Altas membuka mulutnya dan menerima suapan Violeta. Suap demi suap akhirnya makanan tersebut masuk ke perut Altas.
"Kayak anak kecil." Violeta mengusap sudut bibir Altas menggunakan jarinya.
"Bukan kayak gitu cara bersihin, Vi." Violeta mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Terus?"
Altas tersenyum, kemudian mencium bibir Violeta tanpa aba-aba. Cukup lama bibir mereka saling bersentuhan hingga suara seseorang menyadarkan mereka dari hal tersebut.
"Gila-gila! Gue nggak lihat!"
"Anjay! Si Altas bener-bener cari kesempatan dalam kesempitan!"
"Ini namanya bukan sakit, woy! Orang sakit mana bisa nyosor kayak gitu!"
Violeta langsung menyembunyikan wajahnya ke pelukan Altas ketika dirinya tertangkap basah oleh sahabat Altas.
Bersambung
Tau abis ide gue. Anjay! Itu sifatnya Rafa dicontoh Altas😑😑😑😑
Sabar-sabar, mau bahagia bersama? Atau kembali dipisahkan kenyataan?
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA (Terbit)
Teen FictionWARNING‼️‼️ Siapin mental dan stok sabar yang dobel pokoknya! Private acak follow sebelum baca! Sequel Trust Me Aretha Judul awal Realtas -> AKARA AKARA -> Bayangan Lengkap! Namun, sudah terbit di Guepedia dan Karyakarsa dengan Ending yang berbeda °...
20. Oh, God!!
Mulai dari awal