"Sayangnya semua tidak semudah itu." bantah laki-laki itu membuat Mega mengerutkan kening.

"Maksudnya?"

"Dari analisis dan penyelidikanku. Ada seseorang di balik Karina. Membantu Karina entah Karina tahu atau tidak. Tapi aku sudah mempunyai bukti yang kuat jika memang Karina mempunyai penolong." Mega menggeleng dirinya tidak menyetujui perkataan dari laki-laki di hadapannya.

"Siapa yang berani berada di balik Karina? Bahkan kita bisa menghancurkannya seperti debu sebelum dia berani menunjukkan wujudnya untuk membantu Karina." hanya gelengan dan hembusan asap rokok menjadi jawaban dari pertanyaan Mega. Membuat perempuan paruh baya itu menggeram kesal.

"Jangan berbelit-belit berengsek! Aku membayarmu bukan untuk bermain teka-teki."

"Sudah tidak sabar untuk mendengar berita yang akan membuatmu mati berdiri, Mega?"

Brakkk

Dengan penuh amarah Mega mengebrak meja di hadapannya. Dirinya terlalu kesal dipermainkan. Apa susahnya langsung mengatakan semuanya begitu saja? Mengapa harus mengajak bermain teka-teki. Dasar tua bangka menyebalkan!

"Berhenti bermain-main denganku! Aku tidak punya waktu meladeni omong kosongmu. Cepat katakan, atau aku penggal kepalamu!" ancam Mega membuat laki-laki berjas hitam di hadapannya mengangkat kedua tangan, sekaan ketakutan dengan ancaman yang Mega layangkan.

"Kamu sangat tidak sabaran Mega."

"Kamu yang terlalu berbelit-belit!" desis Mega membuat pria paruh baya di hadapannya terkekeh.

"Jadi bagimana kalau aku katakan jika yang membantu Karina adalah Ayah Kandungnya?"

Degh,

Jantung Mega berdetak begitu kencang, tubuhnya menegang mendengar itu semua. Telinganya terasa berdengung, matanya berkunang. Seklebat bayangan tentang malam yang merusak hidupnya kembali bergelayut dalam pikirannya. Bagaimana teriakan dan tangisan yang memilukan keluar dari bibirnya malah seolah menjadi penyemangat laki-laki sialan yang memompa tubuhnya di atas Mega. Mega juga masih mengingat dengan jelas bagaimana dirinya dimasuki berkali-kali dan mendapat muntahan-muntahan benih dari lelaki sialan itu.

Setelah Mega bisa terlepas dari malam kelam itu bukan rangkulan yang didapat. Tapi malah ejekan, cemoohan dan tatapan kebencian dari semua orang, termasuk orangtuanya sendiri dan hal itu nyaris membuat Mega gila. Untung saja ada Rafi, suaminya yang mengulurkan tangan dan selalu ada untuk Mega. 

Namun seakan takdir belum juga puas menelanjangi Mega. Satu fakta didapatkannya tentang malam tragis yang merusak hidupnya, ternyata Rafi yang ikut terlibat menjadi otak pemerkosaan istrinya sendiri. Apakah semua penderitaan Mega cukup sampai disitu? Tidak. Hati Mega dibuat kembali tersayat dengan berita kehadiran janin dalam rahimnya. Janin yang berasal dari laki-laki jahanam yang tega menitipkan benih pada Rahim Mega.

"Bagus." celetuk Mega setelah beberapa saat terhanyut dalam pikirannya.

"Apanya yang bagus?" tanya laki-laki berjas itu membuat Mega tersenyum, sebuah senyum yang terlihat begitu mengerikan.

"Kita lakukan rencana cadangan."

"Rencana cadangan? Jangan bilang kamu mau membunuh Karina. Perlukah aku ingatkan janjimu untuk tidak menghabisi nyawa putrimu sendiri, Mega?" 

Rintik yang RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang