Mari Istirahat Sejenak

3.6K 444 39
                                    

"Thorn, bantu aku hancurkan misil itu dan kau, Blaze, buat perlindungan terhadap misilnya jika itu benar-benar meledak." Ucap Gempa.

Thorn dan Blaze hanya bisa mengedipkan matanya.

"Cakram berapi!"

"Tembakan Solar!"

Serangan Thorn dan Gempa tepat mengenai misil tersebut sehingga benda tersebut sedikit hancur tetapi sedikit kejanggalan terdengar di sana.

'Biiipppp'

"Blaze! Buat pelindung sekarang!" Seru Gempa, raut wajah paniknya sangat terpampang mengingat ia dan saudaranya masih di sekitar area itu.

"Dinding es!"

'BOOMMM'

Sebuah dinding es menjulang tinggi, Blaze berusaha keras menahan hawa dingin akibat memakai kekuatannya begitu besar, dinding es itu mengelilingi misil tersebut namun ledakannya begitu besar sehingga Thorn, Gempa dan Blaze terpental begitu jauh.

Di sisi lain, Ice sudah berhasil menangkap Halilintar, Taufan dan Solar dengan selamat.

"Solar, kau tidak apa-apa? Kak Hali dan Kak Taufan bagaimana?" Ice khawatir.

"Aku tidak tahu. Mungkin terkena luka--"

Sedang asyiknya berbicara, hembusan angin kencang akibat ledakan misil tersebut mengarah ke Solar dan Ice juga.

"Kak Ice, awas!"

Refleks, Solar menarik tubuh Ice berbaring mencium tanah sembari memegang tubuh Kakaknya yang lain.

Tetapi hembusan angin kencang itu semakin lama semakin kencang hingga Solar melepas genggamannya dan ikut terlempar begitu juga dengan Ice, Taufan dan Halilintar.

Ledakan misil itu meledak di lokasi yang aman namun hembusan angin akibat dari itu menimbulkan beberapa orang terluka ringan.

Bagaimana dengan Ying, Yaya, Fang dan Gopal?

Mereka berempat terus berusaha menyuruh warga penduduk sekitar menjauh ke tempat aman supaya ledakan misil tersebut tidak melukai mereka.

Ying sudah selesai dengan urusannya.

Ia kembali ke tempat awal dimana ledakan itu terjadi, anehnya Ying tidak melihat siapapun di sana.

Tiba-tiba saja sebuah tangan muncul dari timbunan tanah, Ying menarik tangan tersebut yang ternyata adalah Ice.

"Kau melihat yang lainnya?" Tanya Ying.

Ice menggeleng, perlahan ia berdiri dan berjalan mencari keberadaan saudaranya yang lain.

"Kau harusnya istirahat, Ice. Lukamu memang ringan tapi kakimu terluka begitu parah sekali." Ying mulai khawatir.

Ice berhenti berjalan. "Baiklah, aku berhenti. Tolong cari mereka, ya, Ying."

"Oke."

Mudah sekali bagi Ying menelusuri tempat tersebut karena jam kuasanya mempermudah dalam mencari ketujuh kembar Boboiboy.

Hanya dalam beberapa menit saja, Ying menemukan mereka semua.

"Aku menemukan mereka tapi kondisinya cukup parah, mereka semua tidak sadarkan diri. Sudah ku telepon ambulans juga, kita hanya perlu menunggu yang lain dan mobil ambulans datang." Kata Ying.

Shuffle Siblings [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang