Sama dengan Rakha, para Inti Phentanonz juga merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Sepatu berjalan? Oh, itu sepatu Cyra dengan tiga lipat kertas di dalamnya. Auden dan Zayyan mengambil satu kertas, menyalurkan ke Anta di belakangnya dan lanjut ke Jevan. Tiga lipatan kertas itu pas untuk mereka.
"Phentanonz, ngapain kaki kalian?" Pekik guru kimia.
Cyra panas dingin sekarang. Bagaimana jika guru menemukan ia duduk di depan sementara sepatunya ada di belakang? Jevan yang melihat situasi itu langsung menendang sepatu Cyra kembali ke depan dengan tepat sasaran. Mereka juga menyembunyikan kertas di sela-sela sabuk sekolah mereka.
"Tidak ada, Bu." Elak Jevan.
Cyra segera mengumpulkan kertas ulangannya agar guru tidak curiga ia membiarkan inti Phentanonz menyontek nya.
Ulangan telah selesai. Guru kimia sudah meninggalkan kelas karena bel istirahat sudah berbunyi. Inti Phentanonz mengucap hamdalah dengan hati riang. Mereka bisa mengerjakan semua soal itu dengan bantuan bu ketu mereka.
"Thanks, Byby."
cup!
Cyra membulatkan mata tatkala Rakha mengecup pipinya cepat.
"Thanks, bu ketu. " Ujar inti Phentanonz bersamaan.
Cyra mengangguk sebagai balasan seraya tersenyum tipis. Mereka kemudian dikejutkan dengan kedatangan Phentz Queen lainnya dan juga Arka.
Rakha kemudian menggandeng tangan Cyra dan menuju ke kantin. "Katanya mau musuhan."
"Nggak jadi deh. Soalnya sayang Byby."
Tak hanya mereka berdua saja yang bergandengan. Para inti yang lain juga menggandeng Queen mereka. Auden dan Livy. Zayyan dan Ara. Carly dan Anta. Jevan dan Adeena? Tidak, tentunya mereka masih canggung. Terlebih Jevan belum menyatakan perasaan, apa lagi Adeena pasti belum membuka hatinya kembali.
brak!
"LO JALAN YANG BENER KEK!" Pekik Vennya ketika dirinya bertabrakan dengan Adeena.
"Justru lo yang lihat- lihat kan? Itu jalan masih luas." Elak Adeena.
Teman-temannya berhenti ketika mendengar perdebatan Adeena dengan Vennya. Mereka marapat dan mengerumuni Adeena.
"Heh koreng panci. Itu jalan masih luas, jangan maruk!" Bela Ara.
"Makannya jalan pakai mata!" Ujar Vennya sambil mendorong tubuh Adeena. Adeena mengepalkan tangannya. Ia tak boleh lepas kendali, jika tidak jiwa psycho nya akan kambuh di depan semua orang.
"Di mana-mana jalan pakai kaki bodoh!" Ujar Adeena berani.
Vennya yang tak terima hampir saja menyiramkan es sirup yang ia bawa tapi langsung di tepis oleh Adeena, sehingga terjadilah senjata makan tuan.
"Seragam gue kotor," ngenes Vennya.
"Sirigim gii kitir. Makannya Ven, kalo mulut ga sesuai sama nyali, gausah bacot!" Ujar Rakha.
Jevan segera menggenggam tangan Adeena dan membawanya pergi disusul yang lain. Adeena hanya bisa diam diperlakukan seperti itu oleh Jevan.
"Duduk!"
Jevan mendudukkan Adeena pada bangku khusus milik Phentz Queen dan beralih menuju kantin. Phentz Queen ikut duduk di bangku mereka sementara para inti memesankan makanan untuk mereka.
"Eh, ntar malem pada nginep rumah gue dong. Bapak Nugraha dan Mami Zea tercintah lagi ga ada dirumah nih." Ajak Ganeeta.
"Lo ntar jangan mau dijemput abang ye, Ra. Auto ga pulang rumah itu ntar." Imbuh Ganeeta pada Cyra.
"L-lo ngajak gue?"
"Iya lah."
"Lo semua ga benci sama gue? Secara gue kan pengkhianat."
Phentz Queen saling bertukar pandang dan tersenyum. "Lo tetep sahabat kita kok, Ra. Walau pada kenyataan lo itu Garzavos, tapi lo ga pernah berkhianat sama persahabatan kita. Dan kita yakin, lo bukan pembunuh Dito. Kita bisa lihat dari mata lo kok. Lo jujur." Ujar Livy disetujui oleh semuanya.
Cyra tersenyum lega dengan tatapan hampir menangis.
To, dulu lo selalu pamer ke gue kalau lo bisa dapetin temen-temen yang ngerti lo di setiap keadaan. Dulu gue anggep itu remeh. Tapi sekarang, gue akhirnya bisa ngerasain ketulusan itu dalam hidup gue. Batin Cyra.
"Byby sini!" Rakha memegang tangan Cyra untuk mengajaknya makan di sebelahnya. Dua mangkuk mie ayam sudah disediakan Rakha untuk mereka berdua di meja Phentanonz.
Inti yang lain juga melakukan hal yang sama. Mereka sangat tahu kesukaan Queen mereka. Carly pecinta mie goreng setengah matang. Livy pecinta ayam geprek matcha. Ganeeta pecinta bakso. Ara pecinta mie goreng yang di tambah kuah. Sementara Adeena pecinta ayam geprek milo.
"Tuan putri semangkuk sama Boo ya?" Ujar Zayyan pada Ara.
"Manis, mie goreng kesukaan kamu." Carly kegirangan biasanya ia susah untuk mendapat yang setengah matang.
"Nih, makan sama gue ya?" Ujar Auden pada Livy dibalas anggukan.
"Etaa, the bakso is coming." Rancau Arka pada Ganeeta.
Adeena menatap teman-temannya tanpa sadar Jevan sudah ada di depannya. "Makan sama gue mau? Tapi kalau lo terganggu gue pesenin lagi."
Adeena tersenyum sambil menggeleng. Ia meraih es milo dari Jevan dan meminumnya membuat Jevan berteriak kesenangan dalam hati. Kalem Jevan!
"Kha, ntar malem kita jadi war?" Tanya Auden.
Rakha mengangguk sambil meneguk air minumnya. "Abang mau war sama siapa?" Tanya Ganeeta.
Rakha kemudian melirik Cyra sebagai jawaban adiknya.
"Serius?"
"Tapi kalau kalian luka gimana? Oh lebih buruknya kalian bunuh-bunuhan."
"Ya mati kalau bunuh-bunuhan." Jawab Rakha enteng.
"Tinggal dikubur aja kok." Timpal Cyra.
"Gue ga tahu lagi deh sama ketua geng kek lo berdua. Terserah lo deh." Pasrah Livy.
"Enak ya tinggal bilang mati. Dosanya aja lebih banyak dari pada akhlaknya." Sarkas Carly.
"Aku padamu, Car." Serempak Phentz Queen.
Bersambung..
⚠Jangan Lupa Vote♡
••
Find Me!
IG : @mtyra18_
TikTok : @muttyara18_..🔥..
With love,
♡♡♡
Mutiara Zen
KAMU SEDANG MEMBACA
CYRAKHA
Teen Fiction"𝐌𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐦𝐩𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡." 🚫PLAGIAT = KU SANTET🚫 (Jangan lupa vote, komen, dan follow!) Sebuah amanah telah membawanya muncul dalam kehidupan seorang ketua dari Phentanonz...
CYRAKHA • 34
Mulai dari awal