BAGIAN 05

498 72 4
                                    

Happy Reading!

Dipersilahkan bersuara dikolom komentar!
---------


Niat awalnya Kaiden ingin bersantai menikmati semilir angin dibukit. Tempat bersantainya dengan kakak laki-lakinya itu. Namun saat ditengah jalan dia malah menghentikan laju motornya dipinggir jalan yang terlihat cukup sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu-lalang. Itupun jarang.


Masih duduk diatas jok motornya, Kaiden menatap kearah beberapa laki - laki yang tengah mengerubungi seorang gadis. Dari raut wajahnya tidak ada niat sama sekali untuk menolong gadis yang tengah dikerubungi laki - laki berpenampilan bak preman itu. Malah kedua matanya berbinar kesenangan melihat beberapa laki - laki itu mulai usil mengganggu gadis malang itu.

"Aku ingin tau apa yang akan dilakukan pelayan pirang itu," monolog Kaiden dengan dagunya yang bertumpu pada tangan kanannya. Menatap penuh minat kearah adegan yang tersaji didepannya itu.

Sementara itu terlihat beberapa laki-laki yang sedang mengerubungi seorang gadis bersurai pirang tampak tertawa menyebalkan saat dengan sengaja mereka mencolek tubuh gadis pirang itu.

"Cantik main sama kita dulu yuk? Tenang aja kita mainnya gak kasar kok," celetuk salah satu diantara tiga pria berpenampilan bak preman itu seraya dengan kurang ajar melingkarkan tangannya pada pinggang kecil gadis pirang itu.

"Ahahahaha.... Bener tuh cantik, kalo kamu main sama kita dijamin kesenangan deh," tawa mereka seraya mulai melakukan aksinya. Yaitu melecehkan gadis pirang itu.

Sedangkan gadis pirang itu malah tersenyum manis. Tidak ada raut takut diwajahnya yang cantik. Dan itu semakin membuat ketiga pria hidung belang itu semangat melancarkan aksinya.

"Jalang huh?" Sinis Kaiden saat gadis pirang yang dia temui dicafe kemarin hanya diam saat tubuhnya dicolek sana - sini.

Namun sedetik kemudian kedua matanya terbelalak kaget saat salah satu dari ketiga pria hidung belang itu dibanting cukup keras oleh gadis pirang itu. Tak hanya dibanting, terlihat gadis bersurai pirang itu mengangkat sebelah kakinya tinggi-tinggi diudara lalu dengan cukup kuat membantingkan kakinya itu tepat diwajah pria yang terbaring di tanah hingga hidung dan bibir pria itu mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Sedangkan dua dari ketiga laki-laki itu mulai berkeringat dingin. Lalu dengan gerakan acak salah satu diantara keduanya melayangkan bogem mentah kearah gadis itu yang langsung dengan mudahnya dihindari gadis pirang itu. Tidak hanya dihindari, tangan yang berniat membogem wajahnya itu malah gadis itu tangkap lalu tersenyum manis kearah pria dihadapannya itu.

"Maaf belum beruntung," ucapnya seraya mengangkat siku tangannya tinggi-tinggi lalu memukul dengan sangat keras pergelangan tangan yang sedang dia pegang itu hingga menimbulkan bunyi 'krak' yang cukup keras.

"Aaarrrgghhh....!!!" Teriak pria itu kesakitan seraya jatuh berlutut memegangi tangannya yang patah.

Melihat kedua temannya yang sekarat membuat nyali pria berjaket denim sobek itu menciut. Tanpa banyak bicara pria itu berniat kabur dari gadis pirang itu. Namun naas, dia kalah cepat dari kaki gadis pirang itu yang sudah menendang keras kepalanya hingga dirinya jatuh tersungkur.

"A-ampun.... K-kumohon ampuni aku!!" Pekik pria itu ketakutan dengan air matanya yang banjir membasahi wajahnya. Berharap gadis itu akan luluh atau akan ada orang yang akan menolongnya dari keganasan gadis pirang yang tengah tersenyum manis dihadapannya itu.

"Kenapa nangis? Ini gak sakit kok. Palingan hidungnya cuma patah kayak teman lo itu," ucap gadis bersurai pirang itu seraya menunjuk kearah pria yang tergeletak pingsan dengan darah diwajahnya.

KAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang