[20] PERMINTAAN MAAF

59.5K 6.1K 990
                                    

Takdirku rumit, kehidupanku jauh lebih rumit.

•••
••

Panggil aku Rida aja ya kak. Udah pada follow belum?
😍
•••

Tatapan Dinda dan Anisa menajam kala Adnan mengizinkan Dinda pergi dengan syarat ia harus ikut.

"Gak bisa dong Mas, Dinda ingin bahas hal penting sama Regal, Mas gak boleh dengar," ujar Dinda dengan nada yang sedikit ia dayu.

Adnan membulatkan matanya mendengar penuturan Dinda, kening lelaki itu mengerut. "Ya Allah, kamu sadar gak Din apa yang barusan kamu bilang. Mas gak boleh dengar?" tanyanya sembari menunjuk wajahnya sendiri, Dinda mengangguk cukup yakin.

"Kamu istri Mas Din, kamu bahkan gak boleh bertemu dengan lelaki dengan penampilan kayak gini!"

Napas Adnan memburu kuat, ia juga memutar wajahnya ke samping memperhatikan Nisa yang terus terdiam.

"Sebelum kamu membahasnya dengan lelaki itu, Mas harus tahu lebih dulu Dinda. Kamu harus cerita semuanya sama Mas!" tegasnya.

"Dinda gak bisa cerita Mas."

"Kenapa gak bisa? Kenapa kamu gak mau jujur sama suami kamu sendiri?"

Dinda melengos, dinding putih lebih menarik baginya dari pada menatap wajah Adnan, ia tertawa lirih di sana. "Mas ingin Dinda menjawab pertanyaan kamu dengan pertanyaan juga?" tanya Dinda sembari memutar wajahnya menghadap Adnan, kilatan mata Dinda cukup ketara bahwa dia sangat kesal.

"Apa maksud kamu Din?"

"Mas yang lebih dulu berbohong!" lantang Dinda, ia menunjuk wajah suaminya dengan geram. "Kenapa Mas gak pernah bilang kalau Mas keliru menikahi Dinda?"

"Kenapa Mas gak memutuskan untuk membatalkan pernikahan itu lantaran bukan Dinda yang kamu lihat di foto itu Mas, tapi Anisa!"

"Mas juga gak pernah bilang sama Dinda, kalau Mas alergi dengan udang? Dinda mengetahui segalanya dari Nisa? Kenapa?" tanya Dinda tanpa jeda, Adnan terpaku, dan wanita di sampingnya melongo tak percaya.

"Dinda," tangan Adnan terulur untuk mengusap bahunya, namun Dinda menepis lebih dulu tangan Adnan dengan kasar sehingga terjatuh paksa ke bawah.

Tepisan Dinda membuat jantung Adnan seakan mencelos keluar, tangan yang terkulai ia tatap dengan perasaan amat sakit, tak ia alihkan penglihatannya, hancur tak berbentuk perasaan lelaki itu setelah mendapatkan perlakuan mengerikan dari Dinda.

"Ya Allah Adinda," pekik Nisa sembari meraih lengan Adnan lalu menggenggamnya. "Sadar Din, apa yang kamu lakukan barusan itu dosa," tutur Nisa panik.

"Iya Nisa, kamu benar. Semua yang terjadi dengan kita tanpa ada keikhlasan di dalamnya, belum tentu mendapatkan pahala dari Allah!" jawab Dinda cepat.

Anisa terdiam, ia tak bisa mengatakan apa-apa lagi jika semua yang Dinda jelaskan memang sangat benar.

Adinda menelisik wajah Adnan yang tampak sangat syok, ia menghela napas dengan pelan sebelum mulai berbicara.

"Maaf Mas, Dinda gak tau kenapa bisa bertindak seperti ini. Tangan Dinda refleks, dan Dinda tiba-tiba gak ingin di sentuh!" Adnan menatap mata Dinda yang kian meneduh.

IKHLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang