[16] SAYA TELAH GAGAL

58.5K 6K 763
                                    

Maaf, kebahagiaanku masih belum jelas, dengan dia, kamu atau kesendirian.
•••
••

Aku boleh jujur gak! Baca ulang part ini aku sering melamun. 🙄😂

Buat kakak yang nyaranin baca ini sambil dengerin lagi Cakra khan- Opera Tuhan, boleh di coba ya 😂

•••

"Adnan, maaf Tante memintamu untuk datang ke sini," Rani menurunkan pandangannya, menghela napas dengan sangat pelan sebelum akhirnya ia memulai lagi pembicaraan yang sempat ia jeda.

"Dinda gak lagi baik-baik aja Nak!"

"Apa maksud Tante?" tanya Adnan bingung.

"Mereka selalu membicarakan Dinda kemanapun ia pergi, tatapan-tatapan jahat itu selalu Dinda terima, bahkan ada yang melemparnya dengan sampah begitu kejam, mereka menganggap anak Tante aib keluarga," lirihnya.

"Tante berterima kasih sama kamu Adnan, telah menerima Dinda meskipun tak ada perasaan itu di dalamnya."

"Tante_"

Rani menggenggam tangan Adnan sehingga lelaki itu menjeda ucapannya.

"Terima Dinda Nak, pergi jauh dari sini dan jaga dia untuk Tante! Dan akan lebih baik jika Dinda tak perlu bertemu mereka lagi di luar sana. Biarkan dia tetap tinggal di rumah!"

Langkah kaki Dinda terhenti, sepenggal kalimat yang terdengar dari luar mampu membuat jantung Dinda seakan mencelos.

Ia bingung, melanjutkan langkah atau mundur, yang Dinda lakukan saat itu, termenung tak bersuara, meyakinkan hatinya jika ucapan sang Bunda benar-benar keliru.


I K H L A S
•••

Adnan memandangi Dinda yang kini menatap mata Regal, hal tak masuk akal ini benar-benar mengusik otaknya.

"Membahagiakan Dinda?" tanya Adnan menajam, ia berdiri dari duduknya lalu menatap lelaki itu kian lekat.

"Kamu pikir ini lelucon? Meminta istri saya di depan suaminya sendiri, apa kamu pikir agama bisa kamu ajak bercanda? Kamu pikir Allah bisa kamu ajak bermain?" sentak Adnan dengan nada meninggi, ia mengeratkan rahangnya dengan kuat, telinganya seakan berasap menahan amarah.

"Saya bukan ustadz, saya juga bukan lelaki yang sholeh! Tapi saya paham satu hal, seorang wanita yang telah menikah akan menjadi milik suaminya, dan apa yang kamu katakan barusan, meminta izin? Jikapun kamu ingin, apa kamu tak memiliki malu untuk meminta izin kepada suaminya sendiri?"

"Ya Allah," Adnan mengusap keningnya yang mulai terasa sakit. "Kenapa kamu kembali Regal? Pergilah, jauhi saya dan jangan pernah ikut campur urusan rumah tangga saya!" tegasnya.

Semua orang bergeming, termasuk Regal yang tak mampu mengatakan apapun. Jujur, hatinya sakit saat mata Dinda tak lagi memancarkan kebahagiaan, tapi dia juga salah di sini, sangat salah kala ia meminta wanita yang telah menikah kepada Bundanya.

"Lalu kenapa kamu tak bisa membahagiakan Dinda Adnan? Kenapa kamu terburu-buru mengambil keputusan dengan poligami? Apa kamu pernah memikirkan perasaan istri pertama kamu saat mengambil keputusan ini?" tanya Regal cukup lantang.

IKHLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang