👋🏻👋🏻👋🏻
Kebahagiaan datang dengan cara yang tak pernah kita kira, menyakitkan atau tidak itulah cara terbaik kebahagiaan datang.
Rania sudah bersih-bersih, ia sedang membaca novel yang baru saja ia beli tadi sore. Vanya pun sibuk dengan gamenya, kedua orang itu tidak berbicara satu sama lain. Ponselnya kembali bunyi, ada notifikasi dari Hauna bahwa dirinya sudah sampai di rumah. Rania lupa kalau malam ini bakal kedatangan Hauna, untung saja Mama Hau meminta Hauna langsung ke kamar."HELLO!" pekik Hauna sengaja biar Rania kaget, nyatanya Rania tidak kaget melainkan Vanya yang sibuk dengan game reflek melempar ponselnya.
"Temen lu ga ada yang waras deh," ujar Vanya yang masih kaget dan kembali mengambil ponselnya yang jatuh tadi.
"Sorry, Anya. Kan gue ga tau kalau ada lo disini, niatnya mau ngagetin Rania kok. " balas Hauna.
"Ya udah santai, btw gue ke ruang tamu aja deh. Takut ganggu kan sebentar lagi ada sesi curhat." goda Vanya membuat Hauna malu dan melempar boneka piggy ke arahnya, tapi Vanya menghindar.
Lemparannya melesat Vanya mengejek Hauna. "Gagal nih ye, bye." Vanya lari dari kamar agar Hauna tidak mengejarnya.
Hauna mengabaikan Vanya lalu duduk di sebelah Rania yang sedang membaca novel. Setelah Hauna duduk, Rania menutup novel tersebut dan menyimpannya di dekat lampu tidur.
"Mau cerita apa?""Bingung mau mulai darimana."
"Lah kenapa?" Rania ikuy bingung dengan jawaban Hauna.
"Enggak tau," balas Hauna.
Daripada terus menunggu Hauna mulai cerita, Inisiatif lah rania untuk bertanya membuka obrolan serius itu.
"Tadi ga sekolah, padahal gue mau kenalin lo ke adkel yang baik banget," kata Rania dengan wajah excited menarik perhatian Hauna.
"Mau dikenalin, andai tadi gue sekolah pasti ga akan kayak gini Ran," lirih Hauna.
"Kayak gini gimana? Lo mau dijodohin? Atau mau dipaksa nikah muda? Atau mau ninggalin gue?" Rania sedikit menghibur Hauna agar keadaan tidak tegang.
"Pergi dari Jakarta," balas Hauna.
Rania tertegun mendengar ucapan Hauna. Tak ada angin tak ada hujan, kenapa tiba-tiba.
"Jangan bercanda deh, ga lucu Na." Hauna menggelengkan kepalanya agar Rania bisa percaya bahwa itu benar. Raut wajah Rania pun berubah seketika, ia masih tidak mengerti dengan apa yang Hauna katakan.
"Nah gue kesini mau cerita soal ini, kenapa bisa terjadi."
"Cepat jelasin jangan lama!" Rania menaikan nada suaranya.
Hauna menceritakan semuanya dan kembali mengingat kejadian kemarin dengan sangat jelas.
Acara wisuda kakak Hauna sangat meriah, tidak heran sih. Universitas Indonesia adalah universitas favorit yang digandrungi remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rania Dan Kisah
Teen FictionSemua yang hadir dalam hidup hanyalah pelengkap. Namun, pelengkap itu bisa saja pergi dan datang kembali dalam waktu yang bersamaan. Ketika hati yang sudah berbalik dari sebelumnya harus beradaptasi kembali. "Gue, Razka dan Ringgam?" Siapa mereka...