┈ ๑❝ Unclear ❞๑┈
[ Tidak jelas ]
.
🖇️ The 9th Part 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.Mata kuliah [Name] telah selesai. Ia kini berjalan keluar dari dalam kelas. Langkah kakinya nampak lesu, tidak bersemangat. Pembicaraannya dengan Gojou--beserta rasa kecewa tadi masih ada sampai sekarang.
[Name] pikir itu akan hilang seiring ia fokus pada materi yang diberikan dosen. Sayangnya ia tidak bisa benar-benar fokus pada materi dan masih memikirkan soal tadi dengan sangat dalam.
“Yo~! [Namee]!”
Suara itu terdengar ceria sampai ke telinganya. Sang gadis mendongak--setelah sekian lama menunduk menatap jalan-- ia mendapati Gojou sedang bersandar pada salah satu pilar di depan sana.
Perasaan kecewa tadi perlahan lenyap. Seiring langkah kaki Gojou yang menghampirinya.
[Name] mendongak, menatap wajah tampan milik pria itu.
“Apa ... Yang kamu lakukan di sini?” Ia bertanya.“Oh? Aku menunggumu. Kau ini lama banget, tau! Aku jadi capek menunggu 'kann?!”
[Name] terkekeh, ia tersenyum kecil. Nada bicara Gojou memang terdengar kasar, tapi perkataannya membuat [Name] merasa senang.
“Ayo!”
Gojou berjalan duluan. Langkah kakinya lebar, membuat [Name] tertinggal beberapa jarak di belakang.
“Eh? Tunggu!”
[Name] menyusul. Segera berdiri di samping Gojou, ia lalu mendongak.
“Kamu mau ke mana?”“Ke suatu tempat.”
[Name] meringis. Gojou terdengar tidak ingin menjelaskan lebih dalam lagi dari perkataannya.
“Kamu ada kelas nanti 'kan? Tidak lama lagi sore, loh?” [Name] berucap. Mengingatkan, mungkin saja Gojou lupa--atau seperti itulah pikirannya.
“Yaah, aku bisa ikut kelas lain kali, sih. Ada Suguru yang masuk, dia bisa ku tanyai nanti!”
Baiklah, tebakan [Name] salah. Ia ingat jika Gojou itu bukan dirinya yang mudah melupakan sesuatu. [Name] mengangguk paham. Ia tak lagi bertanya.
Dan dia baru sadar, kalau Gojou seenaknya saja.
Langkah mereka diisi dengan ketenangan. [Name] sibuk dengan pikirannya sendiri, begitu juga Gojou.
Pria itu melirik ke arah [Name]. Yang ia dapati adalah rambut hitam bergelombang. Beserta iris hitam keabuan, hidung dan bibir yang lumayan tebal tapi mungil.
Perasaan ingin menyentuh kembali merasuki dirinya, tapi ia tidak boleh bertindak gegabah.
“Aah~ aku benar-benar kesulitan menahannya.” Gojou berucap, ia tidak mengecilkan suaranya, sengaja agar [Name] dapat mendengar perkataannya.
“Hn? Apa maksudmu?”
Ia menatap [Name]. Senyuman kecil Gojou pasang.
“Berjalan di sampingmu, atau bahkan berdiri di sisimu saja sudah cukup berbahaya dan beresiko, loh~”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity Love
FanfictionSurainya indah. Mengingatkan [Name] pada salju. Dan matanya ... layaknya langit cerah berwarna biru. ❝Ah, ada baiknya kalau kita tidak bersama 'kan? Aku ini berbahaya, loh~❞ Takdir mengikat mereka. Hanya Gojou Satoru yang tahu dan merasakan efeknya...