Chapter 15

360 80 5
                                    

Ruangan dengan luas sekitar 12 × 22 meter persegi itu sudah dipenuhi oleh mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan Makrab. Lokasi Makrab yang tidak begitu jauh dari kampus membuat beberapa peserta masih memiliki energi ekstra untuk kegiatan Makrab malam ini.

Para panitia pun sudah mulai memasuki aula satu persatu dan mulai menjalankan tugas mereka masing-masing. Ada yang mendata mahasiswa, menata panggung, mengecek sound, bahkan memberikan celetukan-celetukan konyol di atas panggung seperti yang dilakukan Sam sekarang.

"Lo jangan pada kesempatan cari jodoh disini ya. Ya walaupun kemungkinannya gede dapet pacar dari acara ini, tapi bakalan putus kalo lo udah mulai KKN," ucap Sam dan langsung mendapatkan sorakan heboh dari peserta Makrab.

"KKN tuh ngeri bos! Sekarang nih lo dapet pacar dari sini, dua tahun lagi juga putus karena pacar lo cinlok pas KKN," lanjut Sam. Sebenarnya dia curhat atau apa sih?

"Lo pada tau gak kepanjangan KKN tuh apa?" tanya Sam pada semua mahasiswa yang ada di aula.

"Kuliah Kerja Nikah!" jawab salah satu mahasiswa dan otomatis langsung mendapatkan sorakan paling keras dari teman-teman seangkatan mereka.

Sam menggelengkan kepalanya sambil menggoyangkan jari telunjuknya beberapa kali, tanda kalau jawaban mahasiswa itu salah.

"Itu mah udah terlalu mainstream, udah banyak yang tau," kata Sam dengan ekspresi wajah yang sedikit mengejek. "KKN itu bro," Sam sedikit menjeda kalimat selanjutnya, diikuti dengan air muka seperti MC kuis acara Family Seratus. "Kan-Kan Nikung," lanjut Sam sambil ketawa heboh dengan telunjuknya yang menunjuk beberapa seniornya yang sepertinya melakukan kegiatan 'tikung-menikung' waktu KKN dulu. Mahasiswa yang ada disana pun juga menyoraki jokes Sam yang menurut mereka terlalu maksa tapi juga menyoraki beberapa senior mereka yang ditunjuk oleh Sam. Bakat stand up comedy dadakan Sam itu pun mampu menghibur acara Makrab mereka malam itu.

Acara Makrab malam itu diiisi dengan berbagai games dan hiburan dari masing-masing kelompok yang sudah dibentuk dari awal mereka berangkat. Ada yang menampilkan dance seadanya, drama seadanya, dan penampilan band akustik seadanya. Semuanya memang serba seadanya dan mendadak. Hal itu dirancang agar setiap anggota kelompok bisa bersosialisasi dengan baik antar anggota kelompok mereka. Yang tadinya tidak kenal, bisa jadi kenal. Yang tadinya canggung, bisa jadi lebih leluasa.

Semua acara berjalan hampir sempurna. Ada beberapa sedikit kesalahan teknis di bagian sound, tapi hal itu sama sekali tidak mengurangi kemeriahan acara pada malam hari itu.

"Aman, Ga?" tanya Baskara pada Raga yang sedang melihat kertas HVS yang sudah lecek, mengecek rundown acara yang ia buat, apakah sudah berjalan sempurna sesuai yang dia buat.

"Aman sih, Bas. Cuma, tadi ada sedikit trouble di sound, tapi udah oke lagi sekarang."

"Great! Emang gak salah tiap acara lo yang pegang. Pasti almost perfect," Baskara menepuk pundak Raga.

"But still, i wanna zero mistake. Why is it so hard?" keluh Raga sesaat setelah membuang napas.

"Kesempurnaan hanya milik Allah kalo kata si Reyhan," celetuk Baskara dan membuat Raga kembali tertawa.

Acara malam ini sudah hampir selesai karena saat Baskara mengecek keadaan panggung, Sam dan partner MCnya sudah mulai mengumumkan untuk penghargaan per kelompok dan anggota kelompok. Lelaki itu kini menatap Raga dengan penuh arti. Raga yang merasa ditatap, membalas dengan tatapan risih dan menjengkelkan.

"Ada maunya nih," gumam Raga tapi masih bisa dengan sangat jelas didengar oleh Baskara. Membuat Baskara tertawa kecil sambil merangkul Raga.

"Lagu kesukaan Danilla apa, Ga?" tanya Baskara to the point.

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang