11 📘: Ijinkanku Merindukan Sosoknya

12 6 0
                                    

🍒HAPPY READING🍒

💐

Kutahu ini salah, tapi kumohon bawa dia dalam mimpiku~ Rayhan Al-Habib.

***

Kayra membuka matanya perlahan. Begitu sakit kala cahaya menerobos masuk dengan paksa. Ia mengerjap beberapa kali. Setelah terbuka, pandangan putih dengan gorden hijau memenuhi pandangannya.

"Sudah berapa lama Kay di sini?" lirihnya pelan.

Firman berbinar dan memanggil dokter. Dokter yang datang menangani Kayra dan tersenyum lega.

"Putri Bapak telah lolos dari maut. Selamat, ya, Pak. Dia akan segera pulih," tutur Dokter tersebut menjabat tangan Firman.

Firman berterima kasih pada Allah dan Dokter. Tak hentinya ia tersenyum bahagia. Ia mendekati putrinya dan menggenggam jemari yang masih sangat lemah itu.

"Sudah berapa lama Kayra tidak sholat?" tanya Kayra.

Pertanyaan tersebut membuat Firman menitihkan air mata. Putrinya, meski diuji dengan begitu dasyatnya, ia masih percaya akan keberadaan Tuhan penciptanya. Ia masih setia menjadi hambah yang taat dan patuh.

"Ayah? Sudah berapa lama Kayra tidak sholat?" ulangnya lagi.

"Tiga minggu," jawab Firman.

"Ayah?" panggil Kayra lemah.

"Iya Sayang. Apa yang bisa ayah bantu?"

"Di mana Meysha?"

Masya Allah! Dalam kondisinya, Kayra masih sempat memikirkan adiknya.

"Dia baru saja terlelap," jawab Firman lagi menunjuk Meysha yang berselimut kain tebal di sofa.

"Ayah?"

"Iya sayang. Ada lagi yang bisa ayah lakukan untukmu?"

"Kay ingin tahajud. Apakah sudah subuh atau belum?"

Firman menggeleng.

"Istirahat dulu. Tubuhmu belum terlalu kuat untuk melaksanakannya. Perban di tubuhmu juga belum terlepas."

"Ayah ... Kay tidak ingin menunda melaksanakan perintah-Nya. Kay ingin cepat sehat dan melunasi hutang sholat Kay. Kay takut tidak bisa melunasinya sebelum ajal menjemput," tutur Kayra jujur.

Firman membantu sang putri duduk sebentar untuk melakukan tayamum. Dilihatnya sang putri yang sambil berbaring melakukan ibadahnya dengan khusyu. Bulir hangat membasahi perban yang masih melapisi wajahnya.

"Ya Allah, terima kasih. Terima kasih untuk hari ini dengan nafas yang mau Kau ijinkan untukku. Ya Allah, Kay rindu. Namun Kay tidak tahu, untuk siapa rindu ini," lirihnya.

"Ya Allah, bagaimana dengan Rayhan? Apakah dia baik-baik saja?" tanya kemudian.

Firman memandang bingung putrinya itu.

"Siapa sayang? Suara kamu kekecilan," tanya Firman.

"Bagaimana keadaan Rayhan? Dia yang nolongin Kayra,"

KAYRA ILYASA (Cinta Di batas Trauma)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang