•Duapuluh Empat

27.6K 1.7K 45
                                    

Typo Tandai!!

Happy Reading kawan!😙

"Gila sih Ar, bini lo ngidamnya ekstrim juga yah" ujar Ryan yang takjub dengan ngidamnya Resha.

"Hm."

"Kira-kira besok kalo lahir anak nya kayak apa ya? besok kalo dah lahir mau gue kasih jurus crocodile ke tujuh ah, biar jadi penerus gue gitu." seketika Kiki mendapat tinjuan dari Ardi.

"Khusus bibit gue nggak boleh kenal sama lo!"

"Ya ilah liat aja besok kalo dah gede bakal gue jodohin anak lo sama si Riska."

"Dan liat aja, anak gue nggak bakalan mau sama adek lo"

"Oke. liat aja nanti dari bayi udah gue pepet terus anak lo!."

"Jodoh itu sudah di atur yang di atas wahai para ahli kubur." Ucap ustadz Ryan.

"Jika anda tidak tau sebaiknya mulut anda diam!"

"Apa hak anda melarang saya?"

"Oh hak saya? saya sangatlah terganggu dengan kata-kata yang terlontar dari mulut anda, maka dari itu saya berhak berpendapat." Balas kiki tidak kalah.

"Kenapa anda tidak pergi dari sini saja? bukankah jika anda melakukan itu, kita akan sama-sama tenang?"sahut Ryan lagi.

"Karena disini anda yang berpendapat silahkan sekarang anda pergi." bosan dengan perdebatan dua sahabatnya Ardi menarik pergelangan tangan Yoga membahas kafenya. itu akan lebih berfaedah dibandingkan mendengarkan perdebatan sampah tadi.

****

Ardi berjalan menaiki tangga dengan membawa satu gelas susu dan sepiring nasi goreng. saat ia membuka pintu kamar ternyata Resha sedang berdiri di balkon.

"Dingin ca masuk yuk." Ajak Ardi namun Resha menggeleng.

"Adi kalau manusia itu bisa nggak sih nyentuh bintang?"mendengar pertanyaan Resha yang sedikit nyeleneh perlahan Adi mendekat lalu memeluk Resha dari belakang.

"Nyentuh bintang gimana?" ucap Ardi meletakkan dagunya pada pundak Resha. bahkan hembusan nafas Ardi saja terasa di leher Resha hingga membuat bulu kuduknya merinding.

"Ya sentuh aja gitu"

"Eca mau nyentuh bintang? Adi bisa ajarin kalo Eca mau?"

"Mau! Eca mau!" Seru Resha senang.

"Gini caranya" Ardi menarik jari tangan Resha lalu ia arahkan ke langit lalu memilih bintang setelah itu ia tuntun jari telunjuk dan ibu jari Resha seperti memegang bintang namun dari jarak yang bahkan sangat jauh.

"Udah dapet belum?"

"Udah, tapi nggak bisa dibawa pulang dong."

Ardi menyelipkan anak rambut Resha
ditelinga lalu berganti memeluk Perut Resha. "nggak usah dibawa pulang nanti jadi rame, terus nggak bisa pelukan kayak gini deh."

"Ih risih Adi" dengan jahil Ardi mencium leher jenjang Resha dari belakang.

"Sekali kali aja sayang. belum pernah kan?" goda Ardi lagi sedangkan pipi Resha sudah merah seperti kepiting rebus.

"Adi"

"Hm?"

"Kalau suatu saat nanti terjadi sesuatu sama Eca, Adi pilih dedek nya aja ya? jangan Eca."

Good Girl [ E N D ] Where stories live. Discover now