5 📘: Ta'aruf 2

19 9 1
                                    

🍒SELAMAT MEMBACA PART-5NYA🍒

🍒🍒🍒

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS Al Isra: 32)

***

Kayra menundukkan pandangannya ketika mengetahui kehadiran Rayhan. Aini dan Sahid tersenyum dan mempersilahkan Rayhan duduk di samping Sahid–jarak dua kursi dari Kayra.

"Bagaimana Kayra?" tanya Aini kemudian.

"Ma–maaf, Bibi, Paman. Bukannya apa. Saya dan Rayhan baru saja saling mengenal selama sebulan, dan juga Rayhan adalah seorang sayyid. Bagaimana mungkin dia menikah dengan seorang yang bukan syarifah seperti saya?" Kayra tetap menundukkan kepalanya.

"Seorang sayyid bisa menikah dengan seorang yang bukan syarifah, Kayra. Yang tidak diperbolehkan menikah dengan yang bukan Ssyarif atau sayyid ialah seorang syarifah. Itu akan memutuskan nasab keturunannya. Seorang syarifah akan tetap menjadi syarifah meski dia menikah dengan seorang yang bukan syarif atau sayyid. Anak-anaknyalah yang nantinya mengikuti nasab ayahnya, dan mereka bukanlah cucu atau keturunan Baginda SAW," jelas Sahid pada Kayra.

Kayra memahaminya dengan jelas. Namun, bagaimana dengan syarifah di luar sana? Jika Kayra menikah dengan Rayhan, maka berkuranglah satu sayyid yang seharusnya diperuntukkan untuk seorang syarifah, dan Kayra tidak ingin menyakiti hati sahabatnya–Ainun Azahra. Ainun begitu menyukai Rayhan.

"Lebih baik jika bertemu dengan ayah saya untuk membahas masalah ini, Bi. Bagaimanapun, saya masih memiliki wali." Kayra mengembangkan senyumannya. Namun hatinya seperti sedang memikul sesuatu yang berat–Sesak!

"Kami sudah membicarakan ini dengan orang tuamu sebelum kalian bertemu. Sungguh tidak ada yang lebih indah dari takdir Allah ta'ala," ucap Aini.

Kayra mengangkat wajahnya bingung. Rayhan pun sama terkejutnya.

"Ya Allah ... inikah takdirmu atas semua yang terjadi padaku?" batin Kayra terharu.

"Kami membicarakan ini tepat tiga hari sebelum ibumu wafat. Di hari kematianya, kami ingin membicarakan ini denganmu. Namun, keadaanmu sedang tidak baik hari itu. Allah tengah mengujimu dengan dasyat, dan terima kasih sudah baik-baik saja hingga hari ini," tutur Aini memegang tangan Kayra.

Orang tua Rayhan dan Kayra merupakan relasi bisnis. Kayra tahu akan hal itu, sedangkan Rayhan tidak tahu jika Firman dan almarhuma Sayidah adalah orang tua Kayra.

"Jadi bagaimana Kayra? Apa jawaban kamu?" tanya Sahid.

"Saya perlu memikirkan ini, Paman. Beri saya waktu."

"Perbuatan baik sebaiknya tidak ditunda-tunda," nasehat Sahid.

"Kami akan menjalani hubungan ta'aruf sebelum lanjut ke jenjang pernikahan," ucap Rayhan kemudian.

Deg! Jantung Kayra seakan berhenti berdetak. Bukan! Bukan karena pernyataan Rayhan. Melainkan berita dari televisi yang berada di hadapan mereka saat ini. Gadis cantik itu diliputi amarah, rasa sedih, dan takut. Keadaannya tidak baik-baik saja.

"Aku akan membunuhmu! Jangan mendekat! Jangan lakukan itu! Kayra mohon! Tidak! Biadab!" rancau Kayra. Keadaannya memburuk seketika.

Semua orang yang berada di ruang keluarga itu terkejut. Tidak dengan Rayhan. Beberapa kali ia sudah melihat Kayra seperti ini, dan itu menyakiti hatinya.

KAYRA ILYASA (Cinta Di batas Trauma)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang