Bagian 27 : Permintaan

832 94 114
                                    

B a g i a n 27 : Permintaan.

Jangan bersembunyi di balik kata pertemanan itu, karena kita juga di awali oleh sebuah pertemanan.

***

"Nggi."

"Kenapa belum tidur?"

"Harusnya aku yang nanya kayak gitu, Tam."

"Jangan salah paham dulu-"

"Perempuan mana yang nggak salah paham waktu liat pacarnya lagi sama cewe lain jam satu malem, coba kasih tau aku siapa yang nggak salah paham?!"

"Arsen jalan sama cewe lain, dan Femila tau, dia lagi sedih, dan aku berusaha nenangin dia, masih salah di mata kamu?"

Anggi menatap Tama tajam, "Apa bedanya kalau gitu? Lagipula Arsen jalan sama cewe lain, memangnya udah pasti kalau itu selingkuhannya?"

"Kamu bela Arsen?"

"Bukan masalah aku belain siapapun, Tam. Tapi emang kenyataannya kayak gitu kan?"

"Aku cuma hibur Femil, Nggi."

"Lebih tepatnya, hibur seseorang yang pernah singgah di hati kamu."

"Dia temen aku-"

"Dulu kita juga berawal dari temen, Tam."

Tama menghela nafas, "Kita bicarain lagi besok ya? Aku nggak mau kata-kata buruk keluar dari mulut kita cuma karena emosi kita lagi nggak stabil."

Ia beranjak menghampiri Anggi, lalu menatap dalam gadis itu, "Kamu rumah, jadi jangan pernah ragu, Nggi."

"Kenapa aku?"

Tama tak menjawab, ia melanjutkan langkahnya kembali ke dalam vila, menyisakan Anggi yang entah harus tetap yakin atau tetap meragu.

Kelvin menepuk bahu Anggi, "Mending lo tidur aja, Nggi. Besok pagi kan kita mesti balik."

"Iya, Vin."

Anggi pun kembali ke dalam vila, dan masuk ke dalam kamar yang sudah di siapkan. Bukannya tidur, ia justru bergelut dengan pikirannya sendiri, memikirkan apakah memang sudah seharusnya di akhiri? tapi ia sangat mencintai Tama, dan melepaskan lelaki itu akan menjadi mimpi buruk terbesarnya untuk saat ini.

Tanpa sadar waktu bergerak begitu cepat, waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi, Anggi pun memutuskan untuk beranjak menuju ke teras vila, menikmati sejuknya pagi di sertai dengan kicauan burung yang terdengar seperti nyanyian di telinganya.

"Kenapa udah bangun?" tanya seseorang yang tak lain adalah Tama, lelaki itu tiba-tiba saja datang menghampirinya.

"Bukan urusanmu."

"Urusanku, Nggi. Hoodie nya mana? Kenapa di lepas?"

"Ada di kamar, ambil aja."

"Suhunya dingin Anggi, bisa kamu pakai lagi?" pinta Tama.

"Nggak," tolak Anggi.

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang